Ketenagakerjaan a. Rasio Penduduk Yang Bekerja

̶ 70 ̶ NO KABUPATENKOTA GIZI BURUK GIZI KURANG GIZI BAIK GIZI LEBIH JUMLAH 18. Kab. Nganjuk 4.76 13.10 80.95 1.19 100,00 19. Kab. Madiun 1.32 18.42 76.32 3.95 100,00 20. Kab. Magetan 2.35 14.12 74.12 9.41 100,00 21. Kab. Ngawi 4.60 11.49 77.01 6.90 100,00 22. Kab. Bojonegoro 4.60 17.24 77.01 1.15 100,00 23. Kab. Tuban 3.41 19.32 73.86 3.41 100,00 24. Kab. Lamongan 3.53 20.00 74.12 2.35 100,00 25. Kab. Gresik 1.22 12.20 78.05 8.54 100,00 26. Kab. Bangkalan 3.61 27.71 63.86 4.82 100,00 27. Kab. Sampang 0.00 25.32 72.15 2.53 100,00 28. Kab. Pamekasan 0.00 15.00 85.00 0.00 100,00 29. Kab. Sumenep 8.64 23.46 64.20 3.70 100,00 30. Kota Kediri 4.17 11.11 77.78 6.94 100,00 31. Kota Blitar 6.76 5.41 82.43 5.41 100,00 32. Kota Malang 1.25 10.00 85.00 3.75 100,00 33. Kota Probolinggo 6.85 13.70 76.71 2.74 100,00 34. Kota Pasuruan 4.00 16.00 77.33 2.67 100,00 35. Kota Mojokerto 0.00 10.14 84.06 5.80 100,00 36. Kota Madiun 0.00 7.04 84.51 8.45 100,00 37. Kota Surabaya 1.63 15.45 71.54 11.38 100,00 38. Kota Batu 3.33 14.44 80.00 2.22 100,00 Provinsi 3.56 15.41 76.39 4.64 100,00 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, Survei Prevalensi Gizi Balita 2012

3. Ketenagakerjaan a. Rasio Penduduk Yang Bekerja

Gambaran situasi ketenagakerjaan secara Nasional dapat diperoleh dari Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas yang dilaksanakan secara triwulanan sejak tahun 2011. Data ketenagakerjaan per triwulanan pada umumnya dapat menjelaskan kondisi ketenagakerjaan yang bersifat musiman. Hal ini dikarenakan sebagian besar tenaga kerja di Jawa Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya masih bertumpu pada sektor Pertanian yang banyak dipengaruhi oleh perubahan iklim. Pada triwulan ketiga 2012, situasi ketenagakerjaan di Jawa Timur masih relatif membaik meskipun hubungan industrial antara pengusaha dan buruh belum harmonis, terutama dengan adanya tuntutan buruh yang terkait dengan penentuan upah minimum kabupatenkota UMK, upah minimum sektoral UMS dan penghapusan sistem outsourching. Jumlah pekerja di Jawa Timur pada Agustus 2012 tercatat sebanyak 19,081 juta orang atau meningkat 141.655 orang dibandingkan Agustus 2011. Sementara ̶ 71 ̶ jumlah angkatan kerja di Jawa Timur mengalami peningkatan 139.672 orang yaitu dari 19,761 juta orang tahun 2011 menjadi 19,901 juta orang pada tahun 2012. Dengan demikian peningkatan jumlah pekerja menjadi tidak signifikan jika dibandingkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja. Hal ini dapat menggambarkan bahwa kompetisi diantara angkatan kerja semakin ketat. Gambar 2.23 Perkembangan Jumlah Angkatan Kerja dan dan Pekerja di Jawa Timur Tahun 2010 – 2012 Jutaan Orang Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing. Kesempatan Kerja demand for labour adalah suatu keadaan yang menggambarkanketersediaan pekerjaan lapangan kerja untuk diisi oleh para pencari kerja. Dengan demikian kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. Rasio penduduk yang bekerja pada tahun 2012 sebesar 95,88 persen yang berarti bahwa dari 100 orang jumlah angkatan kerja, terdapat 96 orang diantaranya terserap dalam lapangan pekerjaan yang tersedia. Jumlah tersebut mengalami peningkatan 0,04 persen poin dibandingkan tahun 2011. 18,698 18,94 19,082 19,527 19,762 19,901 18,00 18,50 19,00 19,50 20,00 2010 2011 2012 Pekerja AK ̶ 72 ̶

2.1.2.3 Fokus Seni Budaya Dan Olah Raga 1. Jumlah Grup Kesenian

Pelestarian seni budaya tradisi merupakan milik masyarakat dan sepenuhnya menjadi tanggungjawab masyarakat. Pemerintah harus mampu memfasilitasi serta mengakomodasi kebutuhan masyarakat dalam upaya melestarikan seni budaya tradisi yang tumbuh, berkembang dan menjadi bagian dari masyarakat. Dalam hal ini pemerintah daerah dan masyarakat harus menyediakan ruang, tempat dan waktu bukan hanya untuk seniman dan budayawan dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya tetapi juga pemberdayaan seniman dan budayawan serta masyarakat secara luas. Permasalahan yang dihadapi dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya daerah adalah lemahnya partisipasi masyarakat dalam mengenal dan mengapresiasi budayanya sendiri. Secara filosofis sebenarnya kebudayaan adalah identitas utama suatu kelompok masyarakat. Kebudayaan timbul dengan tujuan membedakan ciri khas suatu kelompok dengan kelompok lain. Namun, esensi ini sering dilupakan oleh banyak kelompok karena beberapa faktor. Salah satu faktor utamanya adalah kehadiran budaya populer. Di Jawa Timur secara umum, di beberapa daerah masih banyak masyarakat yang setia memelihara seni budaya daerah meskipun kita akui bersama, di kabupatenkota besar kehidupan seni budaya daerah semakin berkurang, berikut adalah data-data tentang gorup kesenian yang ada di Jawa Timur: Tabel 2.20 Jumlah Group Kesenian Di Jawa Timur NO JENIS GROUP JUMLAH 1 2 3 1 Paguyuban Peminat Seni Tradisi di Sekolah 80 Group 2 Seni Musik Tradisi 548 Group 3 Seni Musik Non Tradisi 975 Group 4 Seni Musik Islami 227 Group 5 Jumlah Seniman Tari Musik Teater 1826 Orang 6 OrganisasiGroup Teater 251 Group Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Th 2012 ̶ 73 ̶ Pelestarian dan pengembangan budaya daerah tidak hanya dilakukan oleh masyarakat umum, namun dilakukan juga melalui sekolah-sekolah dengan tujuan agar generasi muda sejak kecil dibina untuk mencintai seni budaya daerahnya sendiri. Di Jawa Timur sudah banyak sekolah-sekolah yang ikut tergabung dalam Paguyuban Peminat Seni Tradisi di Sekolah PPST yang pada tahun 2011 berjumlah 62 group, dan pada tahun 2012 ini meningkat menjadi 80 group. Diharapkan setiap tahun akan terus meningkat sehingga upaya kita untuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya daerah semakin meningkat pula.

2. Jumlah Gedung Budaya dan Seni