4931
Dari tabel diatas dengan mengkonsultasikan F
hitung
dengan F
tabel
dengan taraf 0,05 maka dk = K – 2 db =
10 sebagai pembilang, dan dk = 100 – 12 = 88 sebagai penyebut, diperoleh F
tabel
= 1.92 maka didapat F
hitung
F
tabel
1,43 1,92 sehingg a dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi: Ŷ = 37,11 + 0,45X
1
adalah linier pada taraf signifikan 5.
Selanjutnya untuk uji keberartian persamaan regresi, dari tabel distribusi F
tabel
dengan taraf 0,05 dk = 1 : 98 = 3,94. Dengan mengkonsultasikan F
hitung
terhadap F
tabel
dengan dk = 1: 98 diperoleh harga F
hitung
F
tabel
19,24 3,94 dapat disimpulkan koefisien arah regresi berarti, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien arah
persamaan regresi Y atas X
1
mempunyai hubungan yang linier dan berarti pada taraf signifikan 5. Berikut ini pada Tabel 9 disajikan ringkasan analisis varians yang menguji kelinearitas dan keberartian
persamaan regresi motivasi berprestasi Y atas efikasi diri X
2
. Berdasarkan perhitungan diperoleh persamaan regresi Y atas X
2
, yaitu: Ŷ = a + bX
2
, sehingga diperoleh persamaan regresi : Ŷ = 46,22+ = 0,41X
2
.
Tabel 9. Persamaan Regresi Y atas X
2
Sumber Varians dk
JK RJK
F
h
F
t
=5
Total 100
Regresi a Regresi ba
Residu S 1
1 98
454680 941,61
9206,89 454680
941,61 93,94
10,02 3,94
Tuna Cocok TC Galat G
27 63
2140,85 7066,041
79,29 99,52
0,79 1,75
Dari tabel diatas dengan mengkonsultasikan F
hitung
dengan F
tabel
dengan taraf 0,05 dk = 34 – 2 db = 33
sebagai pembilang, dan dk = N – K = 66 sebagai penyebut, diperoleh F
tabel
= 1,75 maka didapat F
hitung
F
tabel
0.79 1,75 sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Ŷ = 46,22 + 0,41 X
2
adalah linier. Selanjutnya untuk uji keberartian persamaan regresi, Dari tabel distribusi F
tabel
dengan taraf 0,05 dk = 1 : 98 = 3,94. Dengan mengkonsultasikan F
hitung
terhadap F
tabel
dengan dk = 1: 98 diperoleh harga F
hitung
F
tabel
10,223,94 dapat disimpulkan koefisien arah regresi berarti, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien arah
persamaan regresi Y atas X
2
mempunyai hubungan yang linier dan berarti pada taraf signifikan 5.
2. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data penelitian diuji dengan mengunakan uji liliefors. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nol yang menyatakan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Penerimaan atau penolakan
H
o
berdasarkan perbandingan antara harga L
tabel
dengan nilai L
o
. Uji normalitas dilakukan pada hasil ketiga variabel penelitian. Secara ringkas hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Ringkasan Uji Normalitas
No Galat Taksiran L
o
L
tabel
α=0,05 Kesimpulan
1 Y atas X
1
0,068 0,088
Normal 2
Y atas X
2
0,081 0,088
Normal
Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa data-data variabel galat taksiran Y atas X
1
dan X
2
, dinyatakan memiliki sebaran data yang berdistribusi normal karena L
o
L
tabel
tara f signifikansi α = 0,05, sekaligus berarti
bahwa data kompetensi pedagogik X
1
, efikasi diri X
2
dan motivasi berprestasi belajar Y berdistibusi normal.
