commit to user 30
siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan
terhadap proses maupun hasil. Dalam model-model pembelajaran selalu memiliki langkah-langkah supaya pembelajaran yang diberikan dapat berjalan dengan baik.
Tahapansintaks CTL disajikan dalam tabel 2.2
Tabel. 2.2 Tahapansintaks model pembelajaran CTL
No. Langkah-langkah
Kegiatan Kegiatan siswa
1. Merumuskan masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, mennjelaskan apa
yang perlu dipersiapkan, memotivasi siswa agar siswa terlibat secara
langsung dalam pembelajaran Mengidentifikasi
masalah, menyiapkan
peralatan, merakit alat
2. Mengamati atau
melakukan observasi Guru membantu siswa dalam
mengumpulkan data sebanyak- banyaknya dari sumber atau obyek
yang diamati, mencari gambar di koran, internet, majalah dan kerja
di laboratorium Melakukan
pengamatan, mencatat data.
3 Menganalisis dan
menyajikan hasil dalam tulisan, gambar,
laporan, bagan, tabel dan karya lainnya
Guru membimbing siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang layak membuat laporan, menggolongkan
Menganalisis data, menabelkan,
membuat laporan
4 Mengkomunikasikan
atau menyajikan hasil karya pada pembaca,
teman sekelaas, guru atau
audience lainnya. Guru membantu siswa untuk
menyampaikan karya siswa pada pembaca, teman sekelas dengan
menempelkan karya mereka pada dinding kelas.
Mempresentasikan di depan kelas
5. Kemampuan Berpikir Abstrak
Penalaran abstrak adalah tipe kecerdasan yang menekankan pada kemampuan pemakaian konsep-konsep dan simbol-simbol secara efektif dalam menghadapi
commit to user 31
situasi-situasi, terutama dalam memecahkan masalah dengan menggunakan fasilitas verbal, dan lambang-lambang bilangan. Hal ini merupakan konsep-
konsep dasar kecerdasan yang menekankan pada kemampuan abstraksi. Dalam konsep Binet menurut Suryabrata dalam www.andrablog.com unsur abstraksi
dalam kecerdasan terwujud dalam kemampuan memutuskan secara tepat, berpikir secara rasional, dan mempunyai otokritik. Sifat abstrak adalah kemampuan
mengoperasikan simbol-simbol, lambang-lambang, rumus-rumus, terutama dalam tingkatan analisis dan interpretasi.
Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kemampuan berpikir atau perekembangan kognitif merupakan proses genetik. Artinya perkembangan
kognitif didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem sayaraf. Ketika individu berkembang menuju kedewasaan, individu akan mengalami
adaptasi intelektual yang menyebabkan perubahan-perubahan kualitatif di dalam struktur kognitifnya. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi
4 yaitu: a. Sensory motor Umur 0 – 2 tahun
Merupakan tahap paling awal perkembangan pada waktu bayi lahir sampai sekitar anak berumur 2 tahun. Pada tahap ini, intelegensi anak lebih di dasarkan
pada tindakan indrawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar, membau dan lain-lain. Pada tahap ini gagasan anak pada
suatu benda berkembang dari periode belum mempunyai gagasan menjadi sudah mempunyai gagasan. Gagasan menganai benda yang sangat berkaitan ruang dan
waktu belum terkoordinasi dengan baik.
commit to user 32
b. Pre-operation Umur 2 - 7 tahun Tahap pemikiran pra operasi dicirikan dengan adanya fungsi semiotik yaitu
penggunaan simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek yang saat itu tidak berada bersama subjek. Secara jelas, cara berpikir simbolik ini
diungkapkan dengan pengguanaan bahasa. Adanya pengguanaan simbol, anak dapat mengungkapkan dan membicarakan macam-macam benda dalam waktu
yang bersamaan. Dengan bahasa, anak dapat mengungkapkan hal yang tidak sedang dilihat. Anak dapat membicarakan sesuatu hal tanpa terikat dalam ruang
dan waktu dimana hal tersebut terjadi. c. Concrete operation Umur 7 – 11 tahun
Tahap operasi kongkrit dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-atauran tertentu yang logis. Anak sudah
memperkembangkan operasi-operasi logis. Operasi ini bersifat reversible, artinya dapat dimengerti dalam dua arah yaitu suatu pemikiran yang dapat dikembalikan
pada awalnya. Misal, bila A + B = C, maka dapat dikembalikan C – B = A. Operasi ini selalu mengandung sifat kekekalan konservasi dan berkaitan dengan
sistem operasi yang lebih menyeluruh. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa ciri utama pemikiran operasi konkrit adalah adanya transformasi reversible dan
sistem kekekalan. Dengan operasi itu anak tidak mempunyai kesulitan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan konservasi. Pemikiran anak lebih decentering
daripada tahap sebelumnya, yaitu anak dapat menganalisis masalah dari berbagai segi.
d. Formal operation Umur 11 tahun ke atas
commit to user 33
Pada tahap ini merupakan tahap akhir dalam perkembangan kognitif di mana seorang remaja sudah dapat berpikir secara logis, berpikir dengan pemikiran yang
teoritis formal berdasarkan proposisi-proposisi dan hipotesis dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang telah diamati saat itu. Pada tahap ini logika remaja
berkembang dan digunakan. Cara berpikir yang abstrak mulai dimengerti. Ia mulai suka membuat teori tentang segala sesuatu yang sedang dihadapi. Pikiranya
sudah dapat melampaui waktu dan tempat. Tidak hanya terikat dengan hal-hal yang telah dialami tetapi juga dapat berpikir mengenai sesuatu yang akan datang
karena dapat berpikir secara hipotesis. Pada perkembangan ini otak juga berpengaruh dalam sistem
perkembangan kognitif anak. Karena otak manusia terdiri dari dua belahan yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Belahan otak kiri berfungsi menerapkan
bentuk-bentuk belajar logis yang memiliki langkah-langkah dengan urutan-urutan tertentu seperti dalam mempelajari ruang di bidang ilmu pengetahuan geometri.
Skenario belajarnya berbentuk linier dan sequential, mengarah ke dalam sebuah pola. Cara belajar seperti ini sangat efektif dan efisien dalam memproses dan
menyediakan informasi verbal yang dapat membangun pola berpikir tersebut. Perkembangan otak kiri adalah pengembangan kemampuan mensintesis data
menjadi terpadu berdasarkan hubungan ruang dan waktu. Cara berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif dan holistic.
Cara berpikirnya sesuai dengan cara-cara untuk mengatahui yang bersifat nonverbal, seperti perasaan dan emosi kesadaran yang berkaitan dengan perasaan,
commit to user 34
spasial, pengenalan, bentuk dan pola musik, seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi.
6. Motivasi Berprestasi