4903
Jumlah kadar MSG yang dapat dikonsumsi bersamaan dengan mie instan belum diketahui dengan tepat sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menentukannya. Pada penelitian ini kadar MSG ditentukan dengan
metode Titrasi Bebas Air. Dari hasil penelitian ini dapat ditentukan jumlah maksimal mie instan yang dapat dikonsumsi perhari.
Jumlah MSG total pada mie instan yang dapat dikonsumsi tidak melebihi ambang batas asupan harian. 1.2 Perumusan Masalah
Berapakah kadar Monosodium Glutamat yang terdapat dalam bumbu mie instan pada berbagai variasi rasa dan jumlah maksimal mie instan yang dapat dikonsumsi dimana belum melebihi ambang batas?
2 Metode Penelitian 2.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan eksperimental murni di laboratorium. Penelitian untuk penentuan kadar MSG pada mie instan merk tertentu dalam penelitian ini terdiri dari : a Melakukan uji kualitatif terhadap adanya MSG
pada sampel mie instan; b Menetapkan kadar MSG yang terdapat pada masing-masing variasi mie instan; c Analisis data untuk menentukan konsumsi maksimal mie instan yang dapat dikonsumsi individu sehat perhari.
2.2 Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Medan, pada bulan Oktober sd Nopember 2014.
2.3 Alat-Alat Yang Digunakan
Beaker glass 500 ml, Beaker glass 250 ml, Gelas ukur 50 ml dan 10 ml, pipet tetes, corong 25 ml, batang pengaduk, neraca analitik, makro buret 50 ml, Erlenmeyer 250 ml, statif-klem, botol akuades.
2.4 Bahan-Bahan
Sampel yang digunakan adalah bumbu mie sedap atau indomie dari berbagai rasa. Bahan untuk pereaksi adalah aceton:air 1:1, arang aktif, larutan ninhidin, asam klorida 1N, Monosodium Glutamat baku, Kristal kalium
biftalat, asam asetat glacial, indicator Kristal violet, asam perklorat 0,1 N.
2.5 Uji kualitatif Monosodium Glutamate Pada Sampel Bumbu Mie Instan
Sebelum dilakukan identifikasi dan penetapan kadar, terlebih dahulu dilakukan ekstraksi monosodium glutamate dengan cara: Sampel dihaluskan dalam lumping, ditimbang 2,5 g dimasukkan ke dalam beaker glass 250
ml, ditambahkan air 30 ml, aduk, biarkan 15 menit, lalu tambahkan 1,5 g arang aktif, aduk, tambahkan 15 ml aceton dan biarkan 30 menit sambil diaduk, kemudian saring dan bilas beaker dengan 8 ml aceton:air 1:1, saring, uapkan
diatas penangas air sampai kering Horwitz, 1975. Identifikasi dilakukan dengan cara: 1 Filtrate hasil ekstraksi 5 ml dipanaskan lalu ditambahkan 1 ml ninhidin, jika positif + terjadi warna ungu; 2 Filtrat dipijar dengan kawat
nikel-krom terjadi warna kuning, menunjukkan adanya Na Kodeks Makanan Indonesia, 2001.
2.6 Pembakuan Larutan Asam Perklorat 0,1 N
Ditimbang dengan seksama 204,2 mg kalium biftalat p yang sebelumnya telah di keringkan pada suhu 120
C selama 2 jam, dilarutkan dalam 15 ml asam asetat glasial p dalam labu 250 ml, ditambahkan 3 tetes indikator Kristal violet titrasi dengan larutan asam perklorat 0,1 N sampai warna ungu berubah menjadi hijau biru
Farmakope Indonesia Edisi IV.
4904
2.7 Penetapan Kadar Baku Monosodium Glutamat Dengan Cara Titrasi Bebas Air Sebagai Basa