̶ 114 ̶
Tabel 2.54 Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Akhir
Pembuangan Tinja, Tahun 2009 –2012
Tempat Akhir Pembuangan Tinja 2010
2011 2012
1 2
3 4
TangkiSPAL 56,87
57,73 60,91
Kolamsawah sungaidanaulaut
20,53 20,18
18,55 Lubang tanah
19,03 18,70
17,36 Pantaitanah lapang
kebunLainnya 3,57
3,39 3,18
Sumber : BPS Jawa Timur Juni 2012
Tabel 2.53 Persentase Rumah tangga Menurut Penggunaan
Fasilitas Tempat Buang Air Besar, Tahun 2010 –2012
Penggunaan Fasilitas Tempat Buang Air Besar
2010 2011
2012
1 2
3 4
Sendiri 63,81
61,63 64,31
Bersama 15,54
15,08 14,18
Umum 1,09
1,55 1,82
Tidak ada 19,56
21,74 19,69
Sumber : BPS Jawa Timur Juni 2012
luas wilayah Jawa Timur. Hal ini memberikan gambaran bahwa ketersediaan saluran irigasi untuk kebutuhan
budidaya pertanian sebesar 32,45 persen.
c. Persentase rumah tinggal bersanitasi
Pola hidup bersih bertujuan untuk mencegah manusia bersentuhan
langsung dengan
kotoran dan
limbah berbahaya lainnya. Dengan pola hidup bersih akan menjaga
dan meningkatkan kesehatan manusia. Oleh karena itu keberadaan sanitasi menjadi sangat penting di dalam setiap
rumah tangga. Bahan buangan limbah yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti tinja manusia atau
binatang, dapat dicegah dengan menggunakan teknologi sederhana seperti membuat kakus dan tangki septik.
Pemerintah telah
berupaya menyediakan sarana
sanitasi, terutama jamban dalam
rangka memperbaiki
kualitas sanitasi
masyarakat. Derajat
kesehatan masyarakat
akan meningkat
bila penyediaan
sarana tersebut
dibarengi dengan
perbaikan perilaku
masyarakat dalam
memanfaatkan sanitasi
tersebut. Misalnya,
penyediaan jamban oleh pemerintah
yang didukung
oleh kebiasaan buang air di
tempat yang
sudah disediakan,
sehingga pencemaran
air dan
tanah oleh tinja bisa dikurangi.
Berdasarkan data
̶ 115 ̶ Susenas 2012, rumah tangga di Jawa Timur yang
menggunakan fasilitas tempat buang air besar sendiri sebesar 64,31 persen, mengalami peningkatan dibanding
tahun sebelumnya. Dengan demikian secara keseluruhan persentase rumah tinggal yang bersanitasi mempunyai
fasilitas tempat buang air besar sendiri, bersama, umum ada peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, dari 78,26
persen tahun 2011 menjadi 80,31 persen pada tahun 2012. Peningkatan persentase rumah tangga yang bersanitasi ini
tentunya akan meningkatan pula tingkat kesehatan masyarakat. Namun demikian masih ada beberapa daerah di
Jawa Timur terutama pada wilayah tapal kuda seperti Situbondo, Bondowoso, Probolinggo yang merupakan daerah
dengan persentase penggunaan jamban milik sendiri paling kecil dibandingkan dengan daerah lainnya di Jawa Timur.
Tempat pembuangan akhir tinja masyarakat di Jawa Timur tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 3.5. Dari tabel tersebut
terlihat bahwa tempat pembuangan akhir tinja sebagian besar masyarakat adalah di tangkiSPAL yang mencapai
60,91 persen, yang tingkat kesehatan sanitasinya lebih baik daripada tempat akhir pembuangan tinja lainnya.
Semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat
akan pentingnya membangun rumah sehat dan kondisi lingkungan
perumahan yang sehat ini tercermin dari semakin meningkatnya pengadaan fasilitas buang air besar meskipun
masih ada sebagian masyarakat yang menggunakan lahan pekarangan atau lahan kosong lainnya sebagai tempat
pembuangan akhir kotoran manusia. Disisi lain menurut kabupatenkota di Jawa Timur dari
rumah tangga
yang menggunakan
jamban, tempat
pembuangan akhir tinjanya belum semua menggunakan tangki septik. Bahkan dibeberapa kabupaten seperti Pacitan
dan wilayah Madura masih banyak yang pembuangan akhir tinjanya di lubang tanah. Sementara di Kabupaten
Situbondo, Bondowoso dan Probolinggo lebih banyak yang menggunakan kolamsawah dan sungai sebagai tempat
pembuangan akhir tinja.
̶ 116 ̶
d. Rasio Tempat Pemakaman Umum Per Satuan Penduduk