Kawasan Luapan Lumpur EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN

̶ 35 ̶ gempa bumi dengan skala VII sampai dengan XII Modified Mercally Intensity MMI. Di Provinsi Jawa Timur Lokasi Gempa berdasarkan Skala MMI adalah wilayah bagian Selatan yakni Kabupaten Tulungagung, KabupatenTrenggalek, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi bagian selatan.

7. Kawasan Rawan Tsunami

Penetapan wilayah rawan tsunami didasarkan pada angka kejadian di masa lalu serta keberadaan lempeng tektonik. Berdasarkan kondisi geologi, selain kaya akan sumberdaya alam wilayah selatan Jawa juga merupakan daerah dengan tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana alam, seperti rawan gempa tektonik dan vulkanik disepanjang “ring of fire” dari Sumatra – Jawa – Bali – Nusa Tenggara – Banda – Maluku yang berdampak terhadap adanya bencana tsunami. Di wilayah Jawa Timur wilayah rawan tsunami utamanya pada pantai selatan Jawa Timur, yaitu: a. Resiko besar tsunami, meliputi : Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jember, Kabupaten Pacitan , Kabupaten Trenggalek. b. Resiko sedang tsunami, meliputi : Kabupaten Malang bagian selatan, Kabupaten Blitar selatan, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Tulungagung.

8. Kawasan Luapan Lumpur

Kawasan luapan lumpur meliputi area terdampak dari bahaya luapan lumpur, polusi gas beracun, dan penurunan permukaan tanah land subsidence di wilayah Kabupaten Sidoarjo

2.1.1.4 Kondisi Demografi

Berdasarkan data sementara Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Jawa Timur, pada tahun 2012 jumlah penduduk Jawa Timur adalah 38.052.950 jiwa.Terdiri dari laki-laki sebanyak 18.740.054 jiwa dan perempuan sebanyak 19.312.896. Mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Jawa Timur tahun 2011 dimana jumlah penduduk sebesar 37.781.599 jiwa. Terdiri dari Laki-laki sebanyak 18.599.308 jiwa dan perempuan sebanyak 19.182.291 jiwa. Sedangkan berdasarkan data sementara BPS ̶ 36 ̶ Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan struktur umur, penduduk Jawa Timur terbanyak adalah penduduk Usia 15-64 tahun. Jumlah Penduduk berdasarkan struktur umur 15-64 tahun merupakan modal dasar pembangunan yang baik bila ditunjang dengan kualitas Sumber daya manusia yang berkualitas. Struktur umur berdasarkan usia produktif sangat potensial dikembangkan menjadi faktor penggerak ekonomi Jawa Timur. Berdasarkan data sementara BPS Provinsi Jawa Timur, distribusi penduduk di Jawa Timur bervariasi antara satu KabupatenKota. Pada tahun 2012 distribusi penduduk terbesar berada di Kota Surabaya dengan jumlah penduduk sebesar 2.801.409 jiwa. Sedangkan Kota Mojokerto menjadi daerah dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu sebesar 122.550 jiwa. Jumlah penduduk Jawa Timur merupakan yang terbesar kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jumlah Penduduk yang terus meningkat disebabkan oeh tiga hal yaitu kelahiran hidup yang terjadi dalam kurun waktu 1 tahun, jumlah kematian yang terjadi dalam kurun waktu 1 tahun serta migrasi penduduk antar Provinsi. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang terus positif membawa dampak yang baik pada penyerapan tenaga kerja baik pada sektor formal maupun informal. Penyerapan tenaga kerja memungkinkan terjadinya migrasi penduduk dari luar Jawa Timur untuk menjadi penduduk di Jawa Timur. Selain migrasi antar Provinsi juga terjadi migrasi intra Provinsi. Migrasi intra Provinsi ini terjadi pada KabupatenKota yang memiliki perkembangan ekonomi baik serta memiliki banyak industri seperti Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kota Malang dan Kabupaten Jember. Migrasi penduduk ini paling banyak disebabkan daya tarik ekonomi daerah yang menjadi tujuan migrasi. Angka harapan hidup dan Indeks kesehatan yang semakin meningkat membawa konsekuensi pada angka kelangsungan hidup masyarakat Jawa Timur. Angka kematian Balita AKB dan AKB yang mampu ditekan juga membawa dampak yang positif baik pada pertambahan jumlah penduduk. Program pengendalian jumlah penduduk dilakukan oleh BKKBN Provinsi Jawa Timur. Kegiatan KB juga membantu dalam hal pengendalian jumlah penduduk, melalui manajemen kelahiran bayi, berupa jumlah anak maupun ̶ 37 ̶ promosi pentingnya dua anak cukup bagi tiap keluarga. Dengan berbagai program ini diharapkan laju pertumbuhan penduduk di Jawa Timur mampu ditekan.