4932
Uji Linieritas dan Regresi Ganda
Uji linieritas dan keberartian ganda dilakukan dengan menggunakan teknik statistik dan analisis regresi ganda. Diketahui bahwa koefisien regresi ganda adalah b
1
= 0,5 dan b
2
= 0,54, dan sedangkan konstanta regresi a = 0,18 sehingga persamaan
Ŷ = 0,18 + 0,59X
1
+ 0,54 X
2
Tabel 11. Rangkuman Analisis Regresi Ganda
Sumber Variasi
Dk JK
F hitung
F tabel α = 0,05
Regresi Residu
2 98
3397,07 6751,43
24,65 2,92
Total 100
10148,51
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa analisis regresi ganda yang diperoleh F hitung = 24,65 sedangkan nilai F tabel N-K = 98 dengan
0,05 = 2,92 untuk digunakan sebagai prediksi motivasi berprestasi belajar. F
hitung
F
tabel
24,65 2,92 artinya kompetensi pedagogik X
1
dan efikasi diri X
2
secara bersama sama dengan motivasi berprestasi belajar Y dengan persamaan regresinya
Ŷ = 0,18 + 0,59X
1
+ 0,54X
2
. sehingga dapat disimpulkan regresi linier ganda Y atas X
1
, X
2
, adalah bersifat nyata dan berarti. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik terhadap dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas IX. Hal ini berarti hipotesis yang mengatakan bahwa ada
hubungan positif antara kompetensi pedagogik dengan motivasi berprstasi belajar siswa Berdasarkan hasil perhitungan dari penelitian ditemukan bahwa motivasi berprestasi belajar siswa kelas IX
SMP Islam Al-Ulum Medan termasuk dalam kategori cukup. Dari 100 orang responden yang diteliti, ditemukan 23 responden 23.00 kategori kurang, dan 62 responden 62.00 kategori cukup. Dan 15 orang responden
25.00 ketegori tinggi. Hasil penelitian ini agak berbeda dengan hasil
survey
awal yang menyimpulkan masih rendahnya tingkat motivasi berprestasi siswa. Respon yang diberikan siswa wakti diskusi
survey
awal, merupakan penyimpulan secara keseluruhan dari siswa kelas IX SMP Islam Al-Ulum Medan. Hal tersebut tentu saja berbeda
dengan penelitian awal Seperti: tidak terjadi interaksi komunikasi diskusi pada saat membahas materi pembalajaran
antara siswa, tugas terstruktur mereka masih rendah, prilaku pragmatis dan simpel dalam membuat tugas-tugas, motivasi belajar mandiri mereka rendah.
Motivasi berprestasi berada dalam kategori sedang berarti bahwa karakteristik individu yang mempunyai motivasi berprestasi yang mengarah pada pada prilaku sikap tanggung jawab, sikap berorientasi untuk sukses, dan
inovatif. McClelland; 1987. Selanjutnya Informasi di atas menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru masih harus terus ditingkatkan agar dapat meningkatkan motivasi berprestasi belajar siswa kelas IX SMP Islam Al-Ulum
Medan. Dalam hal ini, guru diharuskan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik mengajarnya semakin baik kompetensi pedagogik guru dalam mengajar, akan menambah motivasi berprestasi belajar siswa bagi pengetahuan
keterampilannya. Berdasarkan penghitungan penelitian, didapatkan bahwa efikasi diri berhubungan dengan motivasi
berprestasi belajar siswa kelas IX SMP Islam Al-Ulum Medan. tingkat kecendrungan berada pada kategori cukup dari 100 0rang respodnen yang diteliti diperoleh bahwa: 14 responden 14.00 kategori kurang, dan 54 responden
4933
54.00 kategori cukup. Dan 32 orang responden 32.00 kategori tinggi. Informasi ini menunjukkan efikasi diri siswa kelas IX SMP Islam Al-Ulum Medan perlu terus tingkatkan. Bandura :1997 mendefinisikan efikasi diri
merupakan keyakinan dalam diri seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk mencapai tujuan tertentu dengan berhasil serta melakukan kendali terhadap keadaan disekitarnya untuk mencapai hasil tertentu. Lebih lanjut,
Bandura mengatakan bahwa efikasi diri yang kuat dan cukup akan meningkatkan prestasi dan kepribadian yang baik pula dalam berbagai hal.
