̶ 232 ̶ 6 Lemahnya Koordinasi, Kelembagaan
7
Kerusakaan Prasarana Akibat Bencana Alam
b. Kebinamargaan
1 Konsistensi alokasi pendanaan APBN pada Pembangunan Jalan dan Jembatan Lintas Selatan maupun proyek sharing
lainnya; 2 Penambahan panjang Ruas Jalan Nasional di Jawa Timur,
meliputi Pelebaran Jalan, Peningkatan Struktur Jalan, Pembangunan Jalan Baru, Pembangunan Jalan dan
Jembatan Lintas Selatan serta penggantian Jembatan; 3 Kemampuan alokasi pendanaan dibatasi oleh kemampuan
PAD, sehingga saat ini, penambahan PAD merupakan kebutuhan prioritas yang sangat mendesak, tidak hanya
untuk membiayai pembangunan jalan, melainkan juga untuk penyelenggaraan Pemerintahan di wilayah provinsi
Jawa Timur. Kemampuan pembiayaan yang lemah, justru akan mengakibatkan high cost, menurunkan daya saing dan
Pertumbuhan Ekonomi wilayah serta berdampak pada lokal- nasional. Perbandingan antara kebutuhan dan realisasi
alokasi belanja infrastruktur jalan dan jembatan yang cenderung menurun, jika dibanding tahun 2011 maupun
tahun 2010. GAB antara kebutuhan dengan kemampuan pembiayaan semakin membesar. Tahun 2013, terjadi
peningkatan kebutuhan Belanja Langsung penanganan Jalan dan Jembatan Provinsi menjadi Rp. 2,2 Trilyun,
namun alokasi pembiayaan tidak banyak bertambah, yaitu Rp. 459 Milyar atau hanya 20-nya saja. Jika minimnya
pembiayaan tersebut berlangsung lama dan terus menerus, hingga melampaui perencanaan umur teknis kondisi
mantap jalan, maka pada tahun-tahun berikutnya justru akan membebani APBD, karena jumlah panjang jalan yang
tidak tertangani kondisinya akan semakin rusak. Semakin lama tidak tertangani berarti kerusakan semakin parah dan
biaya penanganannya menjadi semakin besar. Jika kemampuan pembiayaan tetap, sementara inflasi terus
meningkat, maka tidak akan ada pertambahan panjang pembangunan jalan provinsi baru, karena alokasi dana yang
̶ 233 ̶ ada digunakan untuk mempertahankan kondisi mantap
jalan melalui kegiatan Pemeliharaan dan Rehabilitasi; 4 Pembebasan Tanah Untuk Kepentingan Umum;
5 Pembebasan tanah untuk pembangunan Jalan Tol di Jawa Timur;
6 Percepatan Pembangunan Jalan Lintas Selatan Jawa Timur; 7 Percepatan Pembangunan dan peningkatan jalan akses
menuju kawasan industri dan pelabuhan di Jawa Timur. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa
Timur telah
berupaya meningkatan
alokasi belanja
infrastruktur prasarana Jalan dan yang menjadi aspirasi dewan diantaranya adalah :
1 Realisasi Percepatan Pembangunan Jalan Lintas Selatan JLS
Kondisi pembangunan JLS pada Kabupaten Pacitan diprioritaskan tahun 2014 tuntas, agar tahun 2016 dapat
tercapai pembangunan jalan sepanjang 350 Km atau sebesar 57.
Gambar 2.50 Pelaksanaan JLS sd 2012 dan Rencana 2013
Total Kebutuhan APBN 2014 untuk lahan yang sudah siap: a
Jalan sepanjang 251,58 Km dengan biaya Rp 2,3 Trilyun b
Jembatan sepanjang 1.665 M dengan biaya Rp 291 Milyar
Link. 048 Link. 049
Link. 050
Paket 2013 Paket 2013
Paket 2013
Keterangan Paket Pekerjaan yang telah ditangani sampai dengan TA 2012
Paket Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada TA 2013 Ruas
– ruas yang belum tertangani
Pelaksanaan JJLS Pacitan Sampai TA 2012 dan Rencana TA 2013
Belum Tertangani
Belum Tertangani
Belum Tertangani
Belum Tertangani
Belum Tertangani
Li nk. 048 : Gl onggong – Bts. Kota Pacitan
Li nk. 049 : Bts . Kota Pacitan – Bts. Kab. Trenggalek
Li nk. 050 : Pl os o – Pacitan - Hadiwarno
̶ 234 ̶ Sesuai
surat Gubernur
kepada Presiden
No. 620246171102012 tanggal 28 Desember 2012.
