commit to user 26
mampu mengarahkan siswa pada proses pembagunan rasa percaya diri tentang informasi yang telah ditemukan. Menurut Trianto 2007:135 kondisi umum
timbulnya inkuiri bagi siswa adalah aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi, inkuiri berfokus pada hipotesis dan
penggunaan fakta sebagai evidensi informasi fakta. Pembalajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah dalam
waktu yang relatif singkat. Dalam kegiatan inkuiri akan mampu meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil
dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Di dalam proses inkuiri tidak hanya menekankan kemampuan intelektual
tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan ketrampilan inkuiri merupakan proses yang bermula dari merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, dan membuat simpulan. Pada penelitian ini tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi dari
tahapan pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen and Kauchak 1996 dalam Trianto 2007:109 adapun fase pembelajaran inkuiri ditampilkan dalam
tabel 2.1.
4. Model Pemebelajaran Contextual Teaching and Learning CTL
Model CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
commit to user 27
Dengan model semacam ini diharapkan siswa mampu memahami apa yang telah dipelajari karena berkaitan erat dengan kehidupan nyata dan pengalaman pribadi
siswa. Menurut Johnson dalam bukunya CTL diartikan sebagai berikut: CTL merupakan sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para
siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks
dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Johnson,2007: 67
Tabel 2.1 Tahap pembelajaran Inkuiri
No. Fase
Perilaku Guru 1.
Menyajikan pertanyaan atau masalah
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa
dalam kelompok. 2.
Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah
pendapat dalam
membentuk hipotesis.
Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang
relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
3. Merancang percobaan
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan
hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.
4. Melakukan percobaan
untuk memperoleh informasi
Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan.
5. Mengumpulkan
dan menganalisis data
Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengelolaan data yang terkumpul.
6. Membuat kesimpulan
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
Dari uraian Johnson disebutkan suatu konteks yang dapat diartikan menjalin bersama, keseluruhan situasi, latar belakang atau lingkungan yang berhubungan
dengan diri yang terjalin bersamanya Webster’s New World Dictionary, 1968
commit to user 28
dalam Johnson 2007:86. Maksudnya adalah keadaan yang muncul bisa berasal dari
lingkungan pribadi
siswa dan
budayanya. Depdiknas
www.Depdiknasartikel pembelajaran kontekstual.htm mengartikan bahwa Model kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Artinya guru mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna
bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa. Mereka dapat bekerja dan mengalami suatu kegiatan yang bermakna,
bukan hanya sekedar mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Menurut Depdiknas www.Depdiknasartikel pembelajaran kontekstual.htm
dalam penerapan pembelajaran dengan model CTL harus ada tujuh komponen utama, antara lain: pertama kontruktivisme merupakan landasan berpikir CTL,
yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar di mana siswa
sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuan yang dimilikinya. Kedua inkuiri menemukan merupakan
bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual karena pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat
seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Ketiga Questioning Bertanya Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya.
Bertanya merupakan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual. Kegiatan
commit to user 29
bertanya berguna untuk menggali informasi, menggali pemahaman siswa, membangkitkan respon kepada siswa, mengetahui sejauh mana keingintahuan
siswa, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru, membangkitkan lebih banyak lagi
pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa. Keempat Learning Community Masyarakat Belajar Konsep masyarakat belajar
menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperolah dari sharing antar teman atau antar kelompok.
Masyarakat belajar terjadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran. Kelima Modelling
Pemodelan, Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan
melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang
dengan melibatkan siswa atau mendatangkan dari luar. Keenam Reflection Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari
atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa
melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu. Paling akhir merupakan Authentic Asessmen Penilaian Sebenarnya
adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa
commit to user 30
siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan
terhadap proses maupun hasil. Dalam model-model pembelajaran selalu memiliki langkah-langkah supaya pembelajaran yang diberikan dapat berjalan dengan baik.
Tahapansintaks CTL disajikan dalam tabel 2.2
Tabel. 2.2 Tahapansintaks model pembelajaran CTL
No. Langkah-langkah
Kegiatan Kegiatan siswa
1. Merumuskan masalah