LKj Provinsi Lampung Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
182
Barat, Lampung Timur, Mesuji, Pringsewu, Lampung Barat, dan Pesisir Barat. Program tersebut disesuaikan dengan potensi lokal masing-masing
kabupaten agar dapat dikembangkan menjadi produk unggulan daerah pada umumnya dan dapat menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat.
Target yang ditetapkan pada tahun 2016 ini sebanyak 320 orang dan tercapai 100 persen.
23. Sasaran Meningkatkan Perlindungan Perempuan Dan Anak
Tabel 3.37 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatkan Perlindungan
Perempuan Dan Anak
No Indikator
Capaian 2015
2016 Target
Akhir RPJMD
2019 Capaian
sd 2016 terhadap
2019 Target
Reali sasi
Realisasi 1
Jumlah KabKota layak
anak se-
Provinsi Lampung
1 100
3 33,3
2 Penanganan
kasus perempuan
dan anak 95
100 173
173 200
86,50 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2017
Sasaran Meningkatkan Perlindungan Perempuan dan Anak yang diukur melalui 2 indikator kinerja utama yaitu Jumlah KabKota layak anak se-
Provinsi Lampung dan Penanganan kasus perempuan dan anak. Dari dua indikator tersebut, indikator Jumlah KabKota layak anak se-Provinsi
Lampung untuk tahun 2016 tidak ditargetkan. Hal ini dikarenakan tahun 2016 ditetapkan sebagai tahun pembinaan kabupatenkota menuju
kabupatenkota layak anak, sehingga target tahun 2016 memang 0 nol. Pada bulan Agustus tahun 2015 yang lalu, Pemerintah Provinsi
Lampung menobatkan Kabupaten Lampung Selatan sebagai Kabupaten Layak Anak. Pemilihan kabupatenkota layak anak akan dilaksanakan lagi
pada tahun 2017. Oleh karena itu, tahun 2016 Pemerintah Provinsi Lampung melalui Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
melaksanakan pembinaan dan audiensi kabupatenkota layak anak pada 4 empat kabupatenkota yaitu Kota Metro, Kabupaten Lampung Timur,
Kabupaten Mesuji dan Kabupaten Tanggamus.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
183
Sedangkan indikator penanganan kasus perempuan dan anak tercapai melampaui target atau sebesar 220 kasus dari target 100 kasus. Capaian ini
jauh lebih baik dari tahun 2015 yang tercapai 95 kasus dari target 75 kasus. Tahun 2016 P2TP2A Lamban Indoman Puteri telah menangani 173
kasus. Berikut klasifikasi kasus yang ditangani P2TP2A Lamban Indoman Puteri sepanjang Januari-Desember 2016 berdasarkan kategori:
A. Kasus yang Ditangani P2TP2A LIP Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Grafik 3.25 Jumlah kasus yang ditangani P2TP2A LIP berdasarkan jenis
kelamin dan umur.
Dari total 173 kasus sepanjang 2016, korban perempuan lebih banyak dari korban laki-laki. Total korban perempuan adalah 123 orang
dan korban laki-laki 50 orang. Korban paling banyak masuk dalam kategori perempuan berusia anak 0-17 tahun dan kemudian perempuan
dewasa di atas 25 tahun.
B. Kasus yang Ditangani P2TP2A LIP Berdasarkan Jenis Kasus Grafik 3.26 Jumlah kasus yang ditangani P2TP2A LIP Tahun 2016
berdasarkan jenis kasus.
50 100
150 Perempuan
Laki-laki 72
41 5
3 46
6 Anak 0-17 th
Remaja 18-25 th Dewasa 25 th
12 44
57 2
32 12
14
Jumlah Kasus Yang Ditangani P2TP2A LIP Tahun 2016
Kekerasan Fisik Kekerasan Psikis
Kekerasan Seksual TPPO
Penelantaran ABH
Lainnya
LKj Provinsi Lampung Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
184
Dari 173 pengaduan, kasus yang paling banyak terdata adalah kasus kekerasan seksual yang mencakup pelecehan, pencabulan, dan
pemerkosaan. Berikutnya adalah kekerasan psikis, yang merupakan dampak ikutan dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Kasus TPPO Tindak
Pidana Perdagangan Orang yang ditangani sebanyak dua kasus. Penelantaran di sini tidak hanya mencakup penanganan pada korban
yang ditelantarkan sepenuhnya, tapi juga pada korban yang tidak dipenuhi haknya atas nafkah dan pendidikan. Pendampingan ABH Anak
Berhadapan dengan Hukum yang dimaksud di sini adalah pendampingan bagi anak-anak yang berkonflik dengan hukum menjadi pelaku, anak
yang harus menjadi saksi dalam proses peradilan dan anak sebagai korban. Jenis kasus dalam kategori
Lai ya adalah kasus perselingkuhan, perceraian, kesalahpahaman antar anggota keluarga,
penipuan, penculikan, akses bertemu anak, juga konsultasi masalah adopsi.
C. Kasus yang Ditangani P2TP2A LIP Berdasarkan Jenis Layanan yang Diberikan
Grafik 3.27 Jenis layanan yang diberikan P2TP2A LIP Tahun 2016.
Sumber : Badan PP PA Prov.Lampung, 2016
Dari keseluruhan kasus yang ditangani, kepada seluruhnya diberikan konseling sebagai penanganan pertama. 21,39 adalah angka
untuk menggambarkan persentase kasus yang penanganannya dapat selesai dalam tahap konseling dan atau mediasi. 6,94 kasus tidak
dilanjutkan karena korban melanjutkan penanganannya kepada PH Penasehat Hukum di luar P2TP2A atau tidak melengkapi berkas aduan
hingga akhir periode penanganan. Layanan kesehatan dengan merujuk pada UPT-PKTK RSUAM tercatat sebesar 5,78, namun angka ini belum
21.39 6.94
5.78 1.73
47.98 22.54
Persentase Kasus Berdasarkan Jenis Layanan Yang Diberikan
Konseling mediasi Pengaduan tidak dilanjutkan
Layanan Kesehatan Rehabilitasi Sosial
Penegakan bantuan hukum Pemulangan
LKj Provinsi Lampung Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
185
menggambarkan keseluruhan layanan yang diberikan karena beberapa data kasus luput mencantumkan layanan ini dalam update laporannya.
Layanan kesehatan yang diberikan sebenarnya lebih besar daripada
angka tersebut. Penegakan dan Bantuan Hukum adalah layanan yang
paling banyak diberikan, dan mitra korban didampingi kasusnya hingga turun putusan pengadilan. Yang dimaksud dengan layanan kategori
Lainnya antara lain koordinasi dan rujukan dengan P2TP2A
kabupatenkota, mediasi
dengan sekolah
mitra korban,
dan rekomendasiupaya untuk menