̶ 38 ̶ Dari tabel di atas tampak bahwa, perekonomian Jawa
Timur tahun 2009 melambat, hal ini lebih disebabkan karena dampak dari naiknya harga minyak dunia pada akhir tahun
2007 hingga kuartal kedua tahun 2008, kenaikan harga minyak dunia meningkat hingga mencapai 147 dollar AS per barrel.
Secara perlahan, kenaikan itu juga berdampak pada kenaikan harga BBM di dalam negeri yang pada akhirnya mendorong
naiknya harga barang dan jasa. Kondisi ini terus berlanjut dengan terjadinya krisis finansial yang dimulai dari kasus
subprime mortgage di Amerika Serikat, hingga meluas di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia.
Dampak Krisis Keuangan Global yang terjadi pada akhir tahun 2008 terus berlanjut hingga tahun 2009, ekspor beberapa
komoditi unggulan Jawa Timur khususnya ke negara-negara Amerika dan Eropa ikut merosot, dan berakibat pada
melambatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2009 yaitu sebesar 5,01 persen.
Pada tahun 2010 kondisi perekonomian global mulai membaik, khususnya di wilayah Asia sehingga turut membawa
angin segar pada perekonomian Jawa Timur. Ekspor Jawa Timur meningkat, baik ekspor ke luar negeri maupun ekspor ke
luar daerah sehingga perekonomian Jawa Timur tahun 2010 mengalami pertumnuhan cukup signifikan sebesar 6,68 persen.
Dengan kondisi yang kondusif tersebut, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur terus meningkat bahkan tahun 2011 dan 2012
masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 7,22 persen dan 7,27 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan
ekonomi nasional.
2. Laju Inflasi Provinsi Jawa Timur Tahun 2007-2012
Laju inflasi Jawa Timur
selama enam
tahun terakhir masih tergolong
kategori rendah, karena masih
dibawah 2 digit. Inflasi Jawa Timur tahun 2007
dan 2010 berada pada kisaran normal, yaitu
sekitar 6
persen, walaupun
sedikit
Gambar 2.10 Laju Inflasi Jawa Timur dan Nasional
Tahun 2007-2012
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
2 4
6 8
10 12
2007 2008
2009 2010
2011 2012
6,48 9,66
3,62 6,96
4,09 4,50
6,59 11,06
2,78 6,96
3,79 4,30
Jatim Nasional
̶ 39 ̶
Gambar 2.11 Inflasi Bulanan Jawa Timur Tahun 2007-2012
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
0,35 0,25
0,08 0,16
0,15 0,58
0,63 1,28
0,02 0,15
0,21 0,55
-1 -1
1 1
2 2
3
Jan Peb
Mar Apr
Mei Juni
Juli Agt
Sept Okt
Nop Des
2007 2008
2009 2010
2011 2012
berada diatas target pemerintah yang dipatok 5-6 persen. Sedangkan inflasi tahun 2009, 2011, dan 2012 tergolong sangat
rendah dan aman, berada dibawah target pemerintah. Kondisi yang rawan terjadi pada tahun 2008 dengan laju inflasi tinggi
hampir menembus dua digit yaitu 9,66 persen, akibat pengaruh multiplier effects kenaikan harga BBM yang tidak terkendali di
pasaran dunia. Perkembangan inflasi Jawa Timur selama tahun 2012
setiap bulannya mengalami inflasi atau mengalami inflasi sebanyak dua belas kali. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan
Agustus sebesar 1,26 persen dan inflasi terendah bulan September sebesar 0,02 persen. Momentum terjadinya inflasi
yang tinggi pada bulan Agustus, karena faktor alamiah yaitu bertepatan dengan hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriah, yang
umumnya memicu permintaan terhadap barang meningkat, sehingga
harga secara
umum mengalami
kenaikkan yang
signifikan. Inflasi
yang cukup tinggi juga
terjadi pada
bulan Juni, Juli, dan Desember.
