4844
Dari hasil pengujian yang dilakukan, maka dapat diperoleh koefisien regresi usaha industri kecil sebagai
berikut: Y = 5760000 + 0.027X
1
+ 14.745X
2
+ e Hasil Penelitian diperoleh bahwa F
hitung
83.596 F
tabel
2.05, sehingga secara serempak variabel biaya bahan baku X
1
dan biaya tenaga kerja X
2
berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha industri kecil. Untuk koefisien R
2
menunjukan 1.000 artinya variasi naik turunnya variabel Y pendapatan dipengaruhi oleh variabel X biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja sebesar 100 dan memiliki hubungan yang sangat erat.
Pengaruh Biaya Bahan Baku X
1
Terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Kecil
Bahwa variabel X
1
biaya bahan baku mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha industri kecil
Y. Dimana koefisiennya menunjukan sebesar 0.027 artinya apabila variabel biaya bahan baku ditambah 1 maka pendapatan pengusaha industri kecil akan bertambah sebesar 0.027.
Diketahui t
hitung
t
tabel
2.863 2.05 maka terima H
1
, artinya bahwa variabel independen biaya bahan baku X
1
berpengaruh nyata terhadap pendapatan pengusaha industri kecil pada tingkat kepercayaan 95, dengan
demikian hipotesis diterima.
Pengaruh Penggunaan Biaya Tenaga Kerja X
2
Terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Kecil
Bahwa variabel X
2
biaya tenaga kerja mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha industri kecil
Y. Dimana koefisiennya menunjukkan sebesar 14.745 artinya apabila variabel biaya tenaga kerja ditambah 1, maka pendapatan pengusaha industri kecil akan bertambah sebesar 14.745 ..
Diketahui t
hitung
t
tabel
11.552 2.05 maka terima H
1
, artinya bahwa variabel independen biaya tenaga kerja X
2
berpengaruh nyata terhadap pendapatan pengusaha industri kecil pada tingkat kepercayaan 95, dengan
demikian hipotesis diterima. Untuk menguji hipotesis kedua 2 yaitu untuk mengetahui pengaruh peranan usaha kecil menengah
terhadap perekonomian di daerah penelitian, digunakan data secara deskriptif sebagai berikut : Dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat salah satunya melalui sektor industri, dimana
sumbangan sektor industri terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB di Kabupaten Serdang Bedagai. Sektor industri yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara riil diantaranya sub sektor industri pangan,
karena sub sektor ini masih dilakukan masyarakat secara tradisional dengan indikasi bahan baku dan teknologi yang digunakan masih sederhana dan pemasarannya juga masih mengandalkan tenaga sendiri serta modal usaha juga
masih dari modal sendiri.
5. Kesimpulan
1. Secara serempak dan secara parsial faktor produksi biaya bahan baku X
1
dan biaya tenaga kerja X
2
yang digunakan oleh pengusaha industri kecil berpengaruh nyata terhadap pendapatan pengusaha.
2. Peranan industri kecil bahan pangan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai memiliki pengaruh
terhadap peningkatan perekonomian masyarakat, keadaaan ini terlihat dari daya beli di tengah masyarakat yang
4845
semakin meningkat dengan adanya industri pengolahan bahan pangan, demikian juga halnya dengan perekrutan tenaga kerja yang mengurangi jumlah pengangguran di Kabupaten Serdang Bedagai.
6. Daftar Pustaka
Suharto, 2001,
Distribusi Pendapatan dalam Pembangunan
, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 6 No. 1, 73- 89
Sukirno, Sadono, 1999.
Makroekonomi, Edisi Keempat
. PT Raja Grapinso Perseda, Jakarta. Susanti H, Ikhsan, M. dan Widyani, 2000.
Indikator-Indikator Makroekonomi, Edisi kedua lembaga penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi
. Todaro, P, Michael, 2000,
Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga
, ahli bahan Haris Munandar, Edisi ketujuh, Erlangga, Jakarta.
HUKUMAN BAGI PELAKU KEJAHATAN SEKSUAL PADA ANAK MENURUT UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
Iwan Setyawan, SH, MH
4
ABSTRAK
Kasus kekerasan seksual terhadap anak merupakan salah satu kasus yang mengalami peningkatan secara signifikan belakangan ini. Tidak saja meningkat secara kuantitatif tapi juga secara kualitatif. Dari waktu ke waktu
kekerasan terhadap anak jumlahnya tak terbendung dan modus operandinyapun semakin tidak berperikemanusiaan. Kuantitas kekerasan seksual terhadap anak, akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan.
