Pengembangan Instrumen Penelitian. METODE PENELITIAN

84 Melakukan aktivitas mandiri a. Praktekkegiata n mencuci tangan b. Praktekmeneka nsabun pencuci tangan c. Praktek mengering-kan tangan dengan handuk Serbet 7, 8, 9 3 Respon kompleks Melakukan serangkaian tahapan mencuci tangan 10 1 Kisi-kisi instrumen yang kedua yaitu untuk mengukur kemampuan keterampilan komunikasi non verbal dalam aktivitas memakai sepatu, yaitu sebagai berikut: Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Tes Keterampilan Komunikasi Non VerbalDalam Aktivitas Memakai Sepatu Variabel Komponen Indikator Materi Nomor butir Jumlah Butir Kemampuan komunikasi non verbal anak autistik pada tahap efiromental Psikomotor Menunjukkan objek untuk kegiatan a. Menunjuk kaos kaki b. Menunjuk sepatu 1, 2 2 Antusias danminat anak Memahami instruksi 3 1 Menirukan guru beraktifitas a. Mengimitasi gerakan memakai kaos kaki b. Mengimitasi gerakan memakai sepatu 4, 5 2 85 Melakukan aktivitas mandiri a. Praktek kegiatan memakai kaos kaki b. Praktek melepas perekat sepatu c. Praktek memakai sepatu d. Praktek merekatkan perekat sepatu 6, 7, 8, 9 4 Respon kompleks Melakukan serangkaian tahapan memakai sepatu 10 1 Kisi-kisi instrumen yang ketiga yaitu untuk mengukur kemampuan keterampilan komunikasi non verbal dalam aktivitas memakai baju, yaitu sebagai berikut: Tabel 5. Instrumen Keterampilan Komunikasi Non Verbal Dalam Aktivitas Memakai Baju Variabel Komponen Indikator Materi Nomor butir Jumlah Butir Kemampuan komunikasi non verbal anak autistik pada tahap efiromental Psikomotor Menunjukkan objek untuk kegiatan a. Menunjuk hem baju berkancing b. Menunjuk kancing baju 1, 2 2 Antusias danminat anak Memahami instruksi 3 1 Menirukan guru beraktifitas a. Mengimitasi gerakan melepas kancing baju 4, 5, 6 3 86 b. Mengimitasi gerakan me- masukkan kedua tangan ke lengan baju c. Mengimitasi gerakan mengancing- kan baju Melakukan aktivitas mandiri a. Praktekmele pas kancing baju b. Praktek me- masukkan kedua tangan ke lengan baju c. Praktek kegiatan mengancing kan baju 7, 8, 9 3 Respon kompleks Melakukan serangkaian tahapan memakai baju 10 1 Skoring tes yang digunakan menggunakan skoring rubriksebagai berikut: Tabel 6. Skoring Rubrik Hasil Tes Perbuatan Komunikasi Non Verbal Anak Autistik Skor Kriteria 4 Anak mampu melakukan instruksi tanpa bantuan 3 Anak mampu melakukan instruksi dengan salah satu bantuan verbal fisik 2 Anak mampu melakukan instruksi dengan kedua bantuan verbal dan fisik 1 Anak tidak mampu melakukan instruksi dengan bantuan verbal maupun fisik 87 Pensekoran yang digunakan menurut Ngalim Purwanto 2006:102 yaitu: = x 100 Keterangan: NP : nilai persen yang dicari atau diharapkan R : skor mentah yang diperoleh siswa SM : skor maksimum dari semua tes 100 : bilangan tetap Kategori penilaian hasil pengamatan menurut Sudjana 2005: 47 dengan langkah penyusunan sebagai berikut: 1 Menentukan rentang skor skor maksimal-skor minimal 2 Menentukan jumlah kelas kategori lima kategori yakni amat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang 3 Menghitung interval yaitu P = rentang Jumlah kelas Hitungan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Perhitungan skor untuk pengamatan keterampilan komunikasi non verbal melalui pemahaman konsep aktivitas binadiri yakni: Skor maksimal : 40 Skor minimal : 10 Jumlah kategori : 5 Interval p : 40-10 = 6 5 = an − skor maksimal 100 88 Perhitungan skor yang didapat dikategorikan ke dalam 5 lima kategori yaitu amat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Kategori tersebut dilihat oleh penghitungan skoring tes kemampuan komunikasi non verbal anak autistik dalam aktivitas binadiri sebagai berikut: Tabel 7. Kategori Hasil Pengamatan Kemampuan Anak Autistik Tentang Komunikasi Non Verbal Dalam Aktivitas Binadiri sumber : Suharsimi Arikunto, 2001:245 2. Panduan Observasi Format panduan observasi yang digunakan yaitu bentuk check list berupa rating scale. Hasil pengamatan diakukan dengan pemberian tanda √ pada skor yang terdapat dalam pedoman observasi. Adapun kisi-kisi instrument observasi yang digunakan sebagai berikut: Tabel 8. Kisi-kisi Panduan Observasi Keterampilan Komunikasi Non Verbal dalam Aktivitas Bina Diri Terhadap Anak Autistik Aspek Materi Indikator Jumlah Butir Nomor Butir Kognitif Pengetahuan Menunjukkan benda untuk melakukan kegiatan pada media pictograph . 3 1,2,3 Skor Presentase Kategori 38-40 95 - 100 Amat baik 31-37 77,5 - 92,5 Baik 24-30 60 - 75 Cukup 17-23 42,5 - 57,5 Kurang 10-16 25 - 40 Sangat kurang 89 Pemahaman Membedakan mediapictograph antar kegiatan yang berbeda 3 4,5,6 Penerapan Mempraktekkan sesuai mediapictograph 3 7,8,9 Psikomotor Persepsi Menunjukkan objek untuk kegiatan 3 10,11,12 Kesiapan Antusias dan minat siswa terhadap kegiatan yang berlangsung 1 13 Respon terbimbing Menirukan guru melakukan aktifitas yang diajarkan 3 14,15,16 Mekanisme Melakukan aktifitas yang dipelajari secara mandiri 3 17,18,19 Respon kompleks Melakukan serangkaian aktifitas sesuai mediapictograph 1 20 Afektif Menerima Antusias dan minat anak 1 21 Menanggapi Respon anak selama proses pembelajaran menggunakan pictograph 1 22 90 Cara pemberian skor pada keterampilan komunikasi non verbal dalam aktivitas bina diri anak autistik: Tabel 9. Cara Pemberian Skor Observasi Kemampuan Komunikasi Non Verbal Dalam Aktivitas Bina Diri Anak Autistik Skor Kriteria 4 Siswa mampu melakukan instruksi tanpa bantuan 3 Siswa mampu melakukan instruksi dengan salah satu bantuan verbal fisik 2 Siswa mampu melakukan instruksi dengan kedua bantuan verbal dan fisik 1 Siswa tidak mampu melakukan instruksi dengan bantuan verbal maupun fisik Perhitungan skor pada hasil tes dilakukan dengan persentase dan kemudian dikonversikan ke dalam bentuk kategori. Adapun langkah- langkah menentukan skor pengamatan menurut Suharsimi Arikunto 2010: 193 yaitu: 1 menjumlahkan banyaknya centangan untuk masing-masing kolom pilihan, 2 mengalikan banyaknya centangan dengan bobot skor, 3 menjumlahkan hasil kali skor semua kolom, 4 menyimpulkan dengan menentukan kategori skor yang diperoleh. Kategori penilaian hasil pengamatan menurut Sudjana 2005: 47 dengan langkah penyusunan sebagai berikut: 1 Menentukan rentang skor skor maksimal-skor minimal 2 Menentukan jumlah kelas kategori lima kategori yakni amat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang 91 3 Menghitung interval yaitu P = rentang Jumlah kelas Hitungan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Perhitungan skor untuk pengamatan keterampilan komunikasi non verbal melalui pemahaman konsep aktivitas binadiri yakni; Skor maksimal : 88 Skor minimal : 22 Jumlah kategori : 5 Interval p : 88-22 = 13,2, dibulatkan menjadi 13 5 = an − skor maksimal 100 Perhitungan skor hasil observasi dikategorikan ke dalam 5 lima kategori. Kategori tersebut dilihat oleh penghitungan skoring hasil observasi kemampuan komunikasi non verbal anak autistik sebagai berikut Tabel 10. Kategori Hasil Observasi Kemampuan Anak Autistik Tentang Komunikasi Non Verbal Skor Presentase Kategori 78-88 88,6 - 100 Amat baik 64-77 72,7 - 87,5 Baik 50-63 56,8 - 71,5 Cukup 36-49 40,9 - 55,6 Kurang 22-35 25 - 39,7 Sangat kurang 92

G. Uji Validitas.

Validitas menurut Suharsimi 2006 : 168 validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevaliditan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang dikatakan valid apabila mampu menunjukkan atau mengungkap data dari variabel yang diteliti dengan tepat dan jika suatu instrumen dikatakan tidak valid maka instrumen tersebut tidak tepat karena tinggi rendahnya suatu validitas instrumen menunjukkan sebatas mana data-data yang sudah ada, dan tidak terlepas dari kevalidan suatu instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes, uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi dilakukan dengan menyesuaikan materi dalam tes dengan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP sesuai kurikulum yang berlaku di SLB Dharma Rena Ring Putra II.Uji validasi dilakukan oleh praktisi yaitu orang yang menekuni suatu bidang tertentu yang sesuai dengan wilayah kajian istrumen. Pada penelitian ini profesional judgement adalah guru kelas TKLB di SLB Dharma Rena Ring Putra II. Validasi dilakukan dengan permintaan saran tertulis dan diskusi antara peneliti dan guru kelas. Aspek yang divalidasi adalah kesesuaian instrument tes dengan kondisi subjek, kesesuaian materi dengan aspek yang akan diukur yakni kemampuan komunikasi non verbal anak autistik, serta kesesuiaan materi tes dengan materi yang ada di kurikulum dan tujuan yang akan dicapai di sekolah. Instrumen dikatakan valid apabila 93 instrument tes dapat mengukur aspek yang akan diukur yakni kemapuan komunikasi non verbal anak autistik di SLB Dharma Rena Ring Putra II. Instrumen penelitian mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai apabila adanya konsitensi suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang stabil relatif tidak berubah.

