UJI PRASYARAT ANALISIS METODE PENELITIAN

commit to user 80

B. UJI PRASYARAT ANALISIS

Untuk melakukan analisis pengujian hipotesis maka perlu dilakukan uji prasyarat hipoteisis. Uji prasyarat ini digunakan untuk mengetahui bahwa sampel yang telah diberi perlakuan terdistribusi normal dan homogen. Dalam pengolahan data ini digunakan program SPSS 16. Dengan menggunakan α = 0,05 maka H sampel terdistribusi normal akan diterima apabila sig daripada 0,05. Sebaliknya H akan ditolak sampel tidak terdistribusi normal apabila sig 0,05. Untuk mengetahui lebih lanjut hasil dari uji normalitas maka dapat dideskripsikan pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas No Uji Normalitas Jumlah Sig P – value Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Abstrak kelas CTL Abstrak kelas inkuiri Motivasi kelas CTL Motivasi kelas inkuiri Motivasi tinggi Motivasi rendah Abtrak tinggi Abstrak rendah Prestasi CTL Prestasiinkuiri Prestasimotivasi tinggi Prestasimotivasi rendah Prestasiabstrak tinggi Prestasiabstrak rendah 35 35 35 35 37 33 36 34 35 35 37 33 36 34 0.398 0.395 0.089 0.468 0.054 0.089 0.412 0.663 0.266 0.403 0.055 0.068 0.066 0.066 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05

0.05 Normal

Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Dari tabel 4.10 di atas telah dilakukan 14 kali uji normalitas dan dapat diinterprestasikan bahwa menurut Shapiro-wilk nilai sig 0,05 sehingga semua data yang diperoleh telah terdistribusi normal. Jumlah sampel terdiri dari 70 siswa yang dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan model yaitu inkuiri dan CTL. commit to user 81 Setiap model diikuti oleh 35 siswa. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi terdiri dari 37 siswa dan motivasi berprestasi rendah 33 siswa. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi 36 siswa dan siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah 34 siswa. Berdasrakan data tabel 4.10 dapat dibuat plot normalisasi jika dalam grafik yang digambarkan membentuk garis linier antara satu titik dengan titik yang lain maka data yang diperoleh merupakan data yang terdistribusi normal. Dibawah ini akan disajikan grafik plot normalitas sehingga akan terlihat sebaran data untuk masing-masing uji normalitas yang telah dilakukan. Grafik 4.9 Grafik normalitas kemampuan berpikir abstrak kelas CTL Pada grafik 4.9 menunjukkan grafik antara nilai observasi dan nilai harapan normal. Dalam grafik ditunjukkan bahwa nilai terendah yang didapatkan antara nilai 30-40 dan tertinggi nilai 80. Gradient yang diperoleh dalam grafik yang diperoleh membentuk suatu garis linier antara nilai sumbu Y -2 sampai 2. Hal ini commit to user 82 menunjukkan bahwa data yang diperoleh di lapangan terdistribusi normal. Sebagian data yang telah dibuat grafik normalitasnya bisa dilihat dilampiran 15. Setelah melakukan uji normalitas maka langkah berikutnya melakukan uji homogenitas. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui sampel yang digunakan homogen atau tidak. Hipotesis yang diberikan adalah sampel yang digunakan adalah homogen. Jika hasil uji homogenitas menggunakan program SPSS 16 sig 0,05 maka hipotesis diterima yaitu sampel homogen, sebaliknya apabila hasil yang diberikan adalah 0,05 maka hipotesis ditolak sehingga sampel tidak homogen. Hasil data yang diperoleh dapat dideskripsikan dalam tabel 4.11 Tabel 4.11 Hasil uji homogenitas Uji Homogenitas Jumlah data Sig P value Prestasi kognitif Motivasi Abstrak 70 70 70 0.189 0.168 0.983 0.05 0.05 0.05 Dari tabel 4.13 diperoleh bahwa nilai sig 0,05 dari hasil seperti ini maka dapat disimpulkan bahwa intersepsi dari prestasi belajar, motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir abstrak adalah homogen.

C. PENGUJIAN HIPOTESIS

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI TRAINING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS SISWA

2 10 141

PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DENGAN MULTIMEDIA DAN LINGKUNGAN RIIL DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMAMPUAN AWAL

0 7 154

Pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan demontrasi ditinjau dari kreativitas dan motivasi berprestasi

1 4 125

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI KONSTRUKTIVISME MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH.

0 0 22

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA.

0 1 19

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 19

PENGARUH PEMBELAJARAN CTL DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN VERBAL.

0 1 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI MEDIA RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR ABSTRAK DAN MOTIVASI BERPRESTASI.

0 1 1

PENGGUNAAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL PADA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

0 0 16

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL ISTAD DAN INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

1 1 22