Kondisi Klimatologi Penggunaan Lahan

̶ 15 ̶ 4 WS.Pekalen-Sampean, dengan luas catchment area 3.953,00 km 2 , meliputi Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Probolinggo terdiri dari Daerah Aliran Sungai DAS sebanyak 56 DAS. 5 WS.Baru-Bajulmati, dengan luas catchment area 3.675,00 km 2 , meliputi Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Bondowoso terdiri dari Daerah Aliran Sungai DAS sebanyak 60 DAS. 6 WS.Bondoyudo-Bedadung, dengan catchment area 5.364,00 km 2 , meliputi Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Jember terdiri dari Daerah Aliran Sungai DAS sebanyak 47 DAS. 7 WS. Kepulauan Madura, dengan catchment area 4.575,00 km 2 , meliputi Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep terdiri dari Daerah Aliran Sungai DAS sebanyak 173 DAS.

b. Danau dan Rawa

Danau dan rawa yang terdapat di Jawa Timur seluas 9.483,90 Ha dan tersebar di seluruh wilayah sungai. Danau dan rawa yang termasuk dalam Wilayah Sungai Brantas lebih tertata dalam pemanfaatan sumber air dibandingkan wilayah sungai lainnya, yang digunakan untuk keperluan penampungan air baku yang dipergunakan untuk air irigasi, air bersih, industri, pembangkit listrik PLTA maupun pengelak banjir.

6. Kondisi Klimatologi

Klimatologi merupakan penjelasan mengenai peredaran cuaca dalam jangka pendek dan jangka panjang serta penyebaran dari hasil proses cuaca misalnya penyebaran suhu udara, curah hujan dan sebagainya baik harian, bulanan maupun tahunan, hasil akhir dari klimatologi dapat digunakan untuk kepentingan penentuan awal musim hujan dan musim kemarau pada suatu daerah tertentu. Berdasarkan Data Klimatologi Tanjung Perak 2012 – Surabaya, dengan lokasi Observasi di Stasiun Meteorologi Maritim Perak, Koordinat elevasi : 07° 12´ 20 LS 112° 44´ 08 BT 3 meter, didapatkan data Klimatologi Provinsi ̶ 16 ̶ Jawa Timur pada tahun 2012 yang meliputi : suhu tertinggi terjadi pada Oktober dan November 30,3°C, dan terendah pada bulan Januari dan Juli 27,9°C. Tekanan udara tertinggi di bulan Agustus sebesar 1.013,2 Milibar. Jumlah curah hujan terbanyak terjadi di bulan Desember. Rata-rata penyinaran matahari terlama di bulan September, sedangkan terendah di bulan Januari. Kecepatan angin tertinggi terjadi di bulan Agustus, dan terendah di bulan Februari dan Desember. Gambar 2.2 Kondisi Klimatologi Jawa Timur 2012 Sumber : Data Klimatologi Tanjung Perak 2012 – Surabaya, dengan lokasi Observasi di Stasiun Meteorologi Maritim Perak, Koordinat elevasi : 07° 12´ 20 LS 112° 44´ 08 BT 3 meter

7. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan pada Provinsi Jawa Timur terdiri dari penggunaan kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung terdiri dari kawasan hutan lindung, kawasan ̶ 17 ̶ perlindungan setempat, kawasan cagar alam, suaka alam dan cagar budaya, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi. Kawasan budidaya terdiri dari kawasan hutan produksi, kawasan hutan rakyat, kawasan pertanian, kawasan perikanan, kawasan industri, kawasan permukiman, kawasan pariwisata, kawasan pertambangan, kawasan perkebunan, kawasan peternakan sebagaimana yang disajikan luasannya pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Penggunaan Lahan Provinsi Jawa Timur No. Penggunaan Lahan Eksisting Ha No. Penggunaan Lahan Eksisting Ha A. KAWASAN LINDUNG B. KAWASAN BUDIDAYA 1 Hutan Lindung 314.720 1 Kawasan Hutan Produksi 815.851 2 Rawa DanauWaduk 10.447 2 Kawasan Hutan Rakyat 361.570 3 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam 3 Kawasan Pertanian 1 Suaka Margasatwa 18.009 1 Pertanian Lahan Basah 911.863 2 Cagar Alam 10.958 2 Pertanian lahan kering tegalankebun campur 1.108.627 3 Taman Nasional 176.696 4 Kawasan Perkebunan 359.481 4 Taman Hutan Raya 27.868 5 Kawasan Perikanan 60.928 5 Taman Wisata Alam 298 6 Kawasan Industri 7.404 7 Kawasan Pemukiman 595.255 T O T A L 4.779.975 Sumber : RTRW Provinsi Jawa Timur 2011-2031 ̶ 18 ̶ Gambar 2.3 Peta Penggunaan Lahan Sumber: RTRW Prov Jatim 2011-2031 ̶ 19 ̶