Terjadinya inflasi
yang cukup tinggi pada bulan-bulan tersebut disebabkan oleh adanya momentum tahun ajaran baru, biasanya terjadi
kenaikkan biaya sekolah, buku pelajaran dan peralatan lainnya yang berkaitan dengan pendidikan, dan kenaikkan harga karena
adanya momentum Hari Raya Natal dan Tahun Baru pada bulan Desember 2012.
Pada tahun 2012 tercatat beberapa kebijakan pemerintah yang memicu tingginya inflasi, diantaranya pemerintah
mengurangi kuota impor sapi potong dan daging sapi, serta diperburuk dengan adanya pemboikotan para importir sapi
potong, dan tidak didukung oleh kelancaran distribusi produksi daging sapi lokal. Menurut data hasil Pendataan Sapi Potong
dan Kerbau PSPK Tahun 2011, bahwa jumlah sapi dan kerbau mencukupi untuk memenuhi kebutuhan daging nasional. Akibat
kelangkaan ketersediaan daging sapi di pasaran, pedagang eceran tidak berjualan karena tidak ada pasokan daging sapi di
̶ 40 ̶
Gambar 2.12 Kumulatif Inflasi Ibukota Provinsi
di Pulau Jawa dan Jawa Timur Tahun 2012
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
4,52 4,41
4,02 4,85
4,31 4,39
4,50 4,30
Jakarta Serang
Bandung Semarang
Yogyakarta Surabaya
Jawa Timur Nasional
pasar selama 3 minggu selama bulan November 2012, menyebabkan kenaikan harga daging sapi di pasaran
melambung tinggi menyentuh kisaran harga Rp. 90.000 sampai dengan Rp. 100.000. Inflasi semakin terdorong dengan adanya
kenaikkan bea cukai rokok, walaupun sudah diberlakukan sejak awal tahun 2011, tetapi dampaknya masih berlangsung selama
tahun 2012, karena para pengusaha menaikkan harga rokok secara bertahap sejak tahun 2011 dan masih terus berlangsung
sampai dengan tahun 2012, sehingga secara komulatif inflasi rokok cukup tinggi. Inflasi yang cukup signifikan selama tahun
2012 terjadi juga pada gula pasir, bawang putih dan emas perhiasan. Kumulatif inflasi Jawa Timur tahun 2012 ditutup
sebesar 4,50 persen, sedikit lebih tinggi dibanding inflasi Nasional sebesar 4,30 persen.
Keterbandingan inflasi Jawa Timur dengan ibukota provinsi di pulau Jawa, terlihat inflasi Jawa Timur sebesar 4,50
persen sedikit lebih tinggi dibanding inflasi Nasional sebesar 4,30 persen, Serang
sebesar 4,41 persen, Jogyakarta
sebesar 4,31 persen, Surabaya
sebesar 4,39 persen, dan Bandung sebesar
4,02 persen, namun lebih
rendah dibanding
dengan Semarang
sebesar 4,85 persen dan Jakarta sebesar 4,52 persen. Dari enam
ibukota provinsi di pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Semarang sebesar 4,85 persen dan inflasi terendah terjadi di
Bandung sebesar 4,02 persen. Dilihat dari tabel sepuluh komoditas pendorong utama
inflasi Jawa Timur Tahun 2007-2012, bahwa tingginya inflasi tahun 2012 sangat dipengaruhi oleh kenaikan harga daging
sapi, rokok kretek filter, gula pasir, bawang putih, emas perhiasan, angkutan udara, tempe, tukang bukan mandor,
rokok kretek dan tahu mentah. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2012 terdapat komoditas tarif
angkutan udara dan tukang bukan mandor yang muncul sebagai penyumbang inflasi sepanjang tahun 2012, sedangkan
komoditas beras yang biasanya selalu menyumbang inflasi, pada
̶ 41 ̶ tahun 2012 hal tersebut tidak terjadi. Sementara itu, dalam
kurun waktu enam tahun terakhir komoditas emas perhiasan selalu memegang peranan penting terhadap inflasi Jawa Timur.
Kenaikan harga emas dunia seiring dengan melemahnya nilai tukar, krisis Negara Eropa dan Amerika, yang mendorong
terjadinya inflasi semakin besar.
3. PDRB Per Kapita Jawa Timur Tahun 2008 – 2012