commit to user 10
6. Kurang diperhatikannya kondisi internal siswa. Hal ini terjadi karena rombongan belajar siswa di SMA Muhammadiyah 4 Surabaya setiap kelas
adalah 30 sampai dengan 38 siswa. Padahal kondisi internal siswa akan berpengaruh dalam proses perolehan prestasi belajar. Kondisi ini meliputi
motivasi berprestasi siswa, IQ, Ketrampilan berpikir, kesadaran lingkungan, proses berpikir abstrak siswa, gaya belajar dan lain sebagainya.
7. Proses pemberian pelajaran fisika di sekolah cenderung dipandang sebagai suatu rangkaian yang terpisah. Padahal menurut kurikulum Depdiknas dalam
KTSP materi kelas X semester 1 meliputi pengukuran, vektor, garak lurus dan melingkar serta dinamika partikel. Padahal untuk berpijak kemateri berikutnya
tentunya akan memerlukan konsep dasar materi sebelumnya. 8. Kondisi lingkungan sekitar siswa yaitu guru cenderung mengajarkan hanya
terpaku pada pengetahuan yang ada di buku. Guru tidak mengkaitkan kondisi- kondisi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Artinya pengalaman-pengalaman
yang dialami oleh siswa kurang dilibatkan dalam penyampaikan materi sehingga ilmu yang disajiakan terkesan hanya merupakan teori. Penerapan
ilmu dalam kehidupan sehari-hari kurang di sajikan dalam proses belajar. 9. Media yang digunakan dalam proses belajar-mengajar kurang berfariasi.
10. Prasarana seperti komputer dan peralatan digital di sekolah terbatas sehingga untuk akses internet guna menambah pengetahuan siswa cenderung kurang.
C. BATASAN MASALAH
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah prestasi belajar di SMA Muhammadiyah 4 Surabaya belum maksimal, penyebab dari permasalahan ini
commit to user 11
telah diuraikan dalam identifikasi masalah di atas. Namun kiranya agar tidak terjadi pembahasan yang melebar perlu adanya suatu batasan masalah antara lain:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Inkuiri terbimbing yang merupakan proses belajar penemuan melaui serangkaian praktikum dan CTL
yang meruapakan proses pembelajaran kontekstual berbasis proyek pada materi dinamika partikel.
2. Faktor internal pertama yang diperhatikan adalah kemampuan berpikir abstrak merupakan suatu tipe kecerdasan yang menekankan pada kemampuan
pemakaian konsep-konsep dan simbol-simbol secara efektif dalam mengahadapi
situasi-situasi dalam
memecahkan masalah
yang dikelompokkan menjadi dua yaitu tinggi dan rendah.
3. Faktor internal kedua yang diperhatikan adalah Motivasi belajar merupakan dorongan atau semangat individu baik secara intern atau ekstern untuk
memeproleh tujuan pembelajaran yaitu prestasi belajar siswa. Motivasi ini juga dikelompokkan menjadi dua yaitu tinggi dan rendah.
4. Prestasi belajar adalah hasil nilai akhir siswa setelah diberikan perlakuan model pembelajaran baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
5. Obyek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4 Surabaya tahun pelajaran 20102011.
6. Materi yang disampaikan adalah Dinamika Partikel.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah-masalah peneliti dapat dirumuskan:
commit to user 12
1. Adakah pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dan CTL terhadap prestassi belajar siswa?
2. Adakah pengaruh kemapuan berpikir abstrak terhadap prestai belajar siswa? 3. Adakah pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestai belajar siswa?
4. Adakah interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan CTL dengan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa?
5. Adakah interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan CTL dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa?
6. Adakah interaksi antara kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah dengan motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar
siswa? 7. Adakah interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan CTL
dengan motivasi berprestasi siswa dan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa?
E. TUJUAN PENELITIAN