2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1. Pertumbuhan Ekonomi 2008-2012

Pembangunan di segala bidang yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Jawa Timur bersama masyarakat, utamanya bidang ekonomi semakin meningkat seiring dengan dinamika pembangunan itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari besaran angka Produk Domestik Regional Bruto PDRB Jawa Timur, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan tahun 2000. Apabila dihitung atas dasar harga berlaku, total nilai PDRB Jawa Timur tahun 2008 sebesar Rp. 621,39 triliun, meningkat menjadi Rp. 686,85 triliun pada tahun 2009, Rp. 778,56 triliun pada tahun 2010, Rp. 884,50 triliun pada tahun 2011, dan Rp. 1.001,72 triliun pada tahun 2012. Sedangkan apabila dihitung atas dasar harga konstan tahun 2000, total nilai PDRB Jawa Timur tahun 2008 sebesar Rp. 305,54 triliun meningkat menjadi Rp. 320,86 triliun pada tahun 2009, Rp. 342,28 triliun pada tahun 2010, Rp. 366,98 triliun pada tahun 2011, dan Rp. 393,67 triliun pada tahun 2012. Untuk melihat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dapat dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan, karena pertumbuhan ekonomi ini benar- benar diakibatkan oleh perubahan jumlah barang dan jasa yang sudah bebas dari pengaruh harga pertumbuhan riil. Pada tahun 2008 perekonomian Jawa Timur mampu tumbuh 5,94 persen, kemudian melambat pertumbuhannya menjadi 5,01 persen pada tahun 2009. Kemudian pada tahun 2010 dan tahun 2011 pertumbuhannya meningkat lagi masing- masing sebesar 6,68 persen dan 7,22 persen. Tabel 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2008 – 2012 Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012 1 2 3 4 5 6 1. PDRB ADHB Miliar Rupiah 621.392 686.848 778.564 884.503 1.001.721 2. PDRB ADHK 2000 Miliar Rupiah 305.539 320.861 342.281 366.984 393.666 3. Pertumbuhan Ekonomi 5,94 5,01 6,68 7,22 7,27 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Keterangan : Angka Diperbaiki Angka Sementara ̶ 38 ̶ Dari tabel di atas tampak bahwa, perekonomian Jawa Timur tahun 2009 melambat, hal ini lebih disebabkan karena dampak dari naiknya harga minyak dunia pada akhir tahun 2007 hingga kuartal kedua tahun 2008, kenaikan harga minyak dunia meningkat hingga mencapai 147 dollar AS per barrel. Secara perlahan, kenaikan itu juga berdampak pada kenaikan harga BBM di dalam negeri yang pada akhirnya mendorong naiknya harga barang dan jasa. Kondisi ini terus berlanjut dengan terjadinya krisis finansial yang dimulai dari kasus subprime mortgage di Amerika Serikat, hingga meluas di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Dampak Krisis Keuangan Global yang terjadi pada akhir tahun 2008 terus berlanjut hingga tahun 2009, ekspor beberapa komoditi unggulan Jawa Timur khususnya ke negara-negara Amerika dan Eropa ikut merosot, dan berakibat pada melambatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2009 yaitu sebesar 5,01 persen. Pada tahun 2010 kondisi perekonomian global mulai membaik, khususnya di wilayah Asia sehingga turut membawa angin segar pada perekonomian Jawa Timur. Ekspor Jawa Timur meningkat, baik ekspor ke luar negeri maupun ekspor ke luar daerah sehingga perekonomian Jawa Timur tahun 2010 mengalami pertumnuhan cukup signifikan sebesar 6,68 persen. Dengan kondisi yang kondusif tersebut, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur terus meningkat bahkan tahun 2011 dan 2012 masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 7,22 persen dan 7,27 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.

2. Laju Inflasi Provinsi Jawa Timur Tahun 2007-2012