H. Prosedur Perlakuan.

Pada tahap perlakuan atau treatment dalam penelitian ini akan diberikan pemberian keterampilan melakukan komunikasi non verbal melalui materi aktivitas bina diri dengan bantuan media pictograph. Perlakuan tersebut dilakukan dalam waktu 4 hari, sehingga tiap pertemuan setiap harinya akan digunakan media pictograph dalam pemahaman konsep aktivitas menolong diri sendiri. Anak akan diberikan soal melalui instruksi dari guru yang berupa perintah untuk melakukan aktivitas dengan bantuan media pictograph. Penggunaan pictographini disesuaikan dan telah dimodivikasi dari gambar, cara penyampaian serta ada gambar penjelas atau gambar bantuan yang dibuat peneliti supaya konsep aktivitas menolong diri sendiri dapat terbentuk. Peneliti mengenalkan media pictograph setelah kartu gambar bantuan atau penjelas dimengerti anak. Kartu gambar penjelas atau bantuan dibuat tidak sama dengan media pictograph melainkan kartu gambar asli. Sehingga dengan begitu diharapkan anak lebih terampil dalam komunikasi non verbal tentang aktivitas kemandirian melalui media pictograph. 94

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif. Maksud dalam penelitian ini, semua data yang telah dikumpulkan dalam bentuk skor. Cara pengukuran menggunakan Trial sebagai ukuran variabel terikat yang menunjukkan banyaknya kegiatan trial untuk mencapai suatu kriteria yang telah ditentukan. Jenis ukuran ini digunakan pada penelitian yang intervensinya merupakan pengajaran praktek atau mengikuti suatu kriteria tertentu. Data ini diabalisis dan divisualisasikan menggunakan grafik garis dengan acuan Single Subject Research baseline satu A1 – Intervensi B – baseline dua A2. Dibawah ini adalah tahapan analisis data dengan acuan Single Subject Research yakni: 1. Analisis dalam kondisi dengan urutan tahapan yang dimulai dari panjang kondisi, estimasi kecenderungan arah, kecenderungan stabil, kecenderungan jejak, level stabilitas dan rentang, level perubahan. 2. Analisis antar kondisi baseline dengan kondisi interval dengan urutan tahapan yang dimulai dari jumlah variable yang diubah, perubahan kecenderungan arah dan efeknya, perubahan kecenderungan stabilitas, perubahan level, presentase overlap Sunanto, 2006. a. Analisis visual dalam kondisi 1 Panjang kondisi 95 Panjang interval menunjukkan jumlah sesi dalam setiap fase yaitu fase Baseline 1 A1, Intervensi dan Baseline 2 A2. 2 Estimasi kecenderungan arah Estimasi kecenderungan arah adalah melihat perkembangan perilaku dengan menggunakan garis naik, sejajar atau turun, dengan membelah dua split-middle dengan cara: a Membagi data pada fase baseline atau intervensi menjadi dua bagian. b Bagian kanan kiri juga masing-masing dibagi menjadi dua bagian lagi. Tarik garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik temu antara garis grafik dengan garis belahan kanan dan kiri, garisnya naik, mendatar atau menurun. 3 Kecenderungan stabilitas Menentukan kecenderungan stabilitas kemampuan anak dalam kondisi baik baseline maupun intervensi, dalam hal ini menggunakan kriteria stabilitas 15 Sunanto, dkk. Maka perhitungannya sebagai berikut: a Menghitung trand stabilitas 15 nilai tertinggi X 0,15 b Menghitung mean level jumlah point data dibagi banyaknya sesi c Menentukan batas atas mean level ditambah setengan rentang dari trend stabily

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 4 15

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 2 13

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 4 38

PENUTUP IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 4 61

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan.

0 1 191

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMASAK BAGI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB-C DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

5 15 134

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BABA BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D II SEKOLAH LUAR BIASA DHARMA RENA RING PUTRA 2 YOGYAKARTA.

0 4 194

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU POP-UP PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA 1 YOGYAKARTA.

1 6 161

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA ABAKUS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SLB C1 DHARMA RENA RING PUTRA 1.

0 0 208

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan - USD Repository

0 1 189