4946
Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati pada akhir penelitian dilakukan penyusunan Daftar Sidik Ragam DSR. Kemudian terhadap perlakuan yang berpengaruh nyata dilakukan Uji
Beda Nyata Jujur BNJ dengan taraf 5 dan 1 Bangun, 1980. Parameter yang diamati adalah umur berkecambah, indeks kecepatan berkecambah, tinggi plumula dan
panjang akar.
2. Tinjauan Pustaka 2.1. Tanaman Sirsak
Tanaman sirsak sebenarnya berasal dari 8 sentrum tempat asal tanaman. Kedelapan sentrum asal tanaman tersebut adalah dataran Cina dan India termasuk Indomalaya Asia Tenggara, Asia Tengah, Timur Dekat, Amerika
Selatan Peru, Equador, Bolivia, Chili, Paraguay, dan Brazil, Mediterania, Abisinia, Mexiko Selatan dan Amerika Tengah. Adapun tanaman sirsak berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis terutama kawasan Amerika
Tengah dan Amerika Selatan. Tanaman sirsak mulai banyak ditanam di kawasan Asia, pada awal abad XIX, tanaman sirsak mulai dibudidayakan di Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia plasma nutfah tanaman sirsak
tersebar hampir di seluruh wilayah Nusantara. Namun, penanamannya baru terbatas sebagai tanaman tegalan, yang ditanam secara campuran dengan aneka tanaman lainnya Rukmana, 2001.
Pada umumnya perbanyakan sirsak dilakukan secara generatif dengan biji, sedangkan perbanyakan vegetatif jarang dilakukan mengingat fungsinya secara ekonomis kurang. Perkecambahan biji sirsak membutuhkan
waktu lebih dari 4 minggu jika ditanam langsung setelah ekstraksi biji dari buahnya. Perkecambahan biji sirsak umumnya lambat dan tidak serempak. Hal ini kemungkinan dengan lapisan kulit biji
seed coat
dan lendir di sekeliling biji yang menghambat perkecambahannya. Dengan demikian biji tersebut membutuhkan suatu perlakuan
untuk membantu perkecambahannya Radi, 1996. Secara morfologis, tanaman sirsak mempunyai tajuk berbentuk setengah lingkaran, dengan sistim
percabangan yang mendatar dan rapat. Daun berbentuk bulat memanjang, berukuran besar dan lebar, dengan permukaan bagian atas berwarna hijau mengkilap nitidus. Bunganya perigynis dasar bunga berbentuk mangkok,
letak daun-daun bunga dan benang sari lebih tinggi daripada letak putik. Adapun buahnya berukuran relatif besar dan berbentuk jantung, bundar, atau lonjong dengan permukaan yang berduri Rukmana, 2001.
2.2. Metabolisme Perkecambahan Biji
Proses awal pekecambahan adalah proses imbibisi yaitu masuknya air ke dalam benih sehingga kadar air di dalam benih itu mencapai persentase tertentu antara 50
–60 . Proses perkecambahan dapat terjadi jika kulit benih permeabel terhadap air dan tersedia cukup air dengan tekanan osmosis tertentu Kuswanto,1996.
Metabolisme perkecambahan benih ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan sifat bawaan dari benih seperti sifat ketahanan hidup dan sifat fisik atau sifat kimiawi benih
Sadjad, 1974. Aktifnya proses metabolisme dari respirasi pada perkecambahan tidak hanya berhubungan dengan
tersedianya glukosa dalam embrio juga aktivitas enzim yang merupakan katalisator yang sangat penting setelah pengambilan air sel-sel dari embrio menjadi aktif membesar dan mulai memanjang sebelum kulit biji pecah atau
4947
persediaan makanan utamanya dimobilisir. Bahan-bahan makanan tersebut digunakan untuk pertumbuhan jaringan embrio setelah dirombak oleh enzim-enzim Sadjad, 1974.
2.3. Faktor Penyebab Dormansi Biji Secara umum dormansi diartikan sebagai suatu masa dimana biji tidak berkecambah, meskipun
ditempatkan dalam kondisi yang cocok untuk tumbuh Dartius, 1988. Biasanya fase dormansi diikuti bersamaan dengan sebuah periode kondisi iklim yang tidak menguntungkan dari temperatur rendah, atau temperatur tinggi dan
kering Kuswanto, 1996. Perkecambahan benih dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam terdiri atas tingkat
kemasakan benih, ukuran benih dan dormansi sedangkan faktor luar terdiri dari air, temperatur, oksigen, dan cahaya. Dormansi benih yaitu keadaan benih yang tidak aktif dan bersifat sementara artinya benih tidak dapat
berkecambah walaupun berada dalam keadaan lingkungan yang sesuai untuk perkecambahan benih. Dormansi benih dapat berlangsung beberapa hari bahkan sampai beberapa tahun tergantung jenis tanaman dan tipe dormansi.
Berdasarkan penyebabnya dormansi dapat dibedakan atas 2 tipe yaitu dormansi fisik dan dormansi fisiologi Sutopo, 1988.
Jenis dormansi yang terjadi pada benih sirsak diduga merupakan dormansi fisik yakni kulitnya yang keras, sehingga sulit untuk ditembus air. Dormansi fisik menyebabkan pembatasan struktural perkecambahan seperti
kulitnya yang keras menjadi penghalang masuknya air atau gas ke dalam benih sirsak. Di samping itu juga dapat terjadi dormansi fisiologis, dimana mekanisme kerja enzim perangsang pertumbuhan dapat terganggu dan juga
faktor dalam seperti tidak masaknya embrio Barasa, 1997. Impermeabilitas kulit biji yang keras disebabkan oleh pengendapan bermacam-macam substansi yang
sifatnya kedap baik pada testa atau membran nucelar antara lain seperti: suberin, lignin, atau kutin Copeland, 1976 Upaya pemecahan dormansi dapat dilakukan secara skarifikasi fisik dan kimia. Contoh skarifikasi fisik yaitu
dengan cara peretasan kulit biji dan skarifikasi secara kimia dengan menggunakan KNO
3
.
2.4. Pengaruh Peretasan Kulit Biji