Kekerasan seksual terhadap anak menurut ECPAT End Child Prostitution In Asia Tourism Internasional merupakan hubungan atau interaksi antara seorang anak dan seorang yang lebih tua atau anak yang lebih banyak
nalar atau orang dewasa seperti orang asing, saudara sekandung atau orang tua dimana anak tersebut dipergunakan sebagai sebuah objek pemuas bagi kebutuhan seksual pelaku. Perbuatan ini dilakukan dengan
menggunakan paksaan, ancaman, suap, tipuan atau tekanan. Kegiatan-kegiatan tidak harus melibatkan kontak badan antara pelaku dengan anak tersebut. Bentuk-bentuk kekerasan seksual sendiri bisa berarti melakukan tindak
perkosaan ataupun pencabulan.
Secara yuridis, kejahatan seksual pada anak merupakan sebuah kejahatan yang membawa dampak buruk bagi siapapun yang pernah mengalaminya, ancaman pidana berat bagi pelaku pemerkosaan dimaksudkan agar
Negara memiliki kesempatan untuk memperbaiki sikap dan perilaku terpidana agar tidak berbahaya lagi dan hidup normal di dalam masyarakat serta memberi peringatan kepada masyarakat lain agar tidak melakukan perbuatan
serupa. Salah satunya dengan menerapkan Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 81 dan 82, serta Pasal 287 ayat 1, Pasal 290, Pasal 292, Pasal 293 dan Pasal 294 di Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana KUHP untuk menjatuhkan hukuhan bagi pelaku ketahatan seksual, namun hal juga ini menjadi sorotan sejumlah masyarakat, media, dan organisasi
–
organisasi perlindungan anak karena ternyata pelaksanaannya penerapannya sampai saat ini tidak efektif untuk memberantas tindak pidana kejahatan seksual
pada anak.
Kata Kunci : Hukuman, Pelaku Kejahatan Seksual, Anak
Pendahuluan
Kasus kekerasan seksual terhadap anak merupakan salah satu kasus yang mengalami peningkatan secara signifikan belakangan ini. Tidak saja meningkat secara kuantitatif tapi juga secara kualitatif. Dari waktu ke waktu
kekerasan terhadap anak jumlahnya tak terbendung dan modus operandinyapun semakin tidak berperikemanusiaan. Kuantitas kekerasan seksual terhadap anak, akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan.
4
Dosen Yayasan UMN Al Washliyah Medan
4846
Kekerasan seksual terhadap anak menurut ECPAT End Child Prostitution In Asia Tourism Internasional merupakan hubungan atau interaksi antara seorang anak dan seorang yang lebih tua atau anak yang lebih banyak
nalar atau orang dewasa seperti orang asing, saudara sekandung atau orang tua dimana anak tersebut dipergunakan sebagai sebuah objek pemuas bagi kebutuhan seksual pelaku. Perbuatan ini dilakukan dengan menggunakan
paksaan, ancaman, suap, tipuan atau tekanan. Kegiatan-kegiatan tidak harus melibatkan kontak badan antara pelaku dengan anak tersebut. Bentuk-bentuk kekerasan seksual sendiri bisa berarti melakukan tindak perkosaan ataupun
pencabulan. Sumatera Utara, khususnya Medan masuk dalam kondisi darurat kejahatan seksual terhadap anak.
Buktinya, sepanjang tahun 2013 saja, Kelompok Kerja Pokja Perlindungan Anak Sumut dan Kota Medan mencatat terdapat 12.679 kasus pelanggaran hak anak yang tersebar di 23 kabupatenkota.
Saat ini rumah, lingkungan sosial anak dan sekolah sudah tidak menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak. Pasalnya, saat ini banyak predator kejahatan terhadap anak banyak berada di lingkungan sekolah dan
lingkungan rumah. Seharusnya, rumah dan lingkungan sekolah sebagai garda terdepan untuk memberikan pengayoman bagi anak, tetapi ini tidak lagi berfungsi sebagai tempat yang ramah bagi anak namun menjadi tempat
bagi para monster yang siap menerkam hak-hak anak. Misalnya, orangtua kandung atau tiri, abang, paman dan kerabat terdekat keluarga. Kemudian, guru, penjaga sekolah atau petugas keamanan, pedagang, bahkan oknum
penegak hukum. Penegak hukum yang ada di Sumut yang menangani perkara kejahatan seksual terhadap anak belum
menunjukkan keberpihakan korban. Apalagi para penegak hukum itu masih menggunakan kacamata kuda dalam menangani perkara tersebut. Begitu juga dengan putusan hakim yang masih belum mencerminkan rasa keadilan
bagi korban.
