kesehatan masyarakat yang terdiri dari kegiatan pencegahan penyakit preventif dan pemeliharaan kesehatan promotif Depkes RI, 2004.
2.2.4. Upaya Kesehatan Puskesmas
Sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama, puskesmas wajib melaksanakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.
1. Upaya Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular f. Upaya Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat dan disesuikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar
Universitas Sumatera Utara
upaya pokok puskesmas yang tidak masuk dalam upaya kesehatan wajib dan pelayanan penunjang yaitu:
a. Upaya Kesehatan Sekolah b. Upaya Kesehatan Olah Raga
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat d. Upaya Kesehatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut f. Upaya Kesehatan Jiwa
g. Upaya Kesehatan Mata h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Depkes RI, 2006.
2.3.
Motivasi Kerja 2.3.1. Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi kerja dapat dipandang sebagai suatu ciri yang ada pada calon tenaga kerja ketika diterima masuk kerja di suatu perusahaan atau organisasi. Menurut
Siagian 2009, mendefinisikan motivasi kerja adalah sebagai daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya demi keberhasilan
organisasi mencapai tujuannya, dengan pengertian bahwa tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi para anggota organisasi yang
bersangkutan Siagian, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hasibuan 2005, motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang, agar mau bekerja sama, bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai tujuan. Motivasi kerja merupakan suatu modal dalam menggerakkan dan
mengarahkan para karyawan atau pekerja agar dapat melaksanakan tugasnya masing- masing dalam mencapai sasaran dengan penuh kesadaran, kegairahan dan
bertanggung jawab Hasibuan, 2005. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah
suatu daya penggerak yang mampu menciptakan kegairahan kerja dengan membangkitkan, mengarahkan, dan berperilaku kerja serta mengeluarkan tingkat
upaya untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya demi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya.
Kekuatan motivasi tenaga kerja untuk bekerjaberkinerja secara langsung tercermin sebagai upayanya seberapa jauh ia bekerja keras. Karena ada dua faktor
yang harus benar jika upaya itu akan diubah menjadi kinerja. Pertama, tenaga kerja harus memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan tugasnya dengan
baik. Tanpa kemampuan dan upaya yang tinggi, tidak mungkin menghasilkan kinerja yang baik. Kedua adalah persepsi tenaga kerja yang bersangkutan tentang bagaimana
upayanya dapat diubah sebaik-baiknya menjadi kinerja. Diasumsikan bahwa persepsi tersebut dipelajari dari individu dari pengalaman sebelumnya pada situasi yang sama.
Persepsi bagaimana harus dikerjakan, ini jelas sangat berbeda mengenai kecermatannya jika terdapat persepsi yang salah, kinerja akan rendah jika meskipun
upaya dan motivasi mungkin tinggi Sastrohadiwiryo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu cara untuk mengukur motivasi tenaga kerja adalah dengan menggunakan teori pengharapan expectation theory. Teori pengharapan
mengemukakan adalah bermanfaat untuk mengukur sikap para individu guna membuat diagnosis permasalahan motivasi. Pengukuran semacam ini dapat
membantu manajemen tenaga kerja memahami mengapa para tenaga kerja terdorong bekerja atau tidak, apa yang memotivasinya di berbagai bagian bagian dalam
perusahaan, dan berapa jauh berbagai cara pengubahan dapat efektif memotivasikan kinerjaprestasi
2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja.