Kisah teladan Abu Bakar as-Shiddiq Ra

Buku Guru Kelas X 166 sepupu bapak. Beliau dilahirkan dua tahun enam bulan setelah Tahun Gajah. Di masa jahiliah Abu Bakar dikenal sebagai seorang yang jujur, berakhlak mulia, dan mahir dalam berdagang. Hal ini diketahui oleh semua manusia sehingga beliau sering didatangi para pemuda Quraisy untuk diminta keterangan tentang ilmu pengetahuan, strategi berdagang, dan sopan santunnya. Selain itu, beliau juga termasuk salah satu dari ahli nasab Quraisy hingga Rasulullah pernah mengatakan, “Sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang Quraisy yang paling mengetahui tentang nasab mereka.” HR. Muslim Bahkan Abu Bakar tidak pernah meminum Khamer walaupun di masa jahiliah. Tatka- la beliau ditanya, beliau menjawab, “Aku adalah orang yang menjaga kehormatan dan menjaga kewibawaan, siapa yang meminum khamer maka berarti dia telah melalaikan kehormatan dan wabawanya.” Ketika cahaya Islam menerangi bumi Makkah dibawa oleh seorang Al-Amin yakni Rasulullah Saw., maka Abu Bakar ra menyambut baik hidayah Islam, bahkan beliau adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan kaum laki-laki yang merdeka. Sahabat Ammar bin Yasir bercerita, “Aku melihat Rasulullah di Makkah dan tidakkah bersamanya kecuali lima orang budak, dua wanita, dan Abu Bakar.” HR. Bukhari Setelah mengikrarkan keislamannya, Abu Bakar ra mengajak sahabat-sahabatnya un- tuk masuk Islam, sehingga dengan sebab dakwahnya banyak para pemuda Makkah yang menyatakan keislamannya. Beliau pun banyak menginfakkan hartanya di jalan Allah Swt.. Bahkan beliau pernah menginfakkan seluruh hartanya hingga sahabat Umar tidak dapat mengalahkannya dalam berinfak. Selain itu, Abu Bakar memerdekakan para budak dan tidak mengharapkan dari hal itu semua kecuali ridha Allah Swt..

b. Kisah teladan Abu Bakar as-Shiddiq Ra

Beliau adalah seorang yang selalu membenarkan berita yang dibawa Nabi Muham- mad Saw. semustahil apa pun menurut manusia. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj adalah bukti nyata bahwa beliau adalah as-Shiddiq. Tatkala manusia datang beramai-ramai sambil mengolok-olok Rasulullah karena ceritanya tersebut, tetapi apa yang diucapkan oleh sa- habat Abu Bakar? Beliau justru mengatakan, “Apabila Rasulullah telah mengatakan hal itu, maka sungguh dia telah benar.” Karena itu, tidak berlebihan bila beliau disebut sebagai as-Shiddiq, bahkan yang memberi gelar tersebut adalah Rasulullah Saw. sendiri. Suatu hari Rasulullah naik ke gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar, dan Usman. Gunung Uhud itu bergetar, lantas Rasulullah Saw. menenangkan gunung Uhud seraya mengatakan, “Tenang wahai Uhud, karena di atasmu ada seorang Nabi, Shiddiq dan dua orang Syahid.” HR. Bukhari Terkait dengan cerita diatas, Al-Imam Ibnu Jarir mengatakan bahwa pelaku dalam QS. Az-Zumar [39]:33 “Dan orang yang membawa kebenaran Muhammad dan mem- Akhlak Kurikulum 2013 167 167 benarkannya mereka itulah orang-orang yang bertaqwa,” adalah Nabi Muhammad dan Abu Bakar Abu Bakar ra. adalah sahabat Rasulullah Saw. yang sangat berhati-hati dalam hal makanan. Aisyah ra menceritakan bahwa suatu waktu Abu Bakar memiliki seorang budak yang setiap harinya budak tersebut memberi beliau hasil usaha kesehariannya. Abu Bakar pun memakan dari hasil usaha budaknya tersebut. Suatu hari budak tersebut mem- bawa makanan dan Abu Bakar memakan sebagian dari makanan tersebut. Lantas budak tersebut mengatakan kepadanya, “Wahai tuanku, tahukan Anda dari mana makanan ini?” Abu Bakar menjawab, “Dari mana engkau dapat makanan ini?” Budak itu menjawab, “Dahulu saya pernah berlagak seperti orang pintar dukun kepada seseorang, padahal saya sama sekali tidak tahu tentang ilmu perdukunan. Saya hanya menipunya dan ia memberikan upah kepadaku, termasuk apa yang engkau makan tadi.” Mendengar hal itu Abu Bakar ra. langsung memasukkan jari ke mulutnya dan me- muntahkan semua makanan yang tadi ia makan. HR. Bukhari Zaid bin Arqam Ra bercerita, “Salah satu budak Abu Bakar ra. pernah melakukan ghulul dan darinya ia membawa makanan kepada Abu Bakar. Setelah Abu Bakar sele- sai makan, budak tersebut mengatakan, ‘Wahai Tuanku, biasanya setiap malam engkau bertanya kepadaku tentang setiap hasil usahaku, tetapi mengapa malam ini engkau tidak bertanya terlebih dahulu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Yang menyebabkan hal itu tidak lain adalah karena rasa lapar. Memangnya dari mana harta tersebut?’ Maka budak tersebut menceritakan usahanya. Serta-merta Abu Bakar menjawab, ‘Hampir saja engkau mem- bunuhku.’ Lalu Abu Bakar memasukkan tangannya ke mulut dan berusaha memuntahkan setiap suapan makanan yang tertelan, tetapi usahanya tidak berhasil, kemudian dikatakan, ‘Sesungguhnya makanan itu tidak dapat keluar kecuali dengan air.’ Maka beliau meminta segelas air lalu meminumnya dan memuntahkannya hingga keluar semua makanan yang tadi beliau makan. Lalu dikatakan kepada beliau, ‘Engkau lakukan ini hanya karena in- gin memuntahkan makanan yang telah engkau makan?’ Beliau menjawab, ‘Seandainya ia tidak keluar kecuali bila harus bersama jiwaku maka akan aku lakukan’.

c. Meneladani Akhlak Utama dari Abu Bakar as-Shiddiq Ra