A. Hukuman Bagi Pelaku Kejahatan Seksual Pada Anak Menurut Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Secara yuridis, kejahatan seksual pada anak merupakan sebuah kejahatan yang membawa dampak buruk bagi siapapun yang pernah mengalaminya, ancaman pidana berat bagi pelaku pemerkosaan dimaksudkan agar
Negara memiliki kesempatan untuk memperbaiki sikap dan perilaku terpidana agar tidak berbahaya lagi dan hidup normal di dalam masyarakat serta memberi peringatan kepada masyarakat lain agar tidak melakukan perbuatan
serupa. Salah satunya dengan menerapkan Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Pasal 287 ayat 1, dan Pasal 292 di Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP untuk menjatuhkan hukuhan bagi
pelaku ketahatan seksual, namun hal juga ini menjadi sorotan sejumlah masyarakat, media, dan organisasi- organisasi perlindungan anak karena ternyata pelaksanaannya penerapannya tidak efektif untuk memberantas
tindak pidana kejahatan seksual pada anak. Pemerintah mendorong percepatan revisi UU ini demi mencegah dan menegakkan hukum terhadap para
pelaku kekerasan dan pelecehan seksual anak. Delik-delik kekerasan seksual itu marak diperbincangkan menyusul rangkaian kasus kekerasan seksual terhadap anak seperti di Jakarta International School dan Emon di Sukabumi. Di
Sumatera Utara jika dilihat dari data yang dimiliki oleh KPAID SUMUT dari tahun 2013-2014 kasus kekerasan seksual pada anak masih banyak yaitu sebanyak 54 kasus, itu yang terdata oleh KPAID SUMUT, yang tidak
melapor tentu lebih banyak lagi.
4847
Dapat kita lihat pada hukum positif yang berlaku di Indonesia telah banyak pasal-pasal yang mengatur tentang kejahatan seksual pada anak dan dengan jelas memberikan hukuman yang tegas seperti yang diatur dalam
Pasal 287 KUHP : ayat 1 menyebut, “ Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di lu
ar perkawinan, padahal diketahuinya atau sepatutnya harus diduga, bahwa umumya belum lima belas tahun, atau kalau umurnya tidak jelas, bawa belum
waktunya untuk dikawin, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun”. Ayat 2
“ Penuntutan ha
nya dilakukan atas pengaduan, kecuali jika umurnya wanita belum sampai dua belas
tahun jika salah satu hal tersebut pasal 291 dan pasal 294.” Pasal 287 KUHP ini juga terdapat di dalamnya semacam unsure paksaan meskipun paksaan yang bersifat
psikis dan tidak dapat dikatakan atas dasar suka sama suka karena usia perempuan itu belum cukup umurnya atau belum cukup lima belas 15 tahun, kalau tidak nyata berapa umurnya, bahwa perempuan itu belum masanya
untuk kawin, karena itu masuk kedalam ruang lingkup kejahatan seksual. Oleh karena itu pula dalam hal ini karena perbuatan bersetubuh tersebut dipandang salah dan dihukum penjara selama
– lamanya Sembilan tahun, seharusnya penuntutan dilakukan tidak atas dasar pengaduan. Sama halnya dengan perbuatan bersetubuh yang dilakukan
terhadap perempuan yang umurnya belum sampai 12 tahun. Selain dalam pasal yang telah disebutkan di atas, terdapat juga dalam pasal lain yang mengatur tentang
kejahatan seksual pada anak, yakni Pasal 290 KUHP, yang menyatakan: Ayat 2
―
Barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seseorang padahal diketahui atau sepatutnya harus
diduga, bahwa umurnya belum lima belas tahun atau kalau umurnya tidak ternyata, bahwa belum mampu dikawin”. Ayat 3
―
Barang siapa membujuk seseorang yang diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa umurnya belum lima belas tahun atau kalau umurnya tidak ternyata bahwa belum mampu dikawin, untuk melakukan atau
membiarkan dilakukan perbuatan cabul, atau persetubuhan di luar pernikahan dengan orang lain”. Kemudian Pasal 292 KUHP menyebut
“ Orang dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan orang lain sesama kelamin, yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya belum dewasa, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun” .
