Hubungan Peranan Kepemimpinan Dilihat dari Aspek Actuating Kepala

puskesmas Tambusai, Rambah, Tandun memiliki hubungan dengan motivasi kerja staf pada taraf signifikan 0,004 p0.05. Hasil penelitian pada aspek motivator yang tersebut di atas sesuai dengan pendapat Siagian 2009 bahwa motivator adalah orang yang memberikan motivasi dengan pengertian motivasi itu sendiri ialah merupakan daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya. Dengan pengertian bahwa tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberhasilan seorang pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi adalah sejauh mana dia mampu untuk memberikan dorongan agar para staf dapat bekerja secara maksimal, dan dalam hal ini kepala puskesmas masih kurang baik dalam hal memberikan dorongan kepada stafnya.

5.1.6 Hubungan Peranan Kepemimpinan Dilihat dari Aspek Actuating Kepala

Puskesmas dengan Motivasi Kerja Staf pada Puskesmas Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2012 A. Aspek Actuating Yang dilaksanakan Oleh Kepala Puskesmas Pada Puskesmas Tambusai

a. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa

sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tambusai tidak mengadakan pendekatan secara pribadi untuk memberi motivasi kepada stfnya yang kurang produktif yang dapat dibuktikan dengan pernyataan 4 responden 36,4. Alasannya adalah bahwa menurut responden bahwa pimpinan puskesmas Tambusai tidak berusaha menggali apa keinginan stafnya untuk meningkatkan produktivitas kinerja. Universitas Sumatera Utara b. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tambusai tidak memberikan kesempatan mendapatkan penghasilan lebih dan promosi jabatan bagi stafnya yang produktif yang dapat dibuktikan dengan pernyataan dari 5 responden 45,4. Alasannya adalah karena menurut responden pimpinan puskesmas tidak memikirkan untuk peningkatan penghasilan lebih masing- masing stafnya. c. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa pimpinan puskesmas kadang- kadang mengadakan komunikasi dua arah dengan stafnya yang dapat di buktikan dengan 5 responden 45,4 Alasannya adalah menurut responden adalah bahwa pimpinan puskesmas Tambusai sudah melakukan komunikasi dua arah yang efektif dan efisien. d. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tambusai tidak menanyakan apa yang diharapkan stafnya atas pekerjaan yang dilakukan yang dapat dibuktikan dengan pernyataan 5 responden 45,4. Alasannya adalah karena menurut responden bahwa pimpinan puskesmas Tambusai masih kurang menjiwai apa psikologis stafnya. e. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian responden mengatakan pimpinan puskesmas Tambusai tidak menjadi panutan dalam membangkitkan motivasi kerja dapat dibuktikan dengan 5 Universitas Sumatera Utara responden 45,4 . Alasannya adalah karena menurut responden pimpinan puskesmas Tambusai dalam menerapkan peraturan masih belum konsisten. f. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tambusai tidak mengkoreksi hasil pekerjaan stafnya yang dapat dibuktikan dengan 4 responden 36,4. Alasannya adalah karena responden mengatakan pimpinan puskesmas Tambusai membiarkan hasil pekerjaan berjalan apa adanya dan di percayakan oleh masing-masing staf. g. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tambusai tidak memberikan dorongan semangat terhadap penyelesaian pekerjaan yang ada terbukti dengan pernyataan 6 responden 54,5. Alasannya adalah karena menurut responden pimpinan puskesmas masih belum mampu membangkitkan semangat kerja stafnya. h. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tambusai tidak mengadakan bimbingan berkala melalui loka karya mini setiap bulannya yang dapat dibuktikan dengan pernyataan 4 responden 36,4. Alasannya adalah karena menurut responden mengatakan pimpinan puskesmas Tambusai masih tidak konsisten dalam menjalankan lokakarya mini setiap bulannya dan menjalankan loka karya mini hanya sesekali saja. i. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tambusai tidak Universitas Sumatera Utara melakukan supervise berkala untuk mengetahui permasalahan dan hambatan stafnya dalam menyelesaikan tugasnya yang dapat dibuktikan dengan pernyataan 5 responden 45,4. Alasannya adalah karena menurut responden mengatakan bahwa pimpinan puskesmas Tambusai tidak melaksanakan supervise dan tugas supervise hanya diserahkan kepada masing-masing staf puskesmas j. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tambusai sudah memberikan teguran yang mangkir absen yang terbukti dengan pernyataan 4 responden 46,4. Alasannya adalah karena menurut responden bahwa pimpinan puskesmas Tambusai menegur orang yang mangkir absen. Hasil penelitian juga menunjukkan berdasarkan hasil wawancara di lapangan, terdapat 5 45,4 responden dari 11 responden yang menyatakan actuating yang dilaksanakan oleh kepala puskesmas Tambusai dalam kategori cukup baik. Hal ini dapat di buktikan dengan pernyataan sebagian besar responden dimana terdapat sebanyak 5 responden 45,4 dari 11 responden yang menyatakan actuating yang dilaksanakan oleh kepala puskesmas Tambusai berada dalam kategori cukup baik dan dari 5 responden tersebut terdapat 3 responden yang motivasi kerjanya sedang, disebabkan karena sebagian besar staf puskesmas menilai peranan kepemimpinan kepala puskesmas Tambusai dalam melaksanakan kegiatan actuating seperti mengadakan pendekatan secara pribadi untuk memberi motivasi bagi stafnya yang kurang produktif, dan juga mengadakan bimbingan dan pengarahan secara berkala melalui rapat. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, terdapat 3 responden dari 11 responden yang menyatakan actuating yang dilaksanakan oleh kepala puskesmas kurang baik, dan dari 3 responden tersebut terdapat 2 responden yang motivasi kerjanya rendah, hal ini disebabkan karena mereka mengatakan kepala puskesmas kurang baik dalam melaksanakan kegiatan actuating dimana kepala puskesmas kurang mengadakan pendekatan secara pribadi untuk memberikan motivasi bagi stafnya yang kurang produktif, mereka juga mengatakan kepala puskesmas kurang dalam memberikan promosi jabatan bagi stafnya yang dinilai produktif. Kemudian responden mengatakan juga kepala puskesmas kurang menanyakan tentang apa yang diharapkan stafnya atas pekerjaan yang dilakukannya, sehingga sering sekali pekerjaan program dalam membuat laporan sering terlambat untuk di laporkan kepada dinas.

B. Aspek Actuating Yang dilaksanakan Oleh Kepala Puskesmas Pada

Puskesmas Rambah

a. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa

sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Rambah tidak mengadakan pendekatan secara pribadi untuk memberi motivasi kepada stafnya yang kurang produktif yang dapat dibuktikan dengan pernyataan 5 responden 45,4. Alasannya adalah bahwa menurut responden bahwa pimpinan puskesmas Rambah masih bersifat belum memahami karakteristik stafnya. Universitas Sumatera Utara b. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Rambah tidak memberikan kesempatan mendapatkan penghasilan lebih dan promosi jabatan bagi stafnya yang produktif yang dapat dibuktikan dengan pernyataan dari 5 responden 45,4. Alasannya adalah karena menurut responden pimpinan puskesmas tidak memikirkan untuk peningkatan penghasilan lebih masing- masing stafnya. c. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa pimpinan puskesmas kadang- kadang mengadakan komunikasi dua arah dengan stafnya yang dapat di buktikan dengan 4 responden 36,4. Alasannya adalah menurut responden adalah bahwa pimpinan puskesmas Rambah sudah berusaha memahami dan mendengarkan apa keluhan stafnya. d. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Rambah tidak menanyakan apa yang diharapkan stafnya atas pekerjaan yang dilakukan yang dapat dibuktikan dengan pernyataan 6 responden 54,5. Alasannya adalah karena menurut responden bahwa pimpinan puskesmas Rambah masih kurang menjiwai apa psikologis stafnya. e. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian responden mengatakan pimpinan puskesmas Tambusai tidak menjadi panutan dalam membangkitkan motivasi kerja dapat dibuktikan dengan 6 Universitas Sumatera Utara responden 54,5 . Alasannya adalah karena menurut responden pimpinan puskesmas Rambah dalam menerapkan peraturan masih belum konsisten. f. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Rambah kadang- kadang mengkoreksi hasil pekerjaan stafnya yang dapat dibuktikan dengan 4 responden 36,4. Alasannya adalah karena responden mengatakan pimpinan puskesmas Rambah membiarkan hasil pekerjaan berjalan apa adanya dan di percayakan oleh masing-masing staf. g. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Rambah tidak memberikan dorongan semangat terhadap penyelesaian pekerjaan yang ada terbukti dengan pernyataan 8 responden 72,7. Alasannya adalah karena menurut responden pimpinan puskesmas masih belum mampu meningkatkan motivasi stafnya. h. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Rambah tidak mengadakan bimbingan berkala melalui loka karya mini setiap bulannya yang dapat dibuktikan dengan pernyataan 5 responden 45,4. Alasannya adalah karena menurut responden mengatakan pimpinan puskesmas Rambah masih tidak konsisten dalam menjalankan lokakarya mini setiap bulannya dan menjalankan loka karya mini hanya sesekali saja. i. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Rambah tidak Universitas Sumatera Utara melakukan supervise berkala untuk mengetahui permasalahan dan hambatan stafnya dalam menyelesaikan tugasnya yang dapat dibuktikan dengan pernyataan 7 responden 63,6. Alasannya adalah karena menurut responden mengatakan bahwa pimpinan puskesmas Rambah tidak melaksanakan supervise dan tugas supervise hanya diserahkan kepada masing-masing staf puskesmas j. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Rambah tidak memberikan teguran yang mangkir absen yang terbukti dengan pernyataan 5 responden 45,4. Alasannya adalah karena menurut responden bahwa pimpinan puskesmas Rambah masih segan dan belum berani menegur staf yang mangkir absen Hasil penelitian juga menunjukkan berdasarkan hasil wawancara di lapangan, terdapat 5 45,4 responden dari 11 responden yang menyatakan actuating yang dilaksanakan oleh kepala puskesmas Rambah dalam kategori cukup baik. Hal ini dapat di buktikan dengan pernyataan sebagian besar responden dimana terdapat sebanyak 5 responden 45,4 dari 11 responden yang menyatakan actuating yang dilaksanakan oleh kepala puskesmas Rambah berada dalam kategori cukup baik dan dari 5 responden tersebut terdapat 3 responden yang motivasi kerjanya sedang, puskesmas Rambah dalam melaksanakan kegiatan actuating seperti Alasan responden yang menyatakan cukup baik adalah karena sebagian besar staf puskesmas menilai peranan kepemimpinan kepala puskesmas Rambah dalam melaksanakan kegiatan actuating seperti selalu memeriksa atau mengoreksi hasil pekerjaan stafnya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, terdapat 3 responden dari 11 responden yang menyatakan actuating yang dilaksanakan oleh kepala puskesmas kurang baik, dan dari 3 responden tersebut terdapat 1 responden 12,1 yang motivasi kerjanya rendah, hal ini disebabkan karena mereka mengatakan kepala puskesmas kurang baik dalam melaksanakan kegiatan actuating dimana mereka mengatakan kepala puskesmas kurang dalam memberikan promosi jabatan bagi stafnya yang dinilai produktif, umumnya staf pemegang program diberikan kepada staf dengan acuan kedekatan kepada pimpinan tidak tergantung pada keahlian dan keterampilan staf. Kemudian responden mengatakan juga kepala puskesmas kurang memberikan dorongan semangat terhadap menyelesaikan semua pekerjaan yang ada.