Dari hasil penelitian juga diperoleh bahwa terdapat hubungan yang positiif dan berarti antara kompetensi pedagogik dan efikasi diri siswa dengan motivasi berprestasi belajar siswa kelas IX SMP Islam Al-Ulum Medan
dengan koefisien korelasi R
y12
= 0,57. Hal ini memberikan informasi bahwa motivasi berprestasi belajar dapat ditingkatkan dengan baiknya kompetensi pedagogik guru, dan tingginya efikasi diri siswa dalam mengatualisasikan
dirinya dalam belajar. Kompetensi pedagogik guru yang baik jika dibarengi dengan efikasi diri siswa yang tinggi maka akan
mempermudah siswa dalam menambah motivasi belajarnya. Kompetensi pedagogik guru yang baik akan mampu mengembangkan potensi pserta didik kearah yang lebih baik lagi begitu juga dengan efikasi diri dan keyakinan
siswa akan semakin tinggi jika didorong oleh kemapuan kompetensi pedagogik guru dalam belajar, sehingga motivasi berprestasi siswa akan meningkat dalam belajar.
Kesimpulan, Implikasi Dan Saran Kesimpulan
1. Tingkat kecenderungan variabel kompetensi pedagogik guru sekolah tergolong kategori cukup, efikasi diri
siswa tergolong kategori cukup, dan motivasi berprestasi belajar tergolong kategori cukup. 2.
Terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi pedagogik guru dengan motivasi berprestasi belajar siswa kelas IX SMP Islam Al-Ulum Medan sebesar r
X1Y
= 0,405. Besar sumbangan relatif yang diberikan kompetensi pedagogik guru dengan motivasi berprestasi belajar adalah sebesar 63,15, sedangkan besar
sumbangan efektif yang diberikan kompetensi pedagogik dengan motivasi berprestasi belajar adalah sebesar 21,14.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel efikasi diri dengan motivasi berprestasi siswa kelas IX SMP
Islam Al-Ulum Medan sebesar r
X2Y
= 0,304. Besar sumbangan relatif yang diberikan efikasi diri dengan motivasi berprestasi belajar dalah sebesar 36,84, sedangkan besar sumbangan efektif yang diberikan efikasi
diri dengan motivasi berprestasi belajar kerja adalah sebesar 12,33. 4.
Terdapat pula hubungan yang signifikan antara kompetensi pedagogik guru, efikasi diri, secara bersama-sama dengan motivasi berprestasi belajar dengan koefisien korelasi R
y12
= 0,57. Besar sumbangan kompetensi pedagogik guru, efikasi diri terhadap motivasi berprestasi belajar sebesar 33,47 dan sisanya ditentukan faktor
lain.
Saran
1. Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik disarankan kepada guru untuk meningkatkan pengetahaun
kompetensi pedagodiknya seperti: keterampilan mengajar, keterampilan merencanakan pembelajaran, keterampilan melakukan pembelajaran, keterampilan melakukan evaluasi pembelajaran, keterampilan
4934
mengambangkan potensi peserta didik dengan menambah pengetahuan tentang pedagogik dengan mengikuti kegiatan loka karya, seminar, workshop dan pendidikan pelatihan lanjutan. Selain itu setiap guru diharapkan
dapat mengikuti perkembangan pendidikan secara aktual, mengikuti musyawarah guru mata pelajaran MGMP untuk mengukur kompetensi pedagodik masing-masing guru.
2. Untuk lebih meningkatkan efikasi diri siswa kepada setiap siswa diharapkan mampu mengaktualisasikan
kemampauannya dalam kegiatan apapun, aktualisasi diri adalah keinginan melakukan perbuatan tanpa disadari, dengan mengatualisasikan diri siswa secara tidak langsung mengasah kemapuan dan keyakinannya.
bertanggung jawab adalah membuat niat dan mematuhinya, mengikuti norma aturan budaya sekolah, hal lain yang harus dilakukan adalah mengikuti kegitan pelatihan-pelataihan, seperti
outbond
, kepemimpinan, loka karya, workshop.
