Kajian Teori Anak Autistik.

21 4 Sering menarik tangan orang dewasa bila menginginkan sesuatu. 5 Sulit bermain dengan teman sebaya. 6 Kontak mata sangat kurang. 7 Cara bermain yang tidak wajar dan monoton, seperti senang membuang-buang, membariskan barang-barang, memutar benda, membuka-buka buku. 8 Suka sekali benda tertentu, seperti botol shampoo, alat adapur, karet gelang dan merobek-robek kertas. 9 Hiperaktif atau sangat pasif, tidak bisa membela dirinya. 10 Tak tertarik pada mainan atau menggunakan mainan tidak sesuai dengan fungsinya. Gangguan atau keanehan dalam berperilaku motorik anak autistik banyak ha-hal yang menjadi hambatan bagi orang lain untuk memaknai dari perilaku tersebut, dan anak autistik mengalami hambatan dalam mengutarakan keinginannya. Hal itu disebabkan karena antara lain keterlambatan dalam perkembangan bahasa. Karakterisitik anak autistik menurut Yoswan Azwandi 2007:146 ditinjau dari interaksi sosial, komunikasi dan pola bermain, serta aktivitas dan minat yaitu dampak gangguan dari dari segi interaksi sosial. Anak autisme dapat dikenal dengan mengamati interaksi sosialnya yang ganjil dibandingkan anak pada umumnya, seperti: 1 Menolak bila ada yang hendak memeluk. 2 Tidak mengangkat kedua lenganya bila diajak untuk digendong. 3 Ada gerakan pandangan mata yang abnormal. 4 Gagal menunjukkan suatu objek kepada orang lain. 5 Sebagian anak autisme acuh dan tidak bereaksi terhadap pendekatan orangtuanya, sebagian lainnya malahan merasa terlalu cemas bila terpisah dan melekat pada orangtuanya. 6 Gagal dalam mengembangkan permainan bersama teman-teman sebayanya, mereka lebih suka menyendiri. 7 Keinginannya untuk menyendiri sering tampak pada masa kanak- kanak dan akan makin berkurang sejalan dengan bertambahnya usia. 8 Tidak mampu memahami aturan-aturan yang berlaku dalam interaksi sosial. 22 9 Tidak mampu untuk memahami ekspresi wajah orang, atau pun untuk mengekspresikan perasaannya baik dalam bentuk vocal ataupun dalam ekspresi wajah. Dampak dari gangguan interaksi sosial tersebut diantaranya gagal dalam mengembangkan interaksi dengan teman sebayanya dan lebih suka menyendiri sangat tampak pada kasus anak autistik di TKLB SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta. Anak tersebut selalu menyendiri, pendiam dan apabila didekati selalu menghindar dengan berlari menjauhi orang didekatnya yang tidak dikenalnya. Menurut Yozwan Aswandi 2007: 146 karakteristik anak autistik dari segi komunikasi, interaksi sosial, dan pola bermain serta aktivitas dan minat adalah sebagai berikut: a. Dampak gangguan dari segi komunikasi dan pola bermain. Dari segi komunikasi dan pola bermain, Yoswan Aswandi menjelaskan bahwa sebagian anak autistik mengalami keterlambatan dan abnormalitas dalam berbahasa dan berbicara. Menggumam adalah tahap perkembangan bicara yang normal muncul sebelum dapat mengucapkan kata-kata, pada anak autistik hal ini mungkin tidak nampak. Bila tertarik dengan suatu objekbenda, biasanya mereka tidak menunjukkan atau memakai gerakan tubuh untuk menyampaikan keinginan, namun berusaha menarik tangan orang lain. Mereka juga mengalami kesukaran dalam memahami arti kata-kata serta penggunaan bahasa yang sesuai konteksnya. Dampak gangguan dari segi komunikasi, anak autistik yang mampu berbicara dengan kemampuan verbalnya, biasanya tidak mampu 23 memaknai ucapanya, serta tidak mampu memahami ucapan lawan bicaranya. Kemampuan bahasa verbalnya tidak digunakan untuk berkomunikasi namun hanya menirukan kalimat lawan bicaranya membeo. Banyak anak autistik yang mengalami keterlambatan pada bahasa verbal dan dalam melakukan komunikasi. Anak yang belum berbahasa biasanya hanya mengutarakan keinginannya dengan menarik tangan orang lain tetapi belum mampu menunjukkan keinginannya. Sehingga, anak dan orang lain tersebut mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. b. Dampak gangguan dari segi aktivitas dan minat. Pada aspek aktivitas dan minat, anak autisme memperlihatkan abnormalitas dalam bermain. Beberapa anak autistik tidak menggunakan alat mainannya sesuai dengan yang seharusnya. Anak autistik menolak adanya perubahan lingkungan dan rutinitas baru. Mereka sulit dipisahkan dari suatu benda yang menjadi daya tariknya dan menolak meninggakan rumah tanpa benda tersebut. Gerakan stereotipi tampak pada hampir semua anak autistik. Seperti gerakan menggoyang-goyangkan tubuh, menggerakkan jari jemarinya di depan mata, dan sebagainya. Beberapa ahli menjelaskan karakteristik anak dengan autisme yang sering dilakukan dan sebagai identitas anak autistik. Dari pendapat ahli tersebut karakteristik anak autistik terdapat tiga gangguan perkembangan yang sangat kompleks yaitu gangguan dalam berinteraksi dengan 24 lingkungan, gangguan dalam berperilaku, aktivitas dan minat serta gangguan berkomunikasi dan pola bermain. Dapat dijelaskan beberapa perilaku yang terdapat dalam gangguan interaksi dengan lingkungan yaitu kontak mata sangat kurang bahkan tidak mampu melakukan kontak mata dengan lawan bicara, sebagian anak autistik tidak bereaksi terhadap beberapa perilaku seperti pendekatan dari orang lain. Dalam aktivitas dan minat yaitu beberapa anak autistik tidak menggunakan alat mainannya sesuai dengan yang seharusnya, sulit untuk dipisahkan dari suatu benda dan menolak meninggalkan di rumah tanpa benda tersebut. Dari kasus Tiko anak autistik yang ada di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta bahwa Tiko selalu membawa koran kemanapun dia melakukan aktivitas, apabila koran tersebut diambil, ia akan merengek, marah dan meminta. Cara mengungkapkan keinginannya terhadap benda tersebut dengan menarik tangan dan menggumam. Beberapa perilaku yang terdapat dalam gangguan komunikasi dan pola bermain yaitu sebagian anak autistik mengalami keterlambatan dan abnormalitas dalam berbahasa dan berbicara, dari kasus Tiko, ia mampu bersuara dan mengucapkan kata namun tidak jelas maknanya dan juga menggumam apabila menginginkan sesuatu. Pemahaman komunikasi nonverbal anak autistik kelas TKLB SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta yang dimaksud pada penelitian ini mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kegiatan sehari-hari. 25

B. Kajian Tentang Media Pembelajaran.

1. Pengertian Media Pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media pembelajaran menurut Briggs, 1970 dalam Sadiman dkk, 2005 : 6 yaitu segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang anak untuk belajar. Menurut Hamalik, 1986 dalam Azhar Arsyad, 2011:15 menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap anak. Berdasarkan kajian beberapa ahli tersebut di atas, dapat ditegaskan bahwa media pembelajaran yaitu alat yang digunakan untuk membantu proses penyampaian pesan yang terbuat menyerupai benda aslinya maupun miniatur seperti benda aslinya, sehingga fungsinya mampu membantu dalam proses peyampaian pesan serta membangkitkan motivasi pada anak dalam menerima pelajaran. Manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar menurut Azhar Arsyad 2011 : 26 yang bersumber dari beberapa ahli disebutkan beberapa kegunaan media pembelajaran yaitu media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak, media pembelajaran dapat mengtasi keterbatasan indera, ruang, dan 26 waktu, media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada anak tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka. Dari keempat kegunaan media tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi. Manfaat yang dimaksud untuk memperjelas penyajian pesan dan informasi yaitu media sebagai pendukung bukan sebagai unsur yang utama pada pembelajaran. Informasi pesan atau informasi bersumber dari pengetahuan umum dan media pembelajaran yang dimaksud disini sebagai alat bantu atau benda untuk memperjelas pesan informasi dari pengetahuan umum yang sangat abstrak akan dapat diperjelas dengan menggunakan media. b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak. Manfaat media untuk meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak yaitu media tidak hanya sebagai alat bantu atau benda sebagai penunjang pembelajaran namun manfaat lain untuk memberikan daya tarik bagi anak, sehingga proses belajar yang biasanya hanya duduk diam dan mendengarkan, dengan media atau alat bantu belajar anak menjadi lebih aktif dan antusias dalam menerima pelajaran. Selain itu, media pembelajaran membuat anak lebih berpikir secara umum dan akan banyak menimbulkan suatu pikiran yang berbeda tiap anak, 27 sehingga akan bertambah banyak pengetahuan yang didapat pada masing-masing anak. c. Media pembelajaran dapat mengtasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. Manfaat media untuk mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu yang dimaksud yaitu memberikan manfaat praktis apabila belajar menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran pada dasarnya dirancang untuk mempermudah namun memberikan manfaat yang besar dalam proses belajar. Keterbatasan-keterbatasan yang akan mempersulit anak untuk mencapai kedaerah yang sangat jauh dan luas dapat digunakan media seperti benda nyata namun dengan skala yang kecil seperti miniatur. Miniatur dapat dimanfaatkan bagi pembelajaran anak dengan gangguan penglihatan yang tidak mampu menjangkau daerah yang luas dan menggambarkan suatu benda.Mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu seperti gunung. Gunung dalam bentuk nyatanya sangat besar, tinggi, tidak dapat disentuh dan sangat jauh, apabila anak harus melihat secara langsung serta merabanya tentu saja akan menghabiskan waktu dalam perjalanan untuk mencapai gunung dan tidak mampu mengukur serta meraba secara menyeluruh. Untuk itu, ada penampang atau miniatur sebagai media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tentang alam tersebut. 28 Tidak hanya dengan miniatur, media berbasis audio visual seperti video, film, radio dapat digunakan sebagai media untuk membantu menyampaikan pesan secara lebih jelas. Peristiwa-peristiwa alam akan lebih mudah dijelaskan dalam media berbasis audio visual. d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada anak tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka. Manfaat media pembelajaran dapat memberikan kesamaan yang dimaksud yaitu memberikan pengalaman yang serupa tentang konsep maupun benda yang dimaksud dari mata pelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Supaya tidak menimbulkan persepsi yang berbeda pada tiap anak, dapat dilakukan pengamatan secara langsung dengan benda yang nyata atau pengalaman yang nyata misalnya melalui karyawisata di lingkungan sekitar maupun kunjungan yang lain seperti museum, kebun binatang dan tempat-tempat yang mampu dimanfaatkan sebagai tempat yang mengandung unsur pendidikan. Manfaat praktis menurut ahli di atas dapat dikaji tentang fungsi media pembelajaran, yaitu media sebagai penjelas dan membantu guru untuk menyampaikan informasi secara jelas dari beberapa materi pelajaran yang membutuhkan proses yang secara terinci perlu diketahui oleh anak serta bertujuan mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Dibidang kognitif, anak-anak autistik memiliki cara berpikir yang berbeda. Otak mereka menerima informasi dari pengideraan telinga, mata,

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 4 15

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 2 13

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 4 38

PENUTUP IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 4 61

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan.

0 1 191

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMASAK BAGI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB-C DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

5 15 134

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BABA BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D II SEKOLAH LUAR BIASA DHARMA RENA RING PUTRA 2 YOGYAKARTA.

0 4 194

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU POP-UP PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA 1 YOGYAKARTA.

1 6 161

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA ABAKUS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SLB C1 DHARMA RENA RING PUTRA 1.

0 0 208

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan - USD Repository

0 1 189