Perkembangan Realisasi Investasi EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN

̶ 202 ̶ mengalami peningkatan yang sangat berarti yaitu sebesar 20,82 persen, tahun 2011 naik lebih signifikan lagi dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 24,06 persen, dan tahun 2012 meningkat lagi sebesar 7,08 persen. Dilihat per jenis retribusi, penerimaan retribusi terbesar dari tahun ke tahun bervariatif sumbernya. Pada tahun 2008 penerimaan retribusi terbesar bersumber dari retribusi jasa umum yang menyumbang sebesar 84,13 persen dari total restribusi yang diterima. Namun pada tahun 2009 sampai 2011 peranan retribusi Jasa Umum mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu hanya sebesar 29,46 persen, 18,27 persen dan 11,07 persen, sebaliknya retribusi Jasa Usaha mempunyai peranan yang amat besar di tahun-tahun tersebut. Pada tahun 2008 peranan retribusi Jasa Usaha hanya berkisar sebesar 10,82 persen, kemudian tahun 2009 sampai dengan 2011 peranannya meningkat tajam menjadi 45,78 persen, 56,38 persen dan 65,05 persen. Sedangkan untuk retribusi Perijinan tertentu pada tahun 2008 berperan sekitar 5 persen, namun pada tahun 2009 hingga 2011 meningkat menjadi sekitar 25 persen. Kemudian pada tahun 2012 penerimaan retribusi terbesar bersumber dari retribusi jasa umum yang mempunyai peranan sebesar 51,08 persen dari total penerimaan retribusi. Menurut informasi yang didapat dari Dispenda Provinsi Jawa Timur kondisi ini terjadi semenjak tahun 2008 karena penerimaan kas pada Restribusi Jasa Umum mengalami penurunan seperti dari RS. Dr. Sutomo Surabaya, RS. Haji Surabaya, RS. Soedono Madiun dan RS. Saiful Anwar Malang telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah BLUD. Namun pada tahun 2012 penerimaan retribusi jasa umum kembali mengalami peningkatan.

4. Perkembangan Realisasi Investasi

Jumlah realisasi investasi di Jawa Timur dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 semakin meningkat baik dari penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing. ̶ 203 ̶ Tabel 2.110 Perkembangan Realisasi Nvestasi Tahun 2009 – 2012 Trilyun Rupiah TAHUN NON FASILITAS PMDN PMA TOTAL 1 2 3 5 7 2009 38,77 4,29 3,80 46,86 2010 56,26 9,59 16,73 82,58 2011 70,07 20,33 20,07 110,4 2012 79,57 28,73 25,13 133,43 Sumber: Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur Sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 proyek invstasi yang disetujui pemerintah Jawa Timur terus mengalami peningkatan. Kenaikan jumlah realisasi investasi tahun 2012 dibanding tahun 2011 mencapai lebih dari 17 persen yaitu meningkat sebanyak Rp. 23,03 trilyun, dari total investasi tersebut berasal dari PMDN sebanyak Rp. 28,73 trilyun, PMA sebanyak Rp. 25,13 Trilyun dan non fasilitas sebanyak Rp. 79,57 trilyun. Kenaikan ini dipicu oleh adanya kemudahan-kemudahan di dalam proses perizinan dan sebagainya dari pemerintah Jawa Timur sehingga membuat investor menjadi tertarik untuk menanamkan modalnya. Jenis proyek Berdasarkan bidang usaha, Investasi tahun 2012 didominasi oleh industri makanan sebanyak Rp. 20,93 trilyun 39 , listrik gas dan air sebesar Rp. 7,77 trilyun 14 dan yang ketiga industri logam mesin dan elektronika dengan total investasi sebanyak Rp.5,76 trilyun 11.

2.1.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia 1. Kualitas Tenaga Kerja Rasio Lulusan S1S2S3

Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam menunjang kerangka pembangunan daerah adalah menyangkut kualitas sumber daya manusia SDM. Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga ̶ 204 ̶ kerja pada suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang telah menyelesaiakan S1, S2 dan S3. Dalam lampiran PP No 6 tahun 2008 dijelaskan bahwa indikator ini digunakan untuk mengukur kualitas penduduk. Karena produktifitas penduduk di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Harapannya semakin tinggi kualitas penduduk yang tercermin dari rasio lulusan S1S2S3, maka akan semakin baik kualitas tenaga kerja. Output dari kondisi ini akan menguatkan kemampuan ekonomi penduduk di suatu wilayah. Tabel 2.111 Rasio Lulusan D4S1S2S3 Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 -2012 NO Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 1. Laki-Laki 18.134.904 18.241.264 18.532.256 18.639.561 18.740.054 Perempuan 18.837.378 18.994.885 18.944.501 19.048.061 19.312.896 Jumlah Penduduk 36.972.282 37.236.149 37.476.757 37.687.622 38.052.950 2. Laki-Laki Lulusan D4S1S2S3 461.896 614.395 625.422 628.292 723.525 Perempuan Lulusan D4S1S2S3 427.507 511.371 535.910 558.760 615.711 Jumlah Lulusan D4S1S2S3 889.403 1.125.766 1.161.332 1.187.052 1.339.236 3 Rasio Lulusan D4S1S2S3Laki- Laki 255 337 337 337 386 Rasio Lulusan D4S1S2S3Perempuan 227 269 283 293 319 Rasio Lulusan D4S1S2S3 241 302 310 315 352 Sex rasio Lulusan D4S1S2S3 108 120 117 112 118 Sumb er : BPS Provinsi Jawa Timur Juni 2012 Rasio lulusan S1S2S3 selama 2008-2012 berkisar pada angka 300 per 10.000 penduduk, dan angkanya menunjukkan adanya kecenderungan terus meningkat. Pada tahun 2008 rasio lulusan S1S2S3 sebesar 241 dan pada tahun 2012 menjadi 352 lulusan S1S2S3 per 10.000 penduduk. Kalau dilihat menurut jenis kelamin, dalam rentang 2008- 2012, lulusan S1S2S3 penduduk laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan, hal ini terlihat dari angka sex rasio lulusan S1S2S3 nilainya diatas 100 persen. Sex ratio lulusan S1S2S3 pada tahun 2008 sebesar 108 persen menjadi 118 persen di tahun 2012. ̶ 205 ̶ Kondisi ini memberikan gambaran masih adanya ketimpangan gender pada bidang pendidikan. Kalau dilihat menurut kabupatenkota di Jawa Timur pada tahun 2012 Kabupaten Sampang merupakan wilayah yang paling rendah penduduknya lulusan S1S2S3 yaitu sebesar 81 per 10.000 penduduk sedangkan Kota Malang merupakan wilayah yang paling tinggi penduduknya lulusan S1S2S3 yaitu sebesar 1.118 per 10.000 penduduk. Tabel 2.112 Rasio Lulusan DIVS1S2S3 Menurut KabupatenKota Di Jawa Timur Tahun 2012 NO Kabupatenkota Jumlah Penduduk Lulusan D4S1S2S3 Rasio Lulusan D4S1S2S3 1 2 3 4 5 1. Kab. Pacitan 543.391 12.036 222 2. Kab. Ponorogo 857.623 27.357 319 3. Kab. Trenggalek 678.876 18.069 266 4. Kab. Tulungagung 1.002.113 29.948 299 5. Kab. Blitar 1.126.556 24.517 218 6. Kab. Kediri 1.518.121 37.330 246 7. Kab. Malang 2.487.120 68.766 276 8. Kab. Lumajang 1.014.575 18.410 181 9. Kab. Jember 2.362.179 61.246 259 10. Kab. Banyuwangi 1.568.898 51.826 330 11. Kab. Bondowoso 745.948 20.435 274 12. Kab. Situbondo 656.691 15.525 236 13. Kab. Probolinggo 1.115.267 24.109 216 14. Kab. Pasuruan 1.542.837 19.262 125 15. Kab. Sidoarjo 2.024.678 131.771 651 16. Kab. Mojokerto 1.049.967 27.758 264 17. Kab. Jombang 1.217.560 32.392 266 18. Kab. Nganjuk 1.025.515 35.152 343 19. Kab. Madiun 666.373 16.170 243 20. Kab. Magetan 621.273 20.704 333 21. Kab. Ngawi 818.871 20.970 256 22. Kab. Bojonegoro 1.218.457 19.830 163 23. Kab. Tuban 1.131.892 23.394 207 24. Kab. Lamongan 1.193.725 49.442 414 25. Kab. Gresik 1.213.449 52.053 429 26. Kab. Bangkalan 927.433 18.356 198 27. Kab. Sampang 904.314 7.292 81 28. Kab. Pamekasan 818.662 16.455 201 29. Kab. Sumenep 1.053.640 17.565 167 30. Kota Kediri 273.679 19.096 698 31. Kota Blitar 134.554 8.758 651 32. Kota Malang 835.082 93.325 1.118 33. Kota Probolinggo 222.413 10.073 453 34. Kota Pasuruan 190.045 10.607 558 35. Kota Mojokerto 122.550 10.264 837 36. Kota Madiun 172.421 13.508 783 37. Kota Surabaya 2.801.409 247.346 883 ̶ 206 ̶ NO Kabupatenkota Jumlah Penduduk Lulusan D4S1S2S3 Rasio Lulusan D4S1S2S3 1 2 3 4 5 38. Kota Batu 194.793 8.118 417 Provinsi 38.052.950 1.339.236 352

2. Rasio Ketergantungan