Akhlak Kurikulum 2013
167
167 benarkannya mereka itulah orang-orang yang bertaqwa,” adalah Nabi Muhammad dan
Abu Bakar Abu Bakar ra. adalah sahabat Rasulullah Saw. yang sangat berhati-hati dalam hal makanan. Aisyah ra menceritakan bahwa suatu waktu Abu Bakar memiliki seorang
budak yang setiap harinya budak tersebut memberi beliau hasil usaha kesehariannya. Abu Bakar pun memakan dari hasil usaha budaknya tersebut. Suatu hari budak tersebut mem-
bawa makanan dan Abu Bakar memakan sebagian dari makanan tersebut. Lantas budak tersebut mengatakan kepadanya, “Wahai tuanku, tahukan Anda dari mana makanan ini?”
Abu Bakar menjawab, “Dari mana engkau dapat makanan ini?” Budak itu menjawab, “Dahulu saya pernah berlagak seperti orang pintar dukun
kepada seseorang, padahal saya sama sekali tidak tahu tentang ilmu perdukunan. Saya hanya menipunya dan ia memberikan upah kepadaku, termasuk apa yang engkau makan
tadi.” Mendengar hal itu Abu Bakar ra. langsung memasukkan jari ke mulutnya dan me- muntahkan semua makanan yang tadi ia makan. HR. Bukhari
Zaid bin Arqam Ra bercerita, “Salah satu budak Abu Bakar ra. pernah melakukan ghulul dan darinya ia membawa makanan kepada Abu Bakar. Setelah Abu Bakar sele-
sai makan, budak tersebut mengatakan, ‘Wahai Tuanku, biasanya setiap malam engkau bertanya kepadaku tentang setiap hasil usahaku, tetapi mengapa malam ini engkau tidak
bertanya terlebih dahulu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Yang menyebabkan hal itu tidak lain adalah karena rasa lapar. Memangnya dari mana harta tersebut?’ Maka budak tersebut
menceritakan usahanya. Serta-merta Abu Bakar menjawab, ‘Hampir saja engkau mem- bunuhku.’ Lalu Abu Bakar memasukkan tangannya ke mulut dan berusaha memuntahkan
setiap suapan makanan yang tertelan, tetapi usahanya tidak berhasil, kemudian dikatakan, ‘Sesungguhnya makanan itu tidak dapat keluar kecuali dengan air.’ Maka beliau meminta
segelas air lalu meminumnya dan memuntahkannya hingga keluar semua makanan yang tadi beliau makan. Lalu dikatakan kepada beliau, ‘Engkau lakukan ini hanya karena in-
gin memuntahkan makanan yang telah engkau makan?’ Beliau menjawab, ‘Seandainya ia tidak keluar kecuali bila harus bersama jiwaku maka akan aku lakukan’.
c. Meneladani Akhlak Utama dari Abu Bakar as-Shiddiq Ra
Sebagai sahabat Nabi tentu Abu Bakar memiliki ahlak yang luhur dan dapat dite- ladani oleh kita semua. Sifat yang patut kita teladani dari Abu Bakar antara lain :
1 Kasih sayang, suka menolong dan dermawan Abu Bakar adalah salah satu sahabat kaya raya yang dermawan. Bahkan sejak masuk
Islam, dia telah mempersilahkan Rasulullah menggunakan harta bendanya untuk berda- kwah demi kejayaan agama Islam. Abu Bakar adalah sosok yang pengasih. Hal ini dibuk-
tikan dengan penebusan kepada seorang budak yang disiksa oleh majikannya karena ma-
Buku Guru Kelas X
168 suk Islam, dialah Bilal bin Rabbah. Tidak hanya Bilal, masih banyak lagi budak-budak
beragama Islam yang dibebaskan oleh Abu Bakar. Kasih sayang, suka menolong dan dermawan merupakan ahlak yang sangat dian-
jurkan dalam Islam. Salah satu asmaul husna adalah ar-rahman dan ar-rahim, artinya pengasih dan penyayang. Dalam Al-Quran dan hadis kita juga dianjurkan untuk saling
menolong. Allah Swt. menyuruh kita tolong menolong dalam hal kebaikan dan taqwa, namun dilarang tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. Mendermakan sebagian
harta kita untuk orang lain yang membutuhkan akan dapat mengurangi dosa kita, menja- dikan harta kita bersih dan rizki akan bertambah banyak.
2 Rendah hati Sikap rendah hati Abu Bakar terlihat ketika berpidato di awal pemerintahannya. Abu
Bakar berkata kepada umat Islam, ”Bantulah aku jika aku berada di jalan yang benar,
dan bimbinglah aku jika aku di jalan yang salah. Taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan jika aku mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka janganlah
engkau mengikutiku.”
Penyebab iblis menjadi musuh kekal manusia dan diturunkan dari surga adalah kare- na sifat sombong iblis. Allah Swt. sangat menyukai orang yang rendah hati, sebaliknya
Allah Swt. sangat mengutuk orang yang sombong. Dalam hadis dijelaskan bahwa orang yang sombong tidak akan dapat mencium wanginya surga.
3 Berjiwa tenang Ketika Rasulullah Saw. meninggal dunia, semua orang begitu sedih karena merasa
kehilangan orang yang sangat dicintai. Bahkan Umar bin Khattab sangat marah dan men- ghunuskan pedang ketika ada orang yang memberi kabar bahwa Rasululllah Saw. menin-
ggal. Namun tidak demikian dengan Abu Bakar, dia menampakkan kepasrahannya, dia menerima dengan ikhlas atas meninggalnya Rasulullah Saw.
4 Suka bermusyawarah Sebagai seorang pemimpin Abu Bakar jauh dari sifat otoriter. Dia selalu memutus-
kan persoalan yang dihadapi umat Islam dengan jalan musyawarah. Hal ini bisa dilihat ketika Abu Bakar jatuh sakit dan merasa ajalnya sudah dekat. Dia memanggil para tokoh
Islam dari berbagai suku untuk diajak musyawarah menentukan siapa pengganti khali- fah setelah dia meninggal. Meskipun pada akhirnya Abu Bakar menunjuk sendiri Umar
bin Khattab sebagai penggantinya namun dia tetap menawarkannya kepada para sahabat yang lain.
Akhlak Kurikulum 2013
169
169 5 Setia
Saat Rasulullah Saw. berturut-turut ditinggal wafat oleh orang-orang yang disay- anginya, Abu Bakar adalah orang yang pandai menghibur Rasulullah Saw. Abu Bakar
juga selalu mendampingi dakwah Rasulullah Saw., baik dalam keadaan bahagia maupun bahaya. Ketika Nabi mendapatkan perlawanan dari kaum kair Quraisy, Abu Bakar se-
lalu membela Rasulullah Saw., bahkan beberapa kali Abu Bakar berhasil menghentikan perbuatan orang kair Quraisy yang akan membunuh Rasulullah. Kesetiaan Abu Bakar
terhadap Rasulullah Saw. juga dibuktikan ketika Abu Bakar mendampingi Rasulullah saat hijrah ke Madinah. Padahal kejaran kaum kair Quraisy adalah bahaya yang men-
gancam ketika itu, namun Abu Bakar telah membuktikan kesetiaannya untuk menemani
Rasulullah Saw. sampai di Madinah.
2. Umar Bin Khattab Ra a. Riwayat hidup Umar bin Khattab Ra