Kebutuhan untuk dana APBD 2014 difokuskan pada Pembangunan Jembatan untuk JLS : Jembatan
sepanjang 395 M 11 buah jembatan dengan biaya Rp 96,45 Milyar.
2 Realisasi Pembangunan Jalan Tembus Lawang-Batu a
Pembangunan jalan tembus Lawang-Batu sepanjang 25 Km adalah untuk memberikan alternatif para pengguna
jalan menuju Kawasan Wisata Kota Batu dengan waktu tempuh yang lebih singkat. Keberadaan jalan tembus
Lawang-Batu sudah
sangat mendesak,
karena dibutuhkan untuk kepentingan umum dan telah
mendapat dukungan kepala daerah beserta stakeholder masing-masing
kawasan yang
dilalui rencana
pembangunan jalan
tersebut. Dampak
negative kemacetan Lawang-Kota Malang-Batu sangat besar,
karena menimbulkan berbagai kerugian sosial dan ekonomi. Pembangunan jalan tembus Lawang-Batu
membawa dampak positive, karena selain bisa mengurai kemacetan dan meningkatkan kenyamanan pengguna
jalan juga menghubungkan desa-desa tujuan wisata sehingga akan menarik masuknya investasi disekitar
jalan tersebut yang pada ahkirnya akan meningkatkan daya saing kawasan tersebut.
b Sebagai alternatif untuk memecah kemacetan Lawang-
Kota Malang-Batu, adalah realisasi pembangunan jalan alternatif Purwosari-Batu, sepanjang 41 Km.
3 Peningkatan Panjang Jalan Nasional di Jawa Timur Pada akhir Tahun 2012, kemantapan jalan Nasional telah
mencapai 90,85, berarti pada tahun 2014 kemantapan jalan Nasional akan mendekati 100. Berarti sudah saatnya
panjang Jalan Nasional di Jawa Timur diusulkan untuk ditambah, agar in-effisiensi kemacetan yang memperlambat
kelancaran distribusi logistik nasional di Jawa Timur,dapat segera ditangani.
̶ 235 ̶ Gambar 2.51
Peta Rencana Pengembangan Jalan Nasional
Penambahan Panjang Jalan Nasional dimaksud adalah pada : a Pengembangan Jalan Nasional Radius 100 Km dari
Surabaya menjadi 4 lajur; b Pembangunan Jalan Tembus Lawang-Batu sepanjang 25
Km; c Pembangunan Jalan Purwosari-Batu, sepanjang 41 Km;
d Jalan Lintas Utara Pulau Madura dari jalan provinsi menjadi jalan nasional;
e Jalan akses menuju Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo;
f Realisasi Percepatan Pembangunan Flyover untuk mengatasi kemacetan.
RENCANA PENGEMBANGAN
̶ 236 ̶ Gambar 2.52
Peta Penambahan Panjang Jalan Nasional
g Penanganan debottlenecking pada jalan Nasional sangat dibutuhkan terutama pada ruas Jalan Raya
Surabaya-Gresik yang
berpotensi tinggi
terjadikemacetan dan
kecelakaan.Jalan Raya
Surabaya-Gresik merupakan Jalan Nasional yang sangat penting peranannya bagi perekonomian Jawa-
Timur danjuga Nasional, karena menghubungkan beberapa Kota Besar di Utara Pulau Jawa denganpusat
aktivitas berada di Pelabuhan Tanjung Perak. h Percepatan pembebasan lahan Pembangunan Jalan Tol
di Jawa Timur.
̶ 237 ̶
Tabel 2.124 Proggres Pembangunan Jalan Tol di Jawa Timur
Pengembangan Infrastruktur Jalan Wilayah Madura
Jembatan Nasional Surabaya-Madura adalah Jembatan Tol Pertama di Nusantara yang dibangun diatas laut. Jembatan
Tol berikutnya yang akan dibangun diatas laut adalah tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Tanjung Benoa Bali dan Tol Selat
Sunda. Berbeda dengan jalan tol pada umumnya yang hanya diperuntukkan untuk kendaraan roda empat atau lebih,
jembatan tol Suramadu dapat diakses oleh kendaraan roda dua atau sepeda motor. Tujuan Pembangunan Jembatan Tol
Suramadu adalah
untuk mendorong
percepatan pengembangan di 3 tiga Kawasan yaitu :
1 Pembangunan Infrastruktur dan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu Sisi Surabaya KKJSS;
2 Pembangunan Infrastruktur dan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu Sisi Madura KKJSM;
3 Pembangunan Infrastruktur dan Kawasan Kepulauan Madura KKM.
Dalam upaya percepatan Pembangunan Infrastruktur di KKJSS tersebut, Pemerintah Provinsi berupaya :
1 Mendorong upaya percepatan pembentukan badan usaha Jembatan Tol Suramadu dan Jalan Tol Lingkar Timur
Simpang Juanda - Tanjung Perak melalui kerja sama dengan badan usaha pemenang pelelangan pengusahaan
jembatan tol dan jalan tol dimaksud;
JADWAL PROGRESS
1 Solo-Ngawi
Januari 2011-Juni 2012I 62,38 APBN 48
Okt-14 PT Solo Ngawi Jaya
II 61,57 BUJT: 0
III 61,55 Total 11,98
IV 78,20 Total80,03
2 Ngawi-Kertosono Januari 2011-Juni 2012 I 74,60
Okt-14 PT Ngawi Kertosono Jaya
II 42,75 III 37,13
IV 23,06 Total43,46
3 Kertosono-Mojokerto
Seksi I s.d Juni’ , I 100
I 49,74 Nov 2012 S-I
PT Marga Harjaya Infrastruktur Seksi II s.d.Agst’
, II 76,67 II32,65
Jan 2013 S-II Seksi III s.d. Des’
, III 39,63 III 0
Juli 2012 S-III Seksi IV s.d. Mei’
IV 79,41 IV 0
April 2014 S-IV Total 82,38 Total 36,38
4 Mojokerto-Surabaya 1. Desember 2006-Febru
IA 99,35 IA 88,69
Jun 2012 S-IA 2. Desember 2006-Juni 2
IB 17,41 IA-1 100
Feb 2014 S-IB II 36,29
II 0 Des 2013 S-II
III 50,22 III 0
Des 2013 S-III IV 64,99
IV 40,52 Mei 2014 S-IV
Total 50,62 IV-3 66,57 Total 28,76
NO RUAS
PENGADAAN TANAH PROGRES
KONSTRUKSI RENC. OPERASI
̶ 238 ̶ 2 Mendorong upaya percepatan pembangunan infrastruktur
pendukung untuk memperkuat interaksi antar kawasan; 3 Mendorong realisasi rencana Pengembangan Jalan
Nasional dan peningkatan Jaringan Propinsi agar sistem jaringan jalan agar kawasan
– kawasan potensial tersebut dapat saling terkait, termasuk mendorong percepatan
pembangunan Jalan Akses menuju Pelabuhan Socah serta realisasi Pengembangan Pelabuhan Madura Industrial
Seaport City MISI; 4 Mendorongrealisasi pengembangan pelabuhan nasional
untuk melancarkan arus barang antar kawasan dan wilayah kepulauan;
5 Mendorong realisasi percepatan pembangunan rencana program lainnya sesuai Peraturan Presiden No. 27 Tahun
2008 tentang Badan pengembangan Wilayah Suramadu untuk untuk memperkuat interaksi antar Pulau Madura
dengan kawasan pusat pertumbuhan ekonomi Wilayah di Jawa Timur.
Pendanaan BPWS untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat Madura lebih baik melibatkan sepenuhnya perangkat
Pemerintah Kabupaten, agar BPWS dapat berkonsentrasi penuh dalam pengembangan pembangunan infrastruktur di
Madura. Untuk percepatan pembangunan di Madura diperlukan peningkatan koordinasi dan dukungan dari
Pemerintah Kabupaten di Madura dalam pelaksanaan pembebasan tanah untuk pembangunan Jalan Lintas Utara
dan Lintas Selatan Madura.
̶ 239 ̶
Gambar 2.53 Kondisi Infrastruktur Pulau Madura
c. Infrastruktur Permukiman