Akhlak Kurikulum 2013
53
53 menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya, mendoakan, menyenangkan bagi yang sakit
dan keluarganya, membantu meringankan beban, mendukung kesabaran, ketabahan dan sebagainya.
b. Bersegera mengunjunginya
Khususnya bila ia sudah lama sakit, hendaknya jangan sampai terlambat untuk men- jenguknya. Sebab, hal itu bisa membuatnya sedih dan dapat berpengaruh tidak baik pada
dirinya. Maka itu, hendaklah bersegera menjenguk saudara yang sedang sakit, sebab itu dapat
mengurangi rasa sakitnya, dapat menghiburnya, dan semoga dapat meringankan beban pikirannya serta menjadi salah satu sebab kesembuhannya.
c. Menjenguk dengan berjalan kaki
Di antara sunah Rasulullah Saw. ketika menjenguk orang sakit adalah dengan ber- jalan kaki. Pada suatu hari Jabir Ra. pernah sakit dan Rasulullah Saw. menjenguknya
dengan berjalan kaki. Jabir Ra. menuturkan :
ٍن ْو َذِْب� َاَو ٍلْغُب ِبِكاَِب� َسْيَل ََل َسَو ِهْيَلَع ُ ٰلا َلَص ِ ٰلا ُلْو ُسَر ْيـِنَءا َج
Artinya : Rasulullah Saw. pernah datang menjengukku, beliau tidak mengendarai
baghl dan tidak pula kuda. HR. al-Bukhari Baghl adalah hewan hasil persilangan antara kuda dengan keledai. Dalam redaksi lain
disebutkan, “Beliau dan Abu Bakar menjenguknya dengan berjalan kaki.” Akan tetapi,
bila tempat atau rumah yang dituju jaraknya jauh, tidak mengapa menuju ke sana dengan berkendara sepeda motor, mobil, atau yang lainnya.
d. Mencari waktu yang tepat
Berkenaan dengan masalah kapan waktu yang tepat untuk mengunjungi orang sakit, tergantung pada kebiasaan tiap-tiap daerah. Waktu yang tepat adalah yang bukan meru-
pakan waktu untuk istirahat, namun waktu yang sering digunakan orang-orang untuk mengunjungi orang sakit.
Adapun di antara waktu yang tidak tepat untuk mengunjungi ialah, seperti terlalu pagi atau terlalu malam, atau siang hari di waktu orang-orang biasa tidur siang, dsb.
Imam Ahmad ra berkata: “di bulan Ramadhan, waktu menjenguk adalah pada malam hari.” Seseorang berkata kepadanya: “Fulan sakit,” dan pada waktu itu sedang musim
panas dan di siang bolong. Beliau berkata: “Ini bukan waktu yang tepat untuk menjen- guknya.”
Buku Guru Kelas X
54
e. Bertanya tentang keadaannya
Bisa menanyakan hal itu kepada keluarganya atau langsung kepada orang yang sedang sakit. Pertanyaan ini merupakan tanda perhatian seseorang kepada saudaranya. Suatu
ketika Rasulullah Saw. sakit, Ali bin Abi Thalib ra. menemui beliau lalu keluar. Orang- orang bertanya kepadanya, “
Ya Abu Hasan, bagaimana kondisi Rasulullah pagi ini.” Ali Ra. menjawab:
“Segala puji bagi Allah, pagi ini beliau sudah sembuh.” HR. al-Bukhari Pada suatu saat Nabi Muhammad Saw. menjenguk seorang sahabat yang sedang
sakit. Beliau bertanya: “Bagaimana kondisimu?” Ia menjawab: “Demi Allah, wahai
Rasulullah, sesungguhnya aku berharap rahmat Allah, namun aku takut akan dosa- dosaku.” Rasulullah Saw. menjelaskan: “Tidaklah dua hal tersebut rasa harap dan ta-
kut terkumpul pada hati seorang hamba pada kondisi seperti ini, melainkan Allah akan beri apa yang ia harapkan dan Dia curahkan keamanan dari apa yang ia takuti”. HR.
At-Tirmidzi dan Ibnu Majah
f. Membawakan Hadiah
Hadiah memiliki pengaruh yang luar biasa, di antaranya dapat menumbuhkan rasa kasih sayang antara sesama manusia. Maka itu, bila memungkinkan hendaknya orang
yang menjenguk membawakan oleh-oleh untuk si sakit atau untuk keluarganya.
g. Menghiburnya dengan banyaknya pahala dari Allah