PENGUJIAN HIPOTESIS METODE PENELITIAN

commit to user 82 menunjukkan bahwa data yang diperoleh di lapangan terdistribusi normal. Sebagian data yang telah dibuat grafik normalitasnya bisa dilihat dilampiran 15. Setelah melakukan uji normalitas maka langkah berikutnya melakukan uji homogenitas. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui sampel yang digunakan homogen atau tidak. Hipotesis yang diberikan adalah sampel yang digunakan adalah homogen. Jika hasil uji homogenitas menggunakan program SPSS 16 sig 0,05 maka hipotesis diterima yaitu sampel homogen, sebaliknya apabila hasil yang diberikan adalah 0,05 maka hipotesis ditolak sehingga sampel tidak homogen. Hasil data yang diperoleh dapat dideskripsikan dalam tabel 4.11 Tabel 4.11 Hasil uji homogenitas Uji Homogenitas Jumlah data Sig P value Prestasi kognitif Motivasi Abstrak 70 70 70 0.189 0.168 0.983 0.05 0.05 0.05 Dari tabel 4.13 diperoleh bahwa nilai sig 0,05 dari hasil seperti ini maka dapat disimpulkan bahwa intersepsi dari prestasi belajar, motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir abstrak adalah homogen.

C. PENGUJIAN HIPOTESIS

Dengan dipenuhinya dua syarat sebagaimana pada point B yaitu sampel terdistribusi normal dan homogen maka dapat dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan adalah anava 3 jalan. Pemetaan katagori analisis dengan menggunakan anava 3 jalan adalah sebagai mana ditampilkan dalam tabel 4.12. Pemetaan ini kemudian dianalisis menggunakan program SPSS 16. Kriteria commit to user 83 penerimaan hipotesis adalah jika nilai sig . 0,05 maka H diterima dan sebaliknya jika nilai sig 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima. Hasil dari uji anava disajikan dalam tabel 4.13 Tabel 4.12 Pemetaan analisis menggunakan anava Kemampuan Berpikir Abstrak tinggi Kemampuan Berpikir Abstrak rendah Motivasi berprestasi tinggi Motivasi berprestasi rendah Motivasi berprestasi tinggi Motivasi berprestasi rendah Inkuiri 10 Siswa 6 siswa 4 siswa 15 siswa CTL 18 siswa 2 siswa 5 siswa 10 siswa Tabel 4.13 Hasil uji Anava Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Model 14.884 1 14.884 .143 .706 Abtrak 789.022 1 789.022 7.595 .008 Motivasi 1402.822 1 1402.822 13.503 .000 model abtrak 1253.013 1 1253.013 12.061 .001 model motivasi 99.614 1 99.614 .959 .331 abtrak motivasi 131.607 1 131.607 1.267 .265 model abtrak motivasi .108 1 .108 .001 .974 Corrected Total 14067.771 69 Berdasarkan dari tabel 4.13 di atas maka dapat diperhatikan kolom source dan signifikan. Hipotesis pertama menyatakan bahwa H 01 = tidak ada pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dan CTL terhadap prestasi belajar siswa. H 11 = ada pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dan CTL terhadap prestasi belajar siswa. Nilai signifikan yang diperoleh dari hasil analisis terkait dengan commit to user 84 model adalah 0,706. Nilai ini lebi besar daripada 0,05 artinya H 01 diterima dan H 11 ditolak sehingga tidak ada pengaruh model pembejaran yang digunakan dalam penelitian ini. Hipotesis kedua menyatakan H 02 = tidak ada pengaruh kemampuan berpikir abstrak tinggi rendah terhadap prestasi belajar. H 12 = terdapat pengaruh kemampuan berpikir astrak tinggi dan rendah. Nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,008. Nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai 0,05. Artinya H 02 ditolak dan H 12 diterima. Jadi terdapat pengaruh nilai kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar dalam penelitian ini. Hipotesis ketiga menyatakan H 03 = tidak ada pengaruh motivasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. H 13 = terdapat pengaruh motivasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,000. Nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai 0,05. Artinya H 03 ditolak dan H 13 diterima. Jadi terdapat pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa dalam penelitian ini. Hipotesis keempat menyatakan H 04 = tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri dan CTL dengan kemampuan berpikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar siswa. H 14 = terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri dan CTL terhadap kemapuan berpikir abstrak siswa terhadap prsetasi belajar siswa. Nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,001 artinya H 04 ditolak dan H 14 diterima. Jadi ada interaksi antara model yang digunakan dalam penelitian dengan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa. Hipotesis kelima menyatan H 05 = tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri dan CTL dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi commit to user 85 belajar siswa. H 15 = terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri dan CTL dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. Nilai signifikan yang didapatkan adalah 0,331. Nilai ini lebih besar daripada 0,05 artinya H 05 diterima dan H 15 ditolak. Jadi tidak ada interaksi antara model yang digunakan dalampenelitian dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa. Hipotesis keenam H 06 = tidak terdapat interaksi antara kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah dengan motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. H 16 = terdapat interaksi antara kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah dengan motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Nilai signifikan yang didapatkan adalah 0,265. Nilai yang didapatkan lebih besar daripada 0,05 artinya dalam penelitian ini H 06 diterima dan H 16 ditolak. Jadi tidak ada intraksi antara kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah dengan motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Hipotesis terakhir adalah H 07 = tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan CTL dengan motivasi berprestasi siswa