commit to user 53
siswa. Kemampuan berpikir abstrak ini tidak akan sama proses perkembangannya antara siswa satu dengan yang lainnya. Siswa dengan kemampuan berpikir abstark
tinggi akan mampu untuk meramalkan sesuatu yang akan datang karena dapat berpikir secara hipotesis dengan baik. Hal yang demikian diduga akan
memberikan suatu sumbangsih yang besar terhadap prestasi belajar siswa. Sehingga ada pengaruh kemampuan berpikir abstrak siswa terhadap prestassi
belajar siswa.
3. Pengaruh Motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa
kegiatan eksperimen tentunya akan menuntut siswa untuk terus melakukan suatu pengamatan menurut Bandura terdapat empat elemen penting dalam proses
penagamatan yaitu atensi, retensi, produksi dan motivasi. Motivasi ini akan memberikan suatu dorongan kepada siswa dalam memperoleh tujuannya. Tujuan
siswa di sini tidak lain adalah prestasi belajar. Siswa dengan motivasi tinggi akan cenderung berupaya untuk mengarahkan segala kegiatannya untuk menuju
keberhasilan. Materi yang diberikan akan senantiasa menuntut siswa mencoba suatu perlakuan eksperimen. Siswa dengan motivasi tinggi akan terus berupaya
menguji kebenaran hipotesis yang telah mereka ambil. Siswa dengan motivasi belajar rendah akan mengikuti suatu alur proses pembelajaran sehingga akan
melakukan suatu eksperimen terlepas berhasil atau gagalnya suatu percobaan. Dengan demikian terdapat pengaruh terhadap motivasi berprestasi siswa baik
yang tinggi atau rendah terhadap prestasi belajar siswa.
4. Interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan CTL
dengan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar.
commit to user 54
Berdasarkan berbagai variabel di atas akan terjadi suatu interaksi antara penggunaan pembelajaran inkuiri terbimbing dan CTL dengan kemampuan
berpikir abstrak siswa, hal ini terjadi karena dengan model pembelajaran yang menitik beratkan dengan eksperimen maka akan menuntut seorang siswa untuk
menggunakan pola berpikir abstraknya. Siswa dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi akan cenderung dapat mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga dengan karakteristik materi yang banyak menggunnakan eksperimen maka siswa dengan kemampuan berpikir abtrak tinggi akan
mendapatkan nilai yang lebih jika diajarkan dengan model pembelajaran CTL. Sehingga ada interaksi model pembelajaran inkuiri terbimbing dan CTL dengan
kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa.
5. Interaksi antara model pembelajaran inkuri terbimbing dan CTL dengan
motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Dari moderator kedua ini yaitu motivasi berprestasi akan terjadi suatu proses interaksi antara model yang digunakan. Karena pada masing-masing moderator
dikategorikan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Pada suatu kondisi siswa yang memiliki motivasi tinggi akan melakukan kegiatan eksperimen secara
terus-menerus hingga berhasil. Hal yang demikian apabila siswa diajarkan dengan model pembelajaran CTL maka siswa akan terpacu terus untuk
mengembangkan motivasi berprestasinya. Sehingga pada suatu evaluasi psikomotor siswa dengan kondisi ini akan menghasilkan nilai yang lebih baik jika
dibandingkan dengan model pembelajaran inkuiri. Sehingga ada interaksi antara
commit to user 55
model pembelajaran inkuiri terbimbing dan CTL dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa.
6. Interaksi antara kemampuan berpikir abstrak dengan motivasi