Pasal 293 ayat 1
“ Ba
rang siapa dengan memberi atau menjanjikan uang atau barang, menyalahgunakan pembawa yang timbul dari hubungan keadaan, atau dengan penyesatan sengaja menggerakkan seorang belum dewasa dan baik
tingkahlakunya untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul dengan dia, padahal tentang belum kedewasaannya, diketahui atau selayaknya harus diduganya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun”. Tindak pidana kejahatan seksual pada anak tidak hanya diatur secara tegas di dalam KUHP saja, tetapi juga
dimuat dalam undang undang khusus yaitu Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yaitu diatur dalam Pasal 81 dan Pasal 82, yang menyatakan :
4848
Pasal 81 ayat 1 berbunyi : “ Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan at
au ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannnya atau dengan orang lain, dipidana dengan pindana penjara paling lama 15
lima belas tahun dan paling singkat 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupia
h dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah” Sementara, Pasal 82 UU No. 23 Tahun 2002 berbunyi
“ Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan
tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun dan paling singkat 3 tiga
tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp 60.000.000,00
enam puluh juta rupiah” . Mengacu pada hukuman pidana penjara dan denda, terutama Pasal 81 ayat 1 dan Pasal 82 pada Undang-
Undang Perlindungan Anak, ancaman hukuman terhadap tindak kejahatan kekerasan seksual terhadap anak tergolong keras.
Namun, pasal-pasal pengancam itu agaknya tidak membuat takut atau jera pelaku kekerasan seksual, terbukti dengan kemunculan kasus-kasus kekerasan seksual di sejumlah daerah di Tanah Air.
Penutup
Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, Keluarga dan Orang Tua berkewajiban untuk benar- benar serius memberikan perlindungan dan menjamin terpenuhinya hak asasi anak sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing sesuai dengan Undang-Undang. Diharapkan Pemerintah segera merevisi pasal 81, 82 UU RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak, untuk mengubah hukuman 3 tahun minimal dan 15 tahun maksimal bagi para pelaku kejahatan seksual terhadap anak menjadi minimal 10 tahun, maksimal seumur hidup ditambah dengan pemberatan hukum Kebiri
melalui suntik kimia bagi pelaku kejahatan seksual dewasa, jika korbannya banyak dan masif pelaku dapat di berikan hukuman mati.
Mendesak pemerintah segera melakukan langkah-langkah strategis pencegahan pelanggaran hak anak melakui penguatan organisasi dan peran serta Orang Tua, Keluarga, masyarakat dengan membentuk Tim Reaksi
Cepat TRC Perlindungan Anak di setiap desaRT dan RW dengan melibatkan Ketua RT, Kepala Desa, Karang Taruna, PKK, Posyandu, Sistem Lingkungan Masyarakat, Babinsa, dan Polisi Masyarakat.
Daftar Pustaka A. BUKU
Barda Nawawi Arief,
Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana
, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005 . E.Y.Kanter dan S.R.Sianturi,
asas-asas hukum pidana dan peneapannya,
Storia Grafika, Jakarta, 2002. Huraerah, Abu,
Kekerasan Terhadap Anak
, Jakarta, Nuansa, 2006 Kartini
, Psycologi Wanita, gadis Remaja, dan Wanita Dewasa
. Bandung, Alumni, 1981
4849
Marlina,
Hukum Penitensier
, Medan : Aditama, 2011. Muhammad Abdul Malik
, Perilaku Zina Pandangan Hukum Islam Dan KUHP
, Jakarta : Bulan Bintang, Peter Mahmud Marzuki,
Penelitian Hukum
, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008 Romli Atmasasmita, Kapita Selekta Hukum Pidana dan Kriminologi, Mandar Maju, Jakarta, 1995.
Ronny Hanitijo Soemitro,
Metode Penelitian Hukum
, Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 1982. Sholehuddin,
Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana
, Kota besar: Raja Grafindo Persada, 2002. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
Penelitian Hukum Nornatif, Suatu Tinjauan Singkat
, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009
Soerjono Soekanto,
Penelitian Hukum Normatif
, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995 Suryono Ekotama, et. Al, Abotus Provocatus Bagi Korban Perkosaan, Yogyakarta : Universitas Atmajaya, 2001
Wahid, Abdul dan Muhammad Irfan,
Perlindungan terhadap Korban kekerasan Seksual, Bandung
, Reflika Aditama, 2001
B. Karya Ilmiah
Ayu Rahayu,
Kekerasan Seksual Pada Anak
, Karya Ilmiah,
Mahasiswi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Bandung, 2013
Bambang Hariyono,
Kebijakan Formulasi Sanksi Pidana terhadap Pela ku Tindak Pidana Narkotika di Indonesia
, Tesis, Semarang: Program Magister Ilmu Hukum, Pascasarjana Universitas Diponegoro, 2009
Lukman Hakim Nainggolan,