dan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa. H 17 = terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan CTL dengan motivasi berprestasi siswa dan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa. Nilai signifikan yang didapatkan adalah 0,974. Nilai yang didapat lebih besar jika dibandingkan dengan 0,05 artinya H 07 diterima dan H 17 ditolak. Jadi tidak ada interaksi antara model yang digunakan dengan kemampuan berpikir abstrak dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa. commit to user 86 Setelah melakukan uji hipotesis perlu kiranya dilakukan uji lanjut anava. Uji lanjut anava yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji Schaffe, uji ini hanya dilakukan pada hipotesis 2, 3 dan 4 karena H pada hipoteisis ini ditolak. Uji Scheffe yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan aplikasi program SPSS 16 yang secara terperinci dideskripsikan pada tabel 4.14 Pada tabel 4.14 Nilai α yang digunakan adalah 0,05 dengan dua hipotesis yaitu H = ada perbedaan signifikan antara factor dan H 1 = tidak ada perbedaan yang signifikan antara factor. Terima H jika nilai sig 0,05. Berdasarkan tabel 4.16 maka dapat diartikan 1 tidak ada perbedaan prestasi yang diperoleh siswa kelas CTL dan inkuiri P value = 0,810. 2 ada perbedaan prestasi yang dipeoleh siswa berdasarkan faktor kemampuan berpikir abstrak dan motivasi berprestasi. Untuk lebih jelasnya hubungan antara faktor dapat dideskripsikan pada tabel 4.15 Tabel 4.14 Hasil uji Scheffe efek hubungan antara faktor No Source df Mean Square F Sig. 1 Corrected Model 7 999.946 8.771 .000 2 Intercept 1 162420.833 1.425E3 .000 3 Model 1 6.660 .058 .810 4 Faktor 3 1522.382 13.354 .000 5 model faktor 3 426.869 3.744 .015 6 Error 62 114.002 7 Total 70 8 Corrected Total 69 Pada tabel 4.14 pada baris ke 5 kolom ke dua faktor nilai sig yang diperoleh adalah 0,000 jika dibandingkan dengan nilai α atau resiko kesalahan yang diambil sebesar 0,05. Tentunya nilai sig yang diperoleh p value. Kejadian ini commit to user 87 memberikan arti bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar yang dipeoleh oleh masing-masing siswa. Sedangkan pada baris ke empat kolom kedua model nilai sig yang diperoleh adalah 0,810 jika dibandingkan dengan nilai α atau resiko kesalahan yang diambil maka nialai sig α maka tidak ada perbedaan hasil prestasi belajar anatara siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri dan CTL. Tebel 4.15 Perbandingan antara faktor No I faktor J faktor Mean Difference I-J Std. Error Sig. 1 abstrak tinggi motivasi tinggi abstrak rendah motivasi tinggi 13.0498 4.07407 .023 2 abstrak tinggi motivasi rendah 18.8276 4.26397 .001 3 abstrak rendah motivasi rendah 19.4109 2.94639 .000 4 abstrak rendah motivasi tinggi abstrak tinggi Motivasi tinggi -13.0498 4.07407 .023 5 abstrak tinggi motivasi rendah 5.7778 5.18818 .744 6 abstrak rendah motivasi rendah 6.3611 4.17337 .513 7 abstrak tinggi motivasi rendah abstrak tinggi Motivasi tinggi -18.8276 4.26397 .001 8 abstrak rendah motivasi tinggi -5.7778 5.18818 .744 9 abstrak rendah motivasi rendah .5833 4.35894 .999 Merujuk pada tabel 4.15 hasil uji Scheffe dengan faktor i dan j maka dapat diinterprestasikan sebagai berikut ini pada baris pertama faktor i yaitu anak yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi dan motivasi berprestasi tinggi jika dibandingkan dengan faktor j yaitu anak yang memiliki kemampuan abstrak rendah dan motivasi tinggi memiliki nilai sig 0,023. Nilai ini menunjukkan ada perbedaan hasil prestasi yang diperoleh dari kedua faktor ini. Pada baris kedua commit to user 88 nilai sig yang diperoleh adalah 0,001 hal ini menunjukkan ada perbedaan hasil yang diperoleh antara siswa yang memiliki kemampuan bastrak tinggi dan motivasi tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan abstrak tinggi dan motivasi rendah. Pada baris ketiga nilai sig 0,000 hal ini menunjukkan ada perbedaan hasil yang diperoleh siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi dan motivasi tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah dan motivasi rendah. Pada baris kelima nilai sig 0,744 hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan hasil prestasi belajar yang diperoleh siswa dengan kemampuan berpikir abstrak rendah dan motivasi tinggi dengan kemampuan abstrak tinggi dan motivasi rendah. Pada baris keenam nilai sig 0,513 hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan hasil prestasi belajar yang diperoleh siswa dengan kemampuan berpikir abstrak rendah dan motivasi tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah dan motivasi rendah.

D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI TRAINING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS SISWA

2 10 141

PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DENGAN MULTIMEDIA DAN LINGKUNGAN RIIL DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMAMPUAN AWAL

0 7 154

Pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan demontrasi ditinjau dari kreativitas dan motivasi berprestasi

1 4 125

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI KONSTRUKTIVISME MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH.

0 0 22

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA.

0 1 19

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 19

PENGARUH PEMBELAJARAN CTL DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN VERBAL.

0 1 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI MEDIA RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR ABSTRAK DAN MOTIVASI BERPRESTASI.

0 1 1

PENGGUNAAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL PADA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

0 0 16

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL ISTAD DAN INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

1 1 22