2.1.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah 1. Pertanian

Potensi pengembangan Provinsi Jawa Timur untuk lahan pertanian di Jawa Timur meliputi pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan hortikultura. Perbedaan mendasar dari pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering adalah pertanian lahan basah sepanjang tahun dapat ditanami padi karena adanya cukup air, baik dari sawah beririgasi teknis, sawah beririgasi semi teknis, sawah beririgasi sederhana, sawah pedesaan dan termasuk di dalamnya lahan reklamasi rawa pasang surut dan non pasang surut. Sedangkan pertanian lahan kering biasanya tanamannya beragam, saat musim hujan ditanami padi dan saat kemarau ditanami padi gogo atau palawija, misal : kacang hijau, kedelai, kacang tanah, ubi kayu. Yang termasuk dalam pertanian lahan kering adalah tegalan, kebun campur, dan lahan pertanian yang tidak mendapat layanan irigasi. Lokasi dari potensi pengembangan wilayah untuk pertanian di Provinsi Jawa Timur disesuaikan dengan wilayah kondisi geografis dari masing-masing KabupatenKota Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan peran Provinsi Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional dan amanah Undang – Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan serta proyeksi lahan pertanian hingga tahun 2031 yang dilakukan dengan memperhatikan kecenderungan tingkat konsumsi penduduk terhadap komoditas padi kebutuhan beras, tingkat produksi padi, serta kecukupan kebutuhan pangan dengan membandingkan tingkat produksi dan konsumsi maka perlu ditetapkan luasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Untuk itu, seluas kurang lebih 802.357,9 Ha ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan LP2B di Jawa Timur. Rencana pengembangan pertanian lahan kering di wilayah Provinsi Jawa Timur ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 849.033 Ha atau 17,76 dari luas Jawa Timur yang dilaksanakan di daerah-daerah yang belum terlayani oleh jaringan irigasi, kawasan pertanian lahan kering juga digunakan untuk pengembangan hutan rakyat dan tanaman perkebunan. Dan seluas sekurang-kurangnya 215,191.83 Ha ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan LP2B yang tersebar di seluruh KabupatenKota. Rincian rencana peruntukan lahan pertanian lahan basah dan lahan kering per kabupatenkota dapat dilihat pada tabel 2.2. ̶ 20 ̶ Tabel 2.2 Luas dan Sebaran Lahan Pertanian KabKota di Provinsi Jawa Timur NO KABUPATENKOTA Rencana LP2B Lahan Basah Rencana LP2B Lahan Kering TOTAL LP2B 1 Pacitan 4.979,00 3.786,00 8.765,00 2 Ponorogo 33.050,00 1.750,00 34.800,00 3 Trenggalek 8.639,00 4.146,00 12.785,00 4 Tulungagung 20.000,00 6.000,00 26.000,00 5 Blitar 27.598,57 804,75 28.403,32 6 Kediri 40.865,00 1.426,00 42.291,00 7 Malang 33.110,30 12.777,93 45.888,23 8 Lumajang 32.144,40 178,50 32.322,90 9 Jember 81.081,00 20.522,00 101.603,00 10 Banyuwangi 61.376,00 465,00 61.841,00 11 Bondowoso 29.937,60 17.355,50 47.293,10 12 Situbondo 28.820,70 1.212,00 30.032,70 13 Probolinggo 36.789,00 1.903,00 38.692,00 14 Pasuruan 26.471,89 19.946,63 46.418,52 15 Sidoarjo 12.205,82 - 12.205,82 16 Mojokerto 27.535,00 - 27.535,00 17 Jombang 39.876,00 800,00 40.676,00 18 Nganjuk 34.776,90 16.854,00 51.630,90 19 Madiun 20.034,00 1.544,40 21.578,40 20 Magetan 19.084,00 - 19.084,00 21 Ngawi 41.523,00 - 41.523,00 22 Bojonegoro 32.430,40 33.333,57 65.763,97 23 Tuban 17.832,45 5.167,55 23.000,00 24 Lamongan 45.841,00 - 45.841,00 25 Gresik 10.346,00 - 10.346,00 26 Bangkalan 12.161,00 17.841,00 30.002,00 27 Sampang 4.714,00 28.731,00 33.445,00 28 Pamekesan 6.232,00 6.074,00 12.306,00 29 Sumenep 8.287,20 12.573,00 20.860,20 30 Kota Kediri 500,00 - 500,00 31 Kota Blitar 677,00 - 677,00 32 Kota Malang - - - 33 Kota Probolinggo 1.034,67 - 1.034,67 34 Kota Pasuruan 605,00 - 605,00 35 Kota Mojokerto 104,00 - 104,00 36 Kota Madiun 444,00 444,00 37 Kota Surabaya - - - 38 Kota Batu 1.252,00 - 1.252,00 TOTAL JATIM 802.357,90 215.191,83 1.017.549,73 Sumber : - BPS Prov Jatim, Pemerintah KabKota se-Jawa Timur Perda No. 5 Tahun 2012 ttg RTRWP Jatim 2011 - 2031

2. Perikanan