Bentuk-Bentuk Kekerasan Seksual terhadap Anak Di Bawah Umur
, Jurnal Equality, Vol 13 No 1 Februari 2008
M. Anwar Fuadi, Dinamika Psikologi Kekerasan Seksual, Jurnal, Universitas Islam Negeri, diakses 19 Mei 2014 Mahmud Mulyadi,
Bahan Kuliah pembaharuan Hukum pidana
, Pascasarjana USU. Miftahu Chairina
, “ Tindak Pidana Pemerkosaan terhadap Anak Di
Bawah Umur Dalam Pandangan Hukum
Pidana Islam “, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009. Wisnu sri hertinjung,
The dinamyc of causes of child sexual abuse Based on availability of personal space and privacy,
Jurnal, Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiah Surakarta, di akses 19 Mei 2014
C. Undang-Undang
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
D. Internet
http:kampus.okezone.com,
hukum-mati-pelaku-pelecehan-seksual-anak
, diakses 2 Oktober 2014. http:www.antaranews.com
berita, cukupkah-hukum-pidana-jerat- penjahat-seksual
2 Oktober 2014 Www. Sumutpos.co, Medan Darurat Kejahatan Seksual terhadap Anak, diakses 19 Mei 2014
4850
ANALISIS SISTEM INTEGRASI TANAMAN UBI KAYU
Manihot esculenta
Crantz – TERNAK
KAMBING
Capra aegagrus hircus
TERHADAP PENDAPATAN PETANI. Bambang Hermanto, SP, MSi
5
ABSTRAK
Analisis Sistem Integrasi Tanaman Ubi Kayu Manihot esculenta Crantz - Ternak Kambing Capra aegagrus hircus Terhadap Pendapatan Petani
. Studi Kasus: Desa Pegajahan Dusun IV, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Tujuan Penelitian ini adalah : 1 Untuk
menganalisis pengaruh luas lahan, tenaga kerja dan pupuk terhadap produksi tanaman ubi kayu. 2 Untuk menganalisis pengaruh biaya nutrisi, biaya tenaga kerja dan biaya pakan ternak terhadap biaya produksi
pada usaha ternak kambing. 3 Untuk menganalisis besarnya pendapatan yang diperoleh dari sistem integrasi di daerah penelitian. 4 Untuk menganalisis kelayakan usahatani ubi kayu dan ternak kambing di
daerah penelitian.Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode penentuan daerah penelitian yang ditetapkan secara purposive sengaja, sampel dalam penelitian adalah petani di Desa Pegajahan Dusun IV.
Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah teknik sampling jenuh sensus. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Analisis data pada perumusan masalah menggunakan
fungsi regresi linear berganda, fungsi Cobb
–
Douglas rumus penerimaan, rumus keuntungan dan rumus analisis RC Ratio kelayaan usahatani ubi kayu dan ternak kambing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, yaitu: 1 Variabel independent X
1
, X
2
, dan X
3
secara serempak berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman ubi kayu Y
1
pada tingkat kepercayaan 95 yaitu 67,457 2,98. Secara parsial variabel luas lahan X
1
berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman ubi kayu, sedangkan variabel tenaga kerja X
2
dan pupuk X
3
tidak berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman ubi kayu Y
1
. Koefisien Determinasi R
2
menunjukkan nilai sebesar 0,886 artinya variabel independent X
1
, X
2
, dan X
3
secara serempak mampu memberi penjelasan terhadap produksi tanaman ubi kayu sebesar 88,6 sedangkan sisanya sebesar 11,4 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke
dalam estimasi. 2 Variabel independent biaya nutrisi X
1
, biaya tenaga kerja X
2
dan biaya pakan ternak X
3
secara serempak berpengaruh nyata terhadap biaya produksi ternak kambing Y
2
pada tingkat kepercayaan 95 yaitu 1430,277 2,98. Koefisien Determinasi R
2
menunjukkan nilai sebesar 0,994 artinya variabel independent X
1
,X
2
, dan X
3
secara serempak mampu memberi penjelasan terhadap biaya produksi
5
Mahasiswa S3 Perencanaan Wilayah Universitas Sumatera Utara
4851
ternak kambing sebesar 99,4 sedangkan sisanya sebesar 0,6 dijelaskan oleh variabel lain yang tida k dimasukkan ke dalam estimasi. 3 Adapun besar pendapatan yang diperoleh di daerah penelitian sebesar Rp.
716.341.000 dengan rata-rata Rp. 23.878.033. 4 Usahatani ubi kayu dan ternak kambing layak untuk diusahakan karena nilai RC-nya lebih besar dari satu 3,59 1.
Kata Kunci: Produksi tanaman ubi kayu, Biaya produksi ternak kambing, Pendapatan, Kelayakan Usahatani dan Ternak
Pendahuluan Latar Belakang
Sistem pertanian dikembangkan secara sendiri-sendiri maka sisa tanaman, atau kotoran dari ternak merupakan limbah yang dapat menimbulkan masalah dan penanganannya memerlukan biaya tinggi sehingga akan
meningkatkan biaya produksi usaha pertanian. Bila demikian halnya sama seperti pada pengembangan ilmu pertanian, secara produksi pun pertanian memerlukan keterpaduan atau pertanian terpadu. Oleh karena itu pertanian
terpadu merupakan pilar utama kebangkitan bangsa Indonesia karena akan mampu menyediakan pangan yang
aktual bagi bangsa ini secara berkelanjutan.
Dalam sistem integrasi tanaman-ternak, pemanfaatan limbah tanaman sebagai pakan, serta limbah ternak menjadi pupuk dan sumber energi alternatif merupakan potensi yang perlu dikembangkan. Inovasi teknologi pakan
ternak dalam Sistem Integrasi Tanaman-Ternak Bebas Limbah SITT-BL memberikan peluang yang menggembirakan menuju green and clean agricultural development. Sistem integrasi ternak dan tanaman pangan
dapat menjadi andalan dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman pangan, ternak, selain melestarikan kesuburan tanah dengan adanya pupuk organik. Karena itu, sistem ini berpotensi meningkatkan pendapatan petani-
peternak. Pupuk kandang yang merupakan limbah ternak dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan organik tanah. Bahkan semua limbah ternak dan pakan dapat diproses secara in situ untuk menghasilkan biogas sebagai energi
alternatif. Residu sisa bahan yang tidak terpakai pembuatan biogas, dalam bentuk kompos merupakan sumber pupuk organik bagi tanaman, sekaligus sebagai pembenah tanah soil amendment. Pemanfaatan limbah pertanian
hingga tidak ada lagi limbah yang terbuang akan bermakna melestarikan perputaran unsur hara dari tanah-tanaman- ternak kembali ke tanah secara sempurna. Kearifan lingkungan ini perlu ditumbuh kembangkan secara luas
sehingga mampu menjaga kelestarian sumber daya alam Haryanto, 2009. Masyarakat di desa ini telah lama melakukan sistem integrasi antara tanaman ubi kayu dengan ternak
kambing yaitu disamping menanam tanaman ubi kayu juga memelihara ternak kambing. Ternak kambing yang dijalankan masyarakat sangat bermanfaat sebagai sumber pendapatan. Akan tetapi yang menjadi permasalahan
dalam masyarakat masih menganggap ternak kambing yang mereka jalankan sebagai usaha sampingan karena kehidupan masyarakat umumnya masih bertumpu pada usaha pertanian terutama tanaman ubi kayu sebagai usaha
pokoknya. Berdasarkan uraian sebelumnya maka dilakukan penelitian dengan judul
―Analisis Sistem Integrasi Tanaman Ubi Kayu
Manihot esculenta
Crantz - Ternak Kambing
Capra aegagrus hircus
Terhadap Pendapatan Petani
” dengan studi kasus di Desa Pegajahan Dusun IV, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang
Bedagai, Provinsi Sumatera Utara.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk menganalisis pengaruh luas lahan, tenaga kerja dan pupuk terhadap produksi tanaman ubi kayu.
4852
2. Untuk menganalisis pengaruh nutrisi, tenaga kerja dan pakan ternak terhadap biaya produksi pada
usaha ternak kambing. 3.
Untuk menganalisis besar pendapatan yang diperoleh dari sistem integrasi di daerah penelitian. 4.
Untuk menganalisis apakah usahatani ubi kayu dan ternak kambing layak diusahakan di daerah penelitian.
Tinjauan Pustaka Sistem Integrasi Tanaman-Ternak
Salah satu sistem usaha tani yang dapat mendukung pembangunan pertanian di wilayah pedesaan adalah sistem integrasi tanaman ternak. Ciri utama dari pengintegrasian tanaman dengan ternak adalah terdapatnya
keterkaitan yang saling menguntungkan antara tanaman dengan ternak. Keterkaitan tersebut terlihat dari pembagian lahan yang saling terpadu dan pemanfaatan limbah dari masing- masing komponen. Saling keterkaitan berbagai
komponen sistem integrasi merupakan faktor pemicu dalam mendorong pertumbuhan pendapatan masyarakat tani dan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berkelanjutan Kariyasa, 2005.
Sistem integrasi tanaman ternak mengemban tiga fungsi pokok yaitu memperbaiki kesejahteraan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, memperkuat ketahanan pangan dan memelihara keberlanjutan lingkungan
Suryanti, 2001. Integrasi tanaman dan ternak dimasukkan untuk mendukung pertanian berkelanjutan, penggunaan sumber
daya alam secara optimal dan efesiensi penggunaan lahan dalam upaya peningkatan pendapatan. Telah kita sadari bersama bahwa ternak memberikan kontribusi yang besar terhadap kesejahteraan petani, namun hingga kini
peranan ternak tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal oleh sebagian besar petani. Ternak ruminansia dapat memanfaatkan hasil ikutan dan sisa hasil pertanian untuk kebutuhan pakannya. Dilain pihak dengan penguasaan
lahan antara 0,25-0,3 Ha penggunaan pupuk anorganik semakin berlebihan dalam upaya peningkatan hasil, justru memperburuk kondisi lahan. Dalam keadaan demikian pemberian pupuk kandang menjadi keharusan. Pemberian
pupuk kandang selain untuk perbaikan tanah juga efesiensi penggunaan pupuk anorganik yang semakin mahal dan sulit dicari. Dengan membaiknya kondisi fisik lahan dan efesiensi dalam penggunaan pupuk diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan Prasetyo, 2001.
Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut: 1.
Luas lahan, tenaga kerja dan pupuk berpengaruh terhadap produksi tanaman ubi kayu. 2.
Nutrisi, tenaga kerja dan pakan ternak berpengaruh terhadap biaya produksi pada usaha ternak kambing. 3.
Ada pengaruh pendapatan usahatani pada sistem integrasi tanaman ubi kayu-ternak kambing di daerah penelitian.
4. Usahatani ubi kayu dan ternak kambing layak diusahakan di daerah penelitian
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari responden kemudian diolah terlebih dahulu, kemudian diuji dengan dengan menggunakan alat statistik yang sesuai.
Uji analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah:
4853
Untuk menguji hipotesis pertama 1, menggunakan Regresi Linier Berganda:
Y
1
= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e Keterangan:
Y
1
= Produksi Kg a
= Konstanta
Intercept
b
1
b
2
b
3
= Koefisien regresi X
1
= Luas Lahan Ha X
2
= Tenaga Kerja Orang X
3
= Pupuk Kg e
= Error Term Untuk menguji hipotesis kedua 2, menggunakan rumus
Cobb-Douglas
: Y
2
= a.X . X
. X .e
Kemudian fungsi
Cobb-Douglas
dilogaritmakan sebagai berikut:
Log Y
2
= Log a + b
1
Log X
1
+ b
2
Log X
2
+ b
3
Log X
3
+ e
Keterangan: Y
2
= Biaya Produksi Ternak kambing Rpthn a
= Konstanta
Intercept
b
1
b
2
b
3
= Koefisien regresi Log X
1
= Log Biaya Nutrisi Rpthn Log X
2
= Log Biaya Tenaga Kerja Rpthn Log X
3
= Log Biaya Pakan Ternak Rpthn e
= Error Term Untuk menguji hipotesis ketiga 3 yaitu Pendapatan usahatani ubi kayu dan ternak kambing, digunakan
analisis RC Ratio. π = TR –TC
Keterangan : π
= Pendapatan Usahatani dan ternakKeuntungan Rp TR
= Total RevenueTotal Penerimaan Rp TC
= Total CostTotal Biaya Rp Untuk menguji hipotesis keempat 4 yaitu kelayakan usahatani ubi kayu dan ternak kambing, digunakan
analisis RC Ratio.
⁄
Hasil Dan Pembahasan Penelitian Hasil Regresi Pengaruh Luas Lahan, Tenaga Kerja, dan Pupuk Terhadap Produksi Tanaman Ubi
Kayu
No Variabel
Koefisien t- stat
t- tab Sig F
F tab
4854
1 Konstanta
-108,645 -0,106
2,056 0,000
2,98 2
Luas Lahan X
1
928,703 6,047
3 Tenaga Kerja X
2
722,975 1,549
4 Pupuk X
3
0,633 0,501
5 R. Square
0,886 6
Adjusted R. Square 0,873
7 F. Statistik
67,457 8
Variabel Dependent Y
1
Produksi Tanaman Ubi Kayu Sumber : Data Primer diolah, 2013
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa koefisien regresi :
Y
1
= -108,645 + 928,703 X
1
+ 722,975 X
2
+ 0,633 X
3
+ e
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh F
hitung
F
tabel
67,457 2,98 dengan demikian terima H
a
tolak H . Ini berarti secara serempak luas lahan X
1
, tenaga kerja X
2
dan pupuk X
3
berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman ubi kayu pada tingkat kepercayaan 95. Dengan demikian hipotesis diterima, hal ini terjadi
karena tingkat produksi dipengaruhi oleh variabel luas lahan, tenaga kerja dan pupuk. Koefisien determinasi R
2
menunjukkan nilai sebesar 0,886 artinya variabel luas lahan, tenaga kerja dan pupuk mampu memberi penjelasan terhadap produksi tanaman ubi kayu sebesar 88,6 sedangkan 11,4 lainnya
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model estimasi. Seperti faktor sosial petani yaitu tingkat pendidikan petani, jumlah tanggungan petani.
Hasil Regresi Pengaruh Biaya Nutrisi, Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Pakan Ternak Terhadap Biaya Produksi Ternak Kambing
No Variabel
Koefisien t- stat
t- tab Sig F
F tab 1
Konstanta 0,282
1,767 2,056
0,000 2,98
2 Biaya Nutrisi X
1
0,280 6,678
3 Biaya Tenaga Kerja X
2
0,507 20,190
4 Biaya Pakan Ternak X
3
0,254 11,952
5 R. Square
0,994 6
Adjusted R. Square 0,993
7 F. Statistik
1430,277 8
Variabel Dependent Y
2
Biaya Produksi Ternak Kambing Sumber : Data Primer diolah, 2013
Dari hasil pengujian yang dilakukan, maka dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
LogY
2
= Log 0,282 + 0,280 LogX
1
+ 0,507 LogX
2
+ 0,254 LogX
3
+
e
Dari rumus diatas kemudian dikonversikan kedalam rumus
Cobb-Douglass
sebagai berikut :
Y
2
= 0,282. X
1 0,280
. X
2 0,507
. X
3 0,254
.
e
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh F
hitung
F
tabel
1430,277 2,98 dengan demikian terima Ha tolak H
. Ini berarti secara serempak biaya nutrisi X
1
, biaya tenaga kerja X
2
dan biaya pakan ternak X
3
berpengaruh nyata terhadap biaya produksi ternak kambing pada tingkat kepercayaan 95. Dengan demikian hipotesis diterima, hal ini terjadi karena tingkat biaya produksi dipengaruhi oleh variabel nutrisi, tenaga kerja dan
pakan ternak.
4855
Koefisien determinasi R
2
menunjukan nilai sebesar 0,994 artinya variabel biaya nutrisi, biaya tenaga kerja dan biaya pakan ternak mampu memberi penjelasan terhadap biaya produksi ternak kambing sebesar 99,4
sedangkan 0,6 lainnya dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model estimasi. Seperti faktor sosial petani yaitu tingkat pendidikan petani, jumlah tanggungan petani.
Total Pendapatan Usahatani Ubi Kayu dan Ternak Kambing
Total pendapatan yang dimaksud adalah hasil penjumlahan pendapatan usahatani ubi kayu dengan ternak kambing. Adapun rata-rata total pendapatan usahatani ubi kayu dan ternak kambing sebesar Rp 23.878.033.
Dengan demikian pendapatan yang diperoleh petani yang juga menjadi peternak setiap tahun dan setiap musim tanam sebesar Rp 23.878.033.
Kelayakan Usahatani dan Ternak Kambing
Untuk mengetahui layak atau tidak layaknya usahatani ubi kayu dan ternak kambing tersebut maka dapat diuji dengan mengunakan rumus Revenue Cost Ratio RC Ratio.
⁄ Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut :
⁄
= 3,59
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui besarnya RC ratio petanipeternak sampel adalah 3,59. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa usahatani ubi kayu dan ternak kambing di daerah penelitian menguntungkan
dan layak untuk diusahakan di daerah penelitian. Hal ini dapat dilihat dari nilai RC ratio lebih besar dari satu 3,59 1. Semakin besar RC ratio maka akan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh petanipeternak dalam
menjalankan usahatani dan ternaknya. Hal ini dapat dicapai apabila petanipeternak mengalokasikan faktor-faktor produksi yang telah ada secara lebih efisien lagi.
Kesimpulan Dan Saran 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Sistem Integrasi Tanaman Ubi Kayu-Ternak Kambing Terhadap Pendapatan Petani di Desa Pegajahan Dusun IV, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai,
Provinsi Sumatera Utara. maka dapat disimpulkan bahwa: 1.
Secara serempak variabel luas lahan, tenaga kerja dan pupuk berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman ubi kayu sebesar 95.
2. Secara parsial variabel luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman ubi kayu. Sedangkan variabel
tenaga kerja dan pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman ubi kayu. 3.
Secara serempak variabel nutrisi, tenaga kerja dan pakan ternak berpengaruh nyata terhadap biaya produksi ternak kambing.
4. Secara parsial variabel biaya nutrisi, biaya tenaga kerja dan biaya pakan ternak berpengaruh nyata terhadap
produksi ternak kambing.
4856
5. Ada perbedaan pendapatan pada masing-masing sampel ini terjadi karena besarnya biaya produksi yang
dikeluarkan berbeda-beda. 6.
Usahatani ubi kayu dan ternak kambing memiliki keuntungan yang baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
2. Saran a. Kepada Petani