3. Untuk dapat meningkatkan motivasi berprestasi belajar siswa diharapkan kepada guru untuk terus memberikan
motivasi secara terus menerus. Selain itu dianjurkan kepada guru untuk terus mengkawal perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. Hal yang harus dilakukan guru di antaranya, melakukan penilaian dan evaluasi
terhadap hasil belajar siswa. 4.
Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara kompetensi pedagogik dan efikasi diri dengan motivasi berprestasi belajar siswa guna memperluas hasil penelitian kemudian hari.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, 2006,
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
, Jakarta, Rineka Cipta. Agus Dharma, 1993,
Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi Kejuruan
Jakarta, Raja Grafindo Persada
Chaniago, Sam M dan Adi Tuti Tarwiyah, 2008,
Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah.
Jakarta: Raja Grafindo.
Hani, Handoko. 1989,
Manajemen.
Yogyakarta: BPFP. Yogyakarta Husaini Usman, 2011,
Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan Edisi 3
, Jakarta, Bumi Aksara. Manulang. M, 2006,
Manajemen Personalia Edisi 6,
Yogyakarta
,
Gajah Mada University pers
,
Mulyasa, E. 2008
Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.
Bandung :Remaja Rosdakarya Moekijat, 2001
, Dasar-Dasar Motivasi
, Bandung, Pionir Jaya. Purwadarminta, W.J.S 1976
Kamus Umum Bahasa Indonesia
. Jakarta : Balai Pustaka. Rivai, Veithzal, Dedi Mulyadi, 2009,
Kepemimpinan Dan Prilaku Organisa
si, Jakarta: Raja Wali Pers Riduwan, 2010,
Rumus dan Data dalam Analisis Statistika,
Bandung: Alfabeta. Robbins, Stephen. P, dan A Judge Timothy 2007
Organization Behavior,
New Jersey: Person Education Inc. Sagala Syaiful, 2013, Human Capita, Bandung, Alfabeta
4935
Sudarwan Danim Dkk, 2009,
Manajemen Kepemimpinan Transformational Kepala sekolah
, Jakarta, Rineka Cipta
Sugiyono, 2010,
Statistika Untuk Penelitian
. Bandung, Alfabeta, Syah, Muhibbin. 2008
Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru
, Bandung Alfabeta Peraturan Pemerintah RI No 14 Tahun 2005 tentang
Standar Pendidikan Nasional
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003.
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
. Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen
4936
PENGEMBANGAN SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN BERDASAR
BUSINESS PROCESS
DI PERPUSTAKAAN Rayuwati, M.Kom.
20
ABSTRAK
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan sistem otomasi perpustakaan berdasarkan business process di perpustakaan. Penulisan makalah ini menggunakan metode library research
tinjuauan literatur. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa perbedaan mendasar antara digital library dan sistem otomasi perpustakaan adalah berhubungan dengan tujuannya. Digital library lebih berorientasi ke
bagaimana kita dapat menshare koleksi-koleksi bahan pustaka yang sudah berbentuk file elektronik. Sedangkan sistem otomasi perpustakaan lebih cenderung ke bagaimana proses bisnis yang ada di perpustakaan dapat
diotomasi, sehingga meringankan beban pustakawan atau pengurus perpustakaan. Perpaduan antara dua hal tersebut sangat mungkin dilakukan, dalam pengertian bahwa sistem otomasi perpustakaan disamping berorientasi
ke bagaimana manajemen perpustakaan, juga menyimpan koleksi dokumen elektronik yang bisa dishare dengan menggunakan teknologi web dan internet.
Kata kunci :
teknik informatika
,
perpustakaan
dan
business process
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang