4988
85,7 13
13 13
Jumlah 30
13 43,3
Merujuk pada Tabel 4.1 tersebut, nilai terendah Formatif I adalah 57,1 dan tertinggi adalah 85,7. Kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan adalah 80 dengan nilai rata-rata sebesar 75,2 maka belum mencapai KKM,
dengan 17 orang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan atau tidak tuntas, dengan demikian ketuntasan klasikal adalah sebesar 43,3. Kriteria ketuntasan klasikal yang ditetapkan adalah 85 siswa memperoleh nilai sama
dengan atau di atas KKM. Sehingga nilai ini jauh berada di bawah kriteria keberhasilan sehingga dapat dikatakan KBM Siklus I sama sekali tidak berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas.
Tabel 4.2 Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No Aktivitas
Jumlah Rata-Rata
Proporsi 40.0
1 Menulis,membaca 80
20 2 Mengerjakan
58 14.5
29.0 3 Bertanya pada. teman
32 8
16.0 4 Bertanya pada guru
24 6
12.0 5 Yang tidak relevan
6 1.5
3.0 Jumlah
200 50
100.0
Merujuk pada Tabel 4.2, pada Siklus I rata-rata aktivitas I yakni menulis dan membaca memperoleh proporsi 40. Aktivitas mengerjakan dalam diskusi mencapai 29,0. Aktivitas bertanya pada teman sebesar
16,0. Aktivitas bertanya kepada guru 12,0 dan aktivitas yang tidak relevan dengan KBM sebesar 3,0. Nilai –
nilai ini memperlihatkan beberapa hal diantaranya, ketika siswa berdiskusi dalam kelompok banyak kelompok yang terlihat bingung dalam pelaksanaannya sehingga peneliti kewalahan melayani pembimbingan tiap kelompok.
Sementara beberapa siswa tidak aktif dalam melaksanakan diskusi, siswa tersebut hanya berdiam diri, seolah-olah tidak mau tahu dan hanya melakukan kegiatan menulis dan membaca, meskipun ada beberapa siswa yang aktif
dalam berargumen.
4.1. Refleksi
Setelah siklus I selesai maka peneliti melakukan refleksi. Ketidaktuntasan dan rendahnya hasil Formatif I tersebut diakibatkan oleh beberapa hal diantaranya, ketika siswa berdiskusi dalam kelompok banyak kelompok
yang terlihat bingung dalam pelaksanaannya, Ada pula yang bingung dengan langkah yang harus dilaksanakan. Sementara beberapa siswa tidak aktif dalam melaksanakan diskusi, siswa tersebut hanya berdiam diri, seolah-olah
tidak mau tahu meskipun ada beberapa siswa yang aktif dalam berargumen. Kemudian ada beberapa kelompok yang masih bingung dan tampak belum bisa menarik kesimpulan diskusi. Selain itu ada juga siswa yang tidak serius
dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak relevan dengan KBM. Siswa juga tidak mau menyampaikan hasil diskusi, hal ini dikarenakan siswa kurang percaya diri dan belum terampil dalam mengemukakan pendapat dan
bertanya.
4.2. Pembabasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada Siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran yang tampak clan perolehan hasil tes dan Ve-akt-ifan siswa-. -Nfe
—rujuk pada -Tab-eT 4.5, -dapat
4989
kits Ti-hat adanya persentase kenaikan nilai siswa dari pretes dengan rata-rata 33,8 dan ketuntasan 0 menjadi rata- rata 75,2 dangan ketuntasan klasikal 43,3 pada formatif I. Hal itu menunjukkan bahwa pelaksanaan Siklus I
belum mencapai keberhasilan. Formatif II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar menjadi rata-rata 88,8. Hasil Siklus II meski mendapatkan nilai rata-rata diatas KKM, secara klasikal menunjukkan adanya keberhasilan
pembelajaran dengan ketuntasan klasikal mencapai 90. secara keseluruhan hasil belajar siswa meningkat dari Pretes, Formatif I, sampai Formatif II. Namur
peningkatan yang terjadi belum mampu memberikan ketuntasn belajar pada siswa baik pada pembelajaran Siklus I maupun pembelajaran Siklus H. Kondisi ini muncul karena berbagai kendala yang dihadapi saat pelaksanaan
pembelajaran. Merujuk pada tabel 4.2 dan 4.4, Penilaian aktivitas diperoleh dari lembar observasi aktivitas. Pengamatan
dilakukan oleh dua pengamat selama 20 menit kerja kelompok dalam setiap KBM atau 40 menit dalam satu Siklus. Dengan pengamatan. setiap 2 merit, maka nilai maksimum yang mungkin teramati untuk satu kategori aktivitas
selama 40 menit adalah 20 kali. Merujuk pada Tabel 4.5, pada. Siklus I rata-rata aktivitas, 1 yakni menulis dan membaca memperoleh persentasi 40. Aktivitas mengerjakan dalam diskusi mencapai 29. Aktivitas, bertanya
pada teman sebesar 16. Aktivitas bertanya kepadaPeneliti 12 dan aktivitas yang tidak relevan. dengan KBM sebesar 3. Merujuk pada Tabel 4.4 pada. Siklus II aktivitas menulis dan membaca turun menjadi 23 yang
sepertinya mengindikasikan bahwa siswa lebih tertarik bekeda secara individu namun ternyata kondisi ini diimbangi dengan kenaikan aktivitas mengerjakan dalam diskusi yang meningkat menjadi 41,5. Sementara
aktivitas bertanya pada teman tatap16 dan bertanya pada Peneliti naik menjadi 18,5.
Kesimpulan awal tentang karakter siswa adalah bahwa siswa tidak mempersiapkan diri untuk belajar di rumah tentang materi yang baru akan diajarkan di sekolah, Sehingga ketika peneliti melaksanakan Siklus I, peneliti
mengalami berbagai kendala antara lain ketika siswa berdiskusi dalam kelompok banyak kelompok yang terlihat bingung dalam. pelaksanaannya, ada pula yang hinging fiengan- langkah yang harus_dilaksanakan Sementara
beberapa- siswa tidak aktif dalam melaksanakan diskusi, siswa tersebut hanya berdiam diri, seolah-olah tidak mau tabu meskipun ada beberapa siswa yang aktif dalam berargumen. Kemudian ada beberapa kelompok yang masih
bingung dan tampak belum bisa menarik kesimpulan diskusi. Kerjasama siswa dalam kelompok masih belum optimal, masih banyak siswa yang pasif. Mereka memang terlihat seperti mengerjakan, tetapi sebenarnya hanya
sebagian kecil saja dari mereka yang mengerjakan, yang lainnya hanya bergantung pada temannya. Hal ini dikarenakan siswakurang mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Kelemahan yang terjadi
pada. Siklus I akan diperbaiki pada Siklus H dengan melakukan tindakan-tindakan. Adapun solusi yang diterapkan pada pelaksanaan Siklus II dari hasil refleksi diatas antara lain: Peneliti memberikan peringatan agar setiap siswa
mengemukakan pendapatnya pada saat ker a kelompok. Bagi siswa yang tidak mengemukakan pendapatnya pada saat kerja kelompok, akan dikurangi nilainya.
5.1. Simpulan