Menghiburnya dengan banyaknya pahala dari Allah Mengajarinya doa ketika tertimpa musibah Mengingatkan agar selalu sabar Mengingatkannya agar selalu berprasangka baik kepada Allah Swt.

Buku Guru Kelas X 54

e. Bertanya tentang keadaannya

Bisa menanyakan hal itu kepada keluarganya atau langsung kepada orang yang sedang sakit. Pertanyaan ini merupakan tanda perhatian seseorang kepada saudaranya. Suatu ketika Rasulullah Saw. sakit, Ali bin Abi Thalib ra. menemui beliau lalu keluar. Orang- orang bertanya kepadanya, “ Ya Abu Hasan, bagaimana kondisi Rasulullah pagi ini.” Ali Ra. menjawab: “Segala puji bagi Allah, pagi ini beliau sudah sembuh.” HR. al-Bukhari Pada suatu saat Nabi Muhammad Saw. menjenguk seorang sahabat yang sedang sakit. Beliau bertanya: “Bagaimana kondisimu?” Ia menjawab: “Demi Allah, wahai Rasulullah, sesungguhnya aku berharap rahmat Allah, namun aku takut akan dosa- dosaku.” Rasulullah Saw. menjelaskan: “Tidaklah dua hal tersebut rasa harap dan ta- kut terkumpul pada hati seorang hamba pada kondisi seperti ini, melainkan Allah akan beri apa yang ia harapkan dan Dia curahkan keamanan dari apa yang ia takuti”. HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah

f. Membawakan Hadiah

Hadiah memiliki pengaruh yang luar biasa, di antaranya dapat menumbuhkan rasa kasih sayang antara sesama manusia. Maka itu, bila memungkinkan hendaknya orang yang menjenguk membawakan oleh-oleh untuk si sakit atau untuk keluarganya.

g. Menghiburnya dengan banyaknya pahala dari Allah

Hal ini dapat meringankan beban penderitaan orang yang sedang sakit dan dapat membuatnya sabar dan ridha dengan takdir Allah kepada dirinya. Pernah suatu hari Rasulullah Saw. menjenguk seorang wanita yang sakit, beliau men- gatakan: ِبَه َذلا َثَب َخ ُراَنلا ُبِه ْذُت اَ َك ُه َي�اَط ِخ ِهِب ُه ُبَه ْذَي ِِل ْسُمْـلا َضَرَم َنِإَف ِءَلُعْلا ُمُأ َي� ْيِ ِثسْبَأ ِة َضِفْلاَو Artinya : Bergembiralah, wahai Ummul ‘Ala`, sebab sakitnya seorang muslim, den- gannya Allah akan menghilangkan kesalahan-kesalahannya, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran pada emas dan perak. ash-Shohihah, no. 714

h. Mengajarinya doa ketika tertimpa musibah

Musibah itu bermacam-macam dan di antaranya adalah penyakit. Adapun doa yang diajarkan Rasulullah Saw. bagi orang yang terkena musibah adalah sebagai berikut: Akhlak Kurikulum 2013 55 55 اَ ْن� ِم اً ْي� َخ ِل ْفِل ْخ َ أَو ْي ِة�َبْي ِص ُم ي ِن� ي ِن� ْر ُجأ َمُه َللا ، َنْوُع ِجاَر ِهْيَلِإ َن�ِإ َو ِِٰل َن�ِإ Artinya : Sesungguhnya kita milik Allah dan hanya kepada-Nya semata kita akan kembali. Ya Allah, berilah pahala dari musibah ini, dan gantikanlah bagiku dengan yang lebih baik darinya. HR. Muslim

i. Mengingatkan agar selalu sabar

Hendaklah orang yang sakit selalu diingatkan agar selalu sabar dalam menghadapi ujian dari Allah Swt. sabar dalam menghadapi ujian hukumnya adalah wajib. Sedangkan marah atau berkeluh kesah hukumnya haram. Ulama menyebutkan, orang yang tertimpa musibah itu terbagi menjadi empat tingkatan: Pertama, marah dan berkeluh kesah. Ked- ua, bersabar. Ketiga, ridha. Keempat, bersyukur. Bagi orang yang sakit, minimal ia bersabar, bila sampai derajat rida atau bersyukur, maka itu lebih baik lagi.

j. Mengingatkannya agar selalu berprasangka baik kepada Allah Swt.

Berprasangka baik kepada Allah Swt. hukumnya wajib. Sebaliknya, berprasangka buruk kepada Allah Swt. hukumnya haram. Seorang hamba hendaknya senantiasa ber- prasangka baik kepada Allah ta’ala dalam keadaan bagaimana, di mana dan kapan pun juga. Bahkan ketika kematian menjemputnya, hendaknya ia senantiasa berprasangka baik kepada Rabbnya. Rasulullah Saw. menyampaikan ; َل َجَو َزَع ِ ٰل ِب� َنَظلا ُن ِسْ ُي� َوُهَو َاِإ ْ ُك ُدَحَأ َن َة�ْوُ َي� َا Artinya: Janganlah seorang dari kalian meninggal dunia melainkan dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah ‘azza wa jalla. HR. Muslim

k. Melarang untuk berkeluh kesah dan mengharap kematian