C. Aspek Actuating Yang dilaksanakan Oleh Kepala Puskesmas Pada

Puskesmas Tandun

a. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa

sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tandun tidak mengadakan pendekatan secara pribadi untuk memberi motivasi kepada stafnya yang kurang produktif yang dapat dibuktikan dengan pernyataan 6 responden 54,5. Alasannya adalah bahwa menurut responden bahwa pimpinan puskesmas Tandun tidak ada keinginan mencari solusi dalam pemecahan masalah melalui pendekatan pribadi. b. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tandun kadang- Universitas Sumatera Utara kadang memberikan kesempatan mendapatkan penghasilan lebih dan promosi jabatan bagi stafnya yang produktif yang dapat dibuktikan dengan pernyataan dari 4 responden 36,4. Alasannya adalah karena menurut responden pimpinan puskesmas hanya kadang- kadang memikirkan untuk peningkatan penghasilan lebih masing-masing stafnya. c. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak. mengadakan komunikasi dua arah dengan stafnya yang dapat di buktikan dengan 5 responden 45,4 Alasannya adalah menurut responden adalah bahwa pimpinan puskesmas Tandun masih kurang dalam hal komunikasi. d. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tandun tidak menanyakan apa yang diharapkan stafnya atas pekerjaan yang dilakukan yang dapat dibuktikan dengan pernyataan 6 responden 54,5. Alasannya adalah karena menurut responden bahwa pimpinan puskesmas Tandun masih kurang menjiwai apa psikologis stafnya. e. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian responden mengatakan pimpinan puskesmas Tandun tidak menjadi panutan dalam membangkitkan motivasi kerja dapat dibuktikan dengan 6 responden 54,5 . Alasannya adalah karena menurut responden pimpinan puskesmas Tandun dalam menerapkan peraturan masih belum konsisten. f. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tandun tidak Universitas Sumatera Utara mengkoreksi hasil pekerjaan stafnya yang dapat dibuktikan dengan 5 responden 45,4. Alasannya adalah karena responden mengatakan pimpinan puskesmas Tandun membiarkan hasil pekerjaan berjalan apa adanya dan di percayakan oleh masing-masing staf. g. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tandun tidak memberikan dorongan semangat terhadap penyelesaian pekerjaan yang ada terbukti dengan pernyataan 7 responden 63,3. Alasannya adalah karena menurut responden pimpinan puskesmas masih belum mampu mempelajari kejiwaan stafnya demi untuk lancarnya kinerja suatu organisasi. h. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tandun tidak mengadakan bimbingan berkala melalui loka karya mini setiap bulannya yang dapat dibuktikan dengan pernyataan 5 responden 45,4. Alasannya adalah karena menurut responden mengatakan pimpinan puskesmas Tandun masih tidak konsisten dalam menjalankan lokakarya mini setiap bulannya dan menjalankan loka karya mini hanya sesekali saja. i. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tandun tidak melakukan supervise berkala untuk mengetahui permasalahan dan hambatan stafnya dalam menyelesaikan tugasnya yang dapat dibuktikan dengan pernyataan 6 responden 54,5. Alasannya adalah karena menurut responden mengatakan Universitas Sumatera Utara bahwa pimpinan puskesmas Tandun tidak melaksanakan supervise dan tugas supervise hanya diserahkan kepada masing-masing staf puskesmas j. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan wawancara di lapangan bahwa sebagian besar responden mengatakan pimpinan puskesmas Tandun sudah memberikan teguran yang mangkir absen yang terbukti dengan pernyataan 4 responden 36,4. Alasannya adalah karena menurut responden bahwa pimpinan puskesmas Tandun menegur orang yang mangkir absen. Hasil penelitian juga menunjukkan berdasarkan hasil wawancara di lapangan, terdapat 6 45,4 responden dari 11 responden yang menyatakan actuating yang dilaksanakan oleh kepala puskesmas Tandun dalam kategori cukup baik. Hal ini dapat di buktikan dengan pernyataan sebagian besar responden dimana terdapat sebanyak 6 responden 54,5 dari 11 responden yang menyatakan actuating yang dilaksanakan oleh kepala puskesmas Tandun berada dalam kategori cukup baik dan dari 6 responden tersebut terdapat 3 responden yang motivasi kerjanya sedang, Alasan responden yang menyatakan cukup baik adalah karena sebagian besar staf puskesmas menilai peranan kepemimpinan kepala puskesmas Tandun dalam melaksanakan kegiatan actuating seperti mengadakan bimbingan dan pengarahan secara berkala melalui rapatpertemuan rutin lokakarya mini setiap bulannya. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, terdapat 3 responden dari 11responden yang menyatakan actuating yang dilaksanakan oleh kepala puskesmas kurang baik, dan dari 3 responden tersebut terdapat 1 responden 9,1 yang motivasi kerjanya rendah, hal ini disebabkan karena mereka mengatakan kepala Universitas Sumatera Utara puskesmas kurang baik dalam melaksanakan kegiatan actuating dimana kepala puskesmas kurang memberikan dorongan semangat terhadap menyelesaikan semua pekerjaan yang ada, kurang memberikan teguran atau sanksi pada staf yang sering mangkirabsen. Responden mengatakan masih ada staf yang setiap minggu tidak hadir sehari bahkan ada yang dua hari dalam seminggu tak hadir namun tak di tegur atau diberi sanksi oleh kepala puskesmas sehingga staf yang lain juga meniru-niru perbuatan staf yang sering mangkir. Dengan demikian pekerjaan programpun sering terabaikan. Berdasarkan hasil analisis statistik uji Chi Square menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel tentang actuating yang dilakukan kepala puskesmas pada puskesmas Tambusai, Rambah, dan Tandun memiliki hubungan dengan motivasi kerja staf pada taraf signifikan 0,026 p0.05. Hasil penelitian pada aspek actuating yang tersebut di atas sesuai dengan pendapat Muninjaya 1999 dikutip dari skripsi Sorta Tumanggor, yang mengatakan bahwa seorang manajer yang benar akan menggunakan pengetahuannya tentang prilaku manusia untuk menggerakkan stafnya agar mereka bekerja secara optimal dan lebih produktif. Dengan demikian seorang pemimpin harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam menggerakkan stafnya, dan dalam hal ini masih kurang pemimpin dalam menggerakkan stafnya dimana responden mengatakan masih terlihat pemimpin selalu tak mau tahu dengan keadaan stafnya dan tanggungjawab pekerjaannya. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN