105
perintah, subjek menunjuk benda dengan benar kemudian baru mengambilnya.
Subjek diminta untuk mengambil air di kran air dengan didampingi. Anak diminta mengisi air ke dalam baskom dan
kemudian membawa air di baskom tersebut ke bak pencuci tangan yang ada di lingkungan sekolah.
Kegiatan yang kedua yaitu aktivitas memakai sepatu, langkah pesiapannya yaitu memberi instruksi ambil sepatu yang sudah
dipersiapkan. Dan kegiatan yang ketiga yaitu aktivitas memakai baju memberi instruksi ambil baju yang sudah dipersiapkan.
2 Aktivitas pembelajaran
Pengenalan benda-benda yang akan digunakan pada kegiatan aktivitas mencuci tangan, seperti sabun pencuci tangan dan
handuk. Anak diminta menunjukkan benda-benda sesuai perintah. Pembelajaran selanjutnya subjek belajar praktek
langsung ke luar kelas untuk perintah mencuci tangan mandiri. Kegiatan yang kedua yaitu aktivitas memakai sepatu, yang
pertama pengenalan benda, seperti kaos kaki dan sepatu yang telah disiapkan. Subjek diminta untuk memakai sepatu secara
mandiri dengan instruksi sederhana “pakai sepatu”. Kegiatan yang ketiga aktivitas memakai baju, yang pertama
pengenalan benda baju yang berkancing, kedua pengenalan
106
kancing. Yang terakhir subjek diminta untuk memakai baju secara mandiri dengan instruksi sederhana “pakai baju”.
3 Penutup
Subjek diminta menunjuk benda yaitu kaos kaki dan sepatu sesuai instruksi kemudian melepas sepatu setelah praktek dengan
instruksi “lepas sepatu”.
c. Pertemuan Ketiga
Materi: pembelajaran di kelas sesuai dengan tema yaitu kegiatan kemandirian aktivitas mencuci tangan, memakai sepatu dan memakai
baju. Pelaksanaan dalam pembelajaran yakni: 1
Kegiatan apersepsi Guru membimbing subjek untuk mempersiapkan kegiatan
yang akan dilakukan yang pertama aktivitas mencuci tangan yaitu dengan perintah ambil baskom di kelas, subjek menanggapi
perintah penelitidengan mengambil baskom yang disediakan pada tiap kelas. Subjek menyampaikankegiatan yang pada hari
tersebut secara nonverbal dengan menunjuk benda sesuai perintah, subjek menunjuk benda dengan benar kemudian baru
mengambilnya. Peneliti meminta subjek mengambil air di kran air dengan
didampingi. Peneliti meminta anak mulai mengisi air ke dalam baskom dan kemudian membawa air di baskom tersebut ke bak
pencuci tangan yang ada di lingkungan sekolah.
107
Kegiatan yang kedua yaitu aktivitas memakai sepatu, langkah pesiapannya yaitu memberi instruksi ambil sepatu yang sudah
dipersiapkan. Dan kegiatan yang ketiga yaitu aktivitas memakai baju memberi instruksi ambil baju yang sudah dipersiapkan.
2 Aktivitas pembelajaran
Pegenalan benda-benda yang akan digunakan pada kegiatan aktivitas mencuci tangan, seperti sabun pencuci tangan dan
handuk. Anak diminta menunjukkan benda-benda sesuai perintah. Pembelajaran selanjutnya subjek belajar praktek
langsung ke luar kelas untuk perintah mencuci tangan mandiri. Kegiatan yang kedua yaitu aktivitas memakai sepatu, yang
pertama pengenalan benda, seperti kaos kaki dan sepatu yang telah disiapkan.Subjek diminta untuk memakai sepatu secara
mandiri dengan instruksi sederhana “pakai sepatu”. Kegiatan yang ketiga aktivitas memakai baju, yang pertama
pengenalan benda baju yang berkancing, kedua pengenalan kancing. Yang terakhir subjek diminta untuk memakai baju
secara mandiri dengan instruksi sederhana “pakai baju”. 3
Penutup Subjek diminta menunjuk benda yaitu baju kemudian kancing
sesuai instruksi kemudian melepas baju setelah praktek dengan instruksi “lepas baju”.
108
Skor yang diperoleh Tiko samaran pada tes kemampuan awal pada test pertama yakni 20 dari skor maksimal 40 dengan persentase
pencapaian sebesar 50, pada test kedua yakni 21 dari skor maksimal 40 dengan persentase pencapaian sebesar 52,5, dan pada test terakhir pada
test ketiga yakni 25 dari skor maksimal 40 dengan persentase pencapaian sebesar 62,5. Skor yang diperoleh subjek belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan yakni sebesar 65. Pada hasil observasi menunjukkan skor 41 dengan presentase pencapaian sebesar
46,60. Gambaran mengenai pemahaman komunikasi nonverbal pada kegiatan sehari-hari dari subjek yaitu sebagai berikut: Tiko samaran,
dalam pemahaman subjek tentang kegiatan sehari-hari subjek disekolah masih belum tepat secara keseluruhan, subjek belum mampu memahami
kegiatan yang dilakukan dengan tepat dan subjek belum mampu menyampaikan kegiatan yang dilakukan kepada orang lain baik secara
verbal dan nonverbal. Subjek sudah cukup memahami perintah dalam melakukan kegiatan sehari-hari, akan tetapi subjek belum mampu
menyampaikan secara verbal dan nonverbal kepada orang lain mengenai kegiatan sehari-hari subjek di sekolah. Skor total yang diperoleh subjek
Tiko samaran pada tes kemampuan awal sebelum diberikan tindakan yakni pada pre test sesi pertama 20 dengan presentase 50, pada pre test
sesi kedua 21 dengan presentase 52,5, dan pre test sesi ketiga 25 dengan persentase 62,5 dan termasuk kategori rendah. Adapun hasil
observasi yang penghitungannya terdapat pada lampiran, pada sesi
109
pertama dengan skor 41 dengan presentase 46,60, sesi kedua dengan skor 45 dengan presentase 51,13 dan sesi ketiga dengan skor 51 dengan
presentase 57,60 Hasil tes kemampuan awal pemahaman komunikasi nonverbal pada
anak autistik menunjukkan bahwa persentase pencapaian skor yang diperoleh Tiko samaran dari sesi pertama, kedua dan ketiga yaitu 50,
52,5 dan 62,5. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru, dapat diketahui bahwa pemahaman komunikasi
nonverbal pada kegiatan sehari-hari di sekolah anak autistik termasuk dalam kategori rendah. Kategori rendah dalam penelitian ini ditandai
dengan perilaku subjek yang menunjukkan subjek tidak melakukan komunikasi nonverbal dalam kegiatan sehari-hari untuk mengungkapkan
keinginannya baik dengan komunikasi nonverbal gerak tubuh atau dengan menunjuk gambar kegiatan, untuk mempertegaskan pesan verbal,
untuk menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan kepada orang lain dan subjek melakukan komunikasi nonverbal dengan bantuan guru. Hasil
belajar komunikasi nonverbal subjek pada kegiatan sehari-hari belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan yakni sebesar 65.
2. Deskripsi data hasil Baseline 1
Perhitungan dengan
rumus untuk
mengetahui keterampilan
komunikasi anak autistik dapat dilihat pada lampiran, dan hasil penghitungan sebagai berikut:
110
Tabel 11.Rekapitulasi Data Hasil Keterampilan Komunikasi Non Verbal Fase Baseline 1Anak Autistik Tipe
Ringan Kelas TKLB
Sesi ke Tanggal
Waktu dilaksanakan
Skor baseline 1
Keterampilan menolong diri
1 2
September 2014
07.30 – 08.00 20
50
2 3
September 2014
07.30 – 08.00 21
52,5
3 4
September 2014
07.30 – 08.00 25
62,5
Hasil keterampilan dan cara penghitungan keterampilan komunikasi non verbal pada fase baseline 1 sebagai berikut:
Cara penghitungan fase baseline 1 sebagai berikut: Diketahui skor: 20, 21, 25
= R
SM x 100
NP : nilai persen yang dicari atau diharapkan
R : skor mentah yang diperoleh siswa
SM : skor maksimum dari semua tes
100 : bilangan tetap
Sesi 1 : skor 20 NP =
+
, 100 =
50 Sesi 2 : skor 21
NP =
- +
, 100 =
52,5 Sesi 3 : skor 25
111
NP =
. +
, 100 =
62,5
Gambaran mengenai pemahaman komunikasi nonverbal dengan memahami fungsi benda dan cara menggunakannya dalam kegiatan sehari-
hari di sekolah subjek Tiko samaran pada baseline 1 yakni sebagai berikut:
Pemahaman komunikasi nonverbal dengan pengenalan benda-benda yang digunakan sehari-hari di sekolah untuk mengetahui kemampuan awal
anak pada sesi pertama tahap pengenalan benda harus dengan bantuan verbal dan fisik. Bantuan tersebut dilakukan supaya subjek merespon
instruksi yang diberikan. Persepsi subjek terhadap benda yang digunakan tidak mengalami masalah, karena pada dasarnya subjek sudah mengenal
benda. Kelemahan subjek dalam baseline 1 pada sesi pertama, kedua dan ketiga yaitu respon subjek terhadap instruksi atau perintah terkadang tidak
fokus pada pembelajaran. Cara memfokuskan subjek pada fase baseline 1 ini dengan memberikan jeda waktu kepada subjek untuk beralih pada
mainan yang telah dipersiapkan seperti puzzle dan meronce. Pemahaman subjek terhadap benda nyata sudah dimiliki subjek dalam
kemampuan awal, namun subjek belum mampu memahami fungsi dari benda dan cara menggunakannya. Peneliti memberikan instruksi pada
penggunaan benda tersebut yaitu pada aktivitas mencuci tangan, namun respon subjek hanya diam. Sehingga pada proses mengimitasi gerakan
112
mencuci tangan harus dengan bantuan verbal dan fisik. Bantuan verbal dilakukan supaya subjek mengenal peristiwa yang sedang dilakukan dan
bantuan fisik untuk membantu subjek melakukan aktivitas dengan benar. Kemampuan subjek merespon kegiatan mengimitasi gerakan ditunjukkan
dengan diberikannya instruksi verbal saja subjek mampu melakukan tanpa bantuan penuh.
Setelah kemampuan mengimitasi gerakan, peneliti meminta anak keluar kelas untuk melakukan aktivitas yang pertama yaitu mencuci
tangan. Kemampuan subjek pada aktivitas mencuci tangan dari sesi pertama, kedua dan ketiga subjek mampu melakukan aktivitas tersebut,
namun pada sesi pertama tidak semua kegiatan dilakukan seperti tidak memakai sabun dan mengeringkan tangan. Untuk itu, peneliti memberikan
bantuan verbal dan fisik. Kegiatan yang kedua pada baseline 1 yaitu aktivitas memakai sepatu.
Aktivitas yang dilakukan pertama yaitu pengenalan sepatu dan perlengkapan yang lain yaitu kaos kaki. Subjek belum memahami benda
kaos kaki karena subjek tidak menggunakannya dalam bersepatu. Subjek hanya mengenal benda sepatu tanpa mengerti cara memakainya. Peneliti
mengetahui kemampuan subjek dalam memakai sepatu terlihat dari cara subjek memakai sepatu, subjek belum mampu memakai sepatu secara
mandiri. Ketika diminta untuk memakai sepatu, subjek langsung memasukkan kaki ke sepatu tanpa membuka perekat dan menarik bagian
atas sepatu pada punggung kaki dan bagian belakang sepatu pada