Teori Belajar Bandura Teori Belajar

commit to user 18 merakit instrument percobaan, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data serta mengkomunikasikan hasil percobaan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka kemampuan observasi dan eksperimentasi ini lebih ditekankan dalam suatu proses pembelajaran fisika. Selanjutnya dengan kemampaun matematis siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan berpikir taat asas. Kemampuan ini dilatihkan dalam proses pengelolaan data yang kebenarannya tidak diragukan lagi untuk selanjutnya siswa akan berlatih dalam menghubungkan antara pengetahuannya dalam bentuk suatu konsep, prinsip, hukum, teori dan postulat.

2. Teori Belajar

a. Teori Belajar Bandura

Menurut Bandura dalam Nursalim dkk 2007:57 “ Bandura membedakan perolehan pengetahuan belajar dan kinerja yang teramati berdasarkan pengetahuan perilaku tersebut.” Dengan kata lain bahwa apa yang kita ketahui dapat lebih banyak dari apa yang dapat kita perhatikan. Sehingga untuk menanamkan suatu sikap atau pengetahuan kepada seorang anak perlu kiranya melakukan suatu kegiatan dengan maksud untuk mengarahkan pengetahuan tersebut ke dalam memori jangka penjang anak. Oleh karena itu seseorang yang ingin mendapatkan pengetahuan bukan berarti hanya dikendalikan oleh lingkungannya saja akan tetapi manusia dapat berfikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri. Pembelajaran sosial yang ditekankan dalam bandura adalah “reciprocal determinism yaitu model yang menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk commit to user 19 interaksi timbal balik yang terus menerus antara determinan kognitif, behavioral, dan lingkungan” Suprijono, 2007:20. Ada faktor yang saling berinteraksi antara faktor internal dan eksternal dalam teori kognitif sosial Bandura. Seseorang menentukan atau mempengaruhi tingkah lakunya dengan mengontrol kekuatan lingkungan, tetapi orang juga dikontrol oleh kekuatan lingkungan itu. Suatu faktor yang terabaikan oleh teori perilaku tradisional adalah fakta adanya pengaruh yang amat kuat dari pemodelan dan pengintimidasian pada proses belajar. 1 Belajar dengan mengamati orang lain Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan. Pertama pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang diamati orang lain vicarious conditing. Ini terjadi apabila seseorang siswa melihat siswa lain dipuji atau ditegur karena melakukan perbuatan tertentu dan kemudian siswa lain melihat hal itu memodifikasi perilakunya seolah-olah ia sendiri yang telah menerima pujian atau teguran itu. Kedua jenis pembelajaran yang melaui pengamatan meniru perilaku sesuatu model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan atau pelemahan pada saat pengamatan itu sedang memperhatikan. Model tidak harus diperankan secara langsung tetapi dapat menggunakan seorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model. 2 Elemen pembelajaran melalui pengamatan Menurut bandura dalam Nursalim dkk 2007:58 ada empat elemen penting yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran melalui pengamatan, yaitu Atensi, seseorang harus menaruh perhatian atensi kepada orang yang menarik atau commit to user 20 model yang dikagumi supaya dapat belajar melaui pengamatan. Retansi, agar dapat meniru perilaku model harus dapat mengingat perilaku itu. Pada fase retensi latihan pengamatan sangat membantu siswa untuk mengingat elemen-elemen perilaku yang dikehendaki sebagi misal urutan langkah-langkah suatu pekerjaan. Produksi , suatu proses pembelajaran dengan memberikan latihan-latihan agar membantu siswa lancar dan ahli dalam menguasai materi pelajaran. Pada fase ini dapat mempengaruhi terhadap motivasi siswa dalam menunjukkan kinerja. Motivasi , suatu cara agar dapat mendorong kinerja dan mempertahankan tetap dilakukannya ketrampilan yang baru diperoleh dengan memberikan penguatan bisa berupa nilai dan penghargaan atau insentif. Teori belajarn Bandura dalam penelitian ini berkaitan dengan cara siswa untuk memperoleh informasi keilmuan. Siswa akan melakukan suatu observasi dan percobaan-percoabaan baik sederhana atau komplek untuk menadapatkan konsep fisika.

b. Teori Belajar Bruner

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI TRAINING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS SISWA

2 10 141

PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DENGAN MULTIMEDIA DAN LINGKUNGAN RIIL DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMAMPUAN AWAL

0 7 154

Pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan demontrasi ditinjau dari kreativitas dan motivasi berprestasi

1 4 125

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI KONSTRUKTIVISME MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH.

0 0 22

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA.

0 1 19

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 19

PENGARUH PEMBELAJARAN CTL DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN VERBAL.

0 1 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI MEDIA RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR ABSTRAK DAN MOTIVASI BERPRESTASI.

0 1 1

PENGGUNAAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL PADA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

0 0 16

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL ISTAD DAN INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

1 1 22