4992
keterampilan dapat diajarkan dengan menghafal. Untuk keterampilan berbahasa yang lebih tinggi tentu dituntut variasi metode yang lebih sesuai.
Dalam pembelajaran di Sekolah DasarSD penggunaan menghafal sangat tepat dilakukan di kelas rendah seperti kelas I sampai kelas III, namun tuntutan kompetensi yang lebih tinggi seperti kelas VI sampai kelas VI
penggunaan metode yang tunggal tidak lagi relevan dengan materi dan kompetensi yang sangat dinamis. Sehingga perlu diterapkan metode-metode lain yang sesuai. Dalam memberikan keterampilan yang lebih beragam, sudah
sepantasnya kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses
belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnya. Bahkan, banyak penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran koperatif ternyata sangat efektif.
Namun memberikan variasi model atau metode bukanlah hal yang mudah bagi peneliti menerapkannya dalam kelas. Berbagai keterbatasan mulai dari pengenalan teoritis sampai kemampuan menerapkan dalam kelas
masih menjadi kendala bagi guru. Mengatasi kesulitan ini muncul gagasan melaksanakan penelitian tindakan kelas melalui kolaborasi dengan guru sejawat dan dibimbing oleh pembimbing serta nara sumber dari LPMP SUMUT
dan UNIMED. Penelitian tindakan dimaksudkan selain memperbaiki keterampilan berbahasa inggris siswa juga memperbaiki kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan model. Kolaborasi
mengatasi keterbatasan peneliti secara teoritis maupun praktis terhadap model pembelajaran. Hasil diskusi kolaborasi, untuk mengatasi permasalahan keterampilan berbahasa inggris siswa maka
diterapkan model pembelajaran
picture and picture
. Model pembelajaran
picture and picture
. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama
dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pemeblajaran guru sudah meniapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Model ini dapat membantu siswa
lebih jelas dalam menyimak kalimat-kalimat yang diucapkan guru melalui bantuan gambar yang dipasang. Merujuk pada keunggulan model pembelajaran
picture and picture
dalam mengatasi permasalahan keterampilan berbahasa Inggris siswa maka penelitian mengangkat judul
“Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Inggris Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Di Kelas VI SD Negeri 066057
Medan”.
1.2 Rumusan Masalah.
Setelah dibatasi, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1.
Apakah keterampilan berbahasa Inggris siswa meningkat setelah diterapkannya model pembelajaran picture and picture di kelas VI SD Negeri 066057 Medan Tahun Pelajaran 20122013?
2. Apakah aktivitas belajar bahasa Inggris siswa meningkat setelah diterapkannya model pembelajaran picture
and picture di kelas VI SD Negeri 066057 Medan Tahun Pembelajaran 20122013?
1.3. Cara Pemecahan Masalah
Masalah lemahnya keterampilan bahasa Inggris siswa kelas VI SD Negeri 066057 Medan akan dijawab dengan menerapkan model pembelajaran
picture and picture
yang diharapkan memicu aktivitas belajar siswa dan meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris siswa melalui proses pengelolaan memori dalam media gambar.
4993
Penerapan model
picture and picture
ini dilakukan dalam dua siklus yang berulang dengan senantiasa melakukan refleksi diakhir tiap siklus untuk memberikan tindakan-tindakan perbaikan dalam menerapkan model pembelajaran
picture and picture.
1.5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diterapkan, maka tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbahasa Inggris siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
picture and picture
di kelas VI SD Negeri 066057 Medan Tahun Pelajaran 20122013. 2.
Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar bahasa Inggris siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
picture and picture
di kelas VI SD Negeri 066057 Medan Tahun Pembelajaran 20122013.
2.1. Kajian Toeri : Keterampilan Berbahasa Inggris
Keterampilan berbahasa Inggris English Skills meliputi 4 hal, yaitu speaking, listening, writing dan reading. Keempat keterampilan tersebut merupakan keterampilan yang saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya sebagai salah satu media untuk berkomunikasi. Jika ada orang yang berbicara speaking, tentu juga ada yang mendengar
listening
. Setelah itu orang berkomunikasi menggunakan bahasa tulisan
writing
dan tentu saja ada yang membaca
reading.
Dalam suatu sumber, Adi Sutrisno mengungkapkan bahwa salah satu kunci sukses belajar bahasa Inggris adalah mengetahui apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Menurut pengamatannya, seorang
yang belajar bahasa Inggris harus menguasai keempat keterampilan tersbut yaitu
vocabulary, grammar
dan
sound system
harus terlebih dahulu dikuasai sebab itulah yang menjadi dasar kemampuan berbicara, mendengar, menulis dan membaca tersebut. Dengan mengetahui semakin banyak kosa kata dalam bahasa Inggris maka semakin mudah
sseorang mengungkapkan ide yang ada dalam pikirannya dalam bentuk lisan maupun tertulis. Begitu pun dengan
grammar,
semakin tinggi kemampuan seseorang dalam membentuk suatu kalimat yang sesuai dengan aturan
grammar
, semakin mudah pula ia dalam berkomunikasi. Keduanya tentu diikuti dengan pengucapan yang tepat sesuai dengan
pronunciation
-nya agar dapat dipahami oleh orang lain. Adapun strategi untuk mempelajari bahasa Inggris, Adi Sutrisno menekankan untuk menggunakan keempat keterampilan tersebut dalam kegiatan nyata sehari-
hari. Keterampilan yang pertama adalah keterampilan berbicara
speaking.
Selalu meningkatkan kemampuan berbicara dapat membantu seseorang dalam berkomunikasi dengan lebih mudah dan efektif. Berbagai sumber
menyebutkan ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara.dibutuhkan suatu usaha untuk terus mempraktekkannya. Keterampilan hanya dapat diasah dengan berlatih dan terus berlatih.
2.2. Model Pembelajaran