Prestasi belajar Psikomotor Prestasi Belajar Afektif

commit to user 78 pada grafik 4.5 nilai tertinggi berjalan sampai dengan kisaran antara 80-89 dan nilai terendah dimulai dari kisaran antara nilai 30-39. Sedangkan pada grafik 4.6 nilai tertinggi berjalan sampai pada kisaran antara 93-103 dan mulai berjalan dari kisaran nilai 38-48.

b. Prestasi belajar Psikomotor

Selain segi kognitif prestasi belajar yang didapatkan dari penelitian ini juga mencakup psikomotor siswa. Dalam proses belajar siswa juga dituntut untuk melakukan suatu kegiatan baik di laboratorium atau di kehidupan nyata. Hasil dari prestasi belajar psikomotor siswa disajikan dalam bentuk grafik 4.7. Grafik 4.7 grafik perbandingan nilai prestasi psikomotor kelas inkuiri dan CTL Berdasarkan grafik 4.7 didapatkan bahwa aktivitas yang terjadi pada siswa banyak dilakukan oleh kelas CTL. Pada kelas inkuri diperoleh nilai rata-rata adalah 67 dan kelas CTL nilai rata-rata adalah 69 lampiran 14. Hal yang demikian terjadi commit to user 79 berdasarkan penilaian dari observer bahwa kegiatan CTL lebih banyak daripada kegiatan dengan pembelajaran Inkuiri terbimbing.

c. Prestasi Belajar Afektif

Karena model pembelajaran yang digunakan menuntut adanya penyajian hasil karya dan hasil praktikum maka prestasi yang didapatkan oleh siswa juga mencakup segi afektif siswa. Hasil prestasi afektif siswa disajikan dalam Grafik 4.8. Grafik 4.8 Grafik hasil belajar afektif siswa kelas CTL dan inkuiri Berdasarkan grafik 4.8 maka diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada ranah afektif adalah sama di tiap-tiap kelas yaitu 78 lampiran 14. Artinya tidak ada perbedaan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa kelas inkuiri dan CTL. Pada dasarnya siswa mempresentasikan hasil yang diperoleh dengan baik. commit to user 80

B. UJI PRASYARAT ANALISIS

Untuk melakukan analisis pengujian hipotesis maka perlu dilakukan uji prasyarat hipoteisis. Uji prasyarat ini digunakan untuk mengetahui bahwa sampel yang telah diberi perlakuan terdistribusi normal dan homogen. Dalam pengolahan data ini digunakan program SPSS 16. Dengan menggunakan α = 0,05 maka H sampel terdistribusi normal akan diterima apabila sig daripada 0,05. Sebaliknya H akan ditolak sampel tidak terdistribusi normal apabila sig 0,05. Untuk mengetahui lebih lanjut hasil dari uji normalitas maka dapat dideskripsikan pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas No Uji Normalitas Jumlah Sig P – value Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Abstrak kelas CTL Abstrak kelas inkuiri Motivasi kelas CTL Motivasi kelas inkuiri Motivasi tinggi Motivasi rendah Abtrak tinggi Abstrak rendah Prestasi CTL Prestasiinkuiri Prestasimotivasi tinggi Prestasimotivasi rendah Prestasiabstrak tinggi Prestasiabstrak rendah 35 35 35 35 37 33 36 34 35 35 37 33 36 34 0.398 0.395 0.089 0.468 0.054 0.089 0.412 0.663 0.266 0.403 0.055 0.068 0.066 0.066 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05

0.05 Normal

Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Dari tabel 4.10 di atas telah dilakukan 14 kali uji normalitas dan dapat diinterprestasikan bahwa menurut Shapiro-wilk nilai sig 0,05 sehingga semua data yang diperoleh telah terdistribusi normal. Jumlah sampel terdiri dari 70 siswa yang dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan model yaitu inkuiri dan CTL.

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI TRAINING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS SISWA

2 10 141

PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DENGAN MULTIMEDIA DAN LINGKUNGAN RIIL DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMAMPUAN AWAL

0 7 154

Pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan demontrasi ditinjau dari kreativitas dan motivasi berprestasi

1 4 125

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI KONSTRUKTIVISME MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH.

0 0 22

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA.

0 1 19

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 19

PENGARUH PEMBELAJARAN CTL DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN VERBAL.

0 1 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI MEDIA RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR ABSTRAK DAN MOTIVASI BERPRESTASI.

0 1 1

PENGGUNAAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL PADA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

0 0 16

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL ISTAD DAN INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

1 1 22