Hasil Penelitian dan Data

4987 tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta, memperbaiki kondisi dimana, praktek pembelajaran tersebut dilakukan dalam Mukhlis, 2000:3. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart dalam Sugiarti, 1997:6, yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap, siklus meliputi planning rencana, action tindakan, observation pengamatan, dan reflection refleksi. Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada Siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada, gambar berikut.

4.1. Hasil Penelitian dan Data

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-3 Semester Genap SW Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 20132014 yang berjumlah 30 orang siswa. Penelitian dilakukan mulai bulan Pebruari 2013 sampai bulan Mei Tahun 2013. Penelitian ini berjalan dalam dua siklus, yang dalam setiap siklusnya berlangsung dua kali pertemuan atau pembelajaran tatap muka setiap pertemuan 2 x 45 menit. Setiap siklus penelitian terdiri dari 4 empat tahap kegiatan, utama, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Data yang dikumpulkan dalam setiap siklus adalah data yang berhubungan dengan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa melalui instrumen pengumpul data yang telah ditetapkan, dalam hal ini adalah melalui format observasi dan lembar soal tes yang telah disiapkan oleh guru. Setelah melakukan Siklus I dan Siklus II dan diperoleh data-data hasil belajar dan aktivitas belajar, maka data tersebut dapat disajikan dalam Tabel. Pengambilan data dilakukan empat kali pertemuan 4 RPP dibagi menjadi dua Siklus. Pertemuan pertama, dan pertemuan kedua disebut Siklus I, dan pertemuan ketiga dan pertemuan keempat disebut Siklus II. Sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar maka dilakukan tes hasil belajar atau disebut Pretes. Andlisis data menunjukan hasil pretes siswa rata-rata adalah 33,8, hal ini menunjukan bahwa rata-rata, siswa belum ada persiapan sebelum belajar di sekolah.Di akhir Siklus I siswa diberikan tes, tes tersebut adalah sebagian dari instrumen pada pretes yang mewakili indikator yang telah dipelajari. Tes di akhir Siklus I ini disebut sebagai Formatif I. Dari Formatif I diperoleh data yang disajikan dalam Tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Hasil Formatif I Nilai Frekuensi Tuntas Individu Tuntas Kelas Nilai rata-rata, 57,1 5 - - 75,2 71,4 12 - - 4988 85,7 13 13 13 Jumlah 30 13 43,3 Merujuk pada Tabel 4.1 tersebut, nilai terendah Formatif I adalah 57,1 dan tertinggi adalah 85,7. Kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan adalah 80 dengan nilai rata-rata sebesar 75,2 maka belum mencapai KKM, dengan 17 orang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan atau tidak tuntas, dengan demikian ketuntasan klasikal adalah sebesar 43,3. Kriteria ketuntasan klasikal yang ditetapkan adalah 85 siswa memperoleh nilai sama dengan atau di atas KKM. Sehingga nilai ini jauh berada di bawah kriteria keberhasilan sehingga dapat dikatakan KBM Siklus I sama sekali tidak berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Tabel 4.2 Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No Aktivitas Jumlah Rata-Rata Proporsi 40.0 1 Menulis,membaca 80 20 2 Mengerjakan 58 14.5 29.0 3 Bertanya pada. teman 32 8 16.0 4 Bertanya pada guru 24 6 12.0 5 Yang tidak relevan 6 1.5 3.0 Jumlah 200 50 100.0 Merujuk pada Tabel 4.2, pada Siklus I rata-rata aktivitas I yakni menulis dan membaca memperoleh proporsi 40. Aktivitas mengerjakan dalam diskusi mencapai 29,0. Aktivitas bertanya pada teman sebesar 16,0. Aktivitas bertanya kepada guru 12,0 dan aktivitas yang tidak relevan dengan KBM sebesar 3,0. Nilai – nilai ini memperlihatkan beberapa hal diantaranya, ketika siswa berdiskusi dalam kelompok banyak kelompok yang terlihat bingung dalam pelaksanaannya sehingga peneliti kewalahan melayani pembimbingan tiap kelompok. Sementara beberapa siswa tidak aktif dalam melaksanakan diskusi, siswa tersebut hanya berdiam diri, seolah-olah tidak mau tahu dan hanya melakukan kegiatan menulis dan membaca, meskipun ada beberapa siswa yang aktif dalam berargumen.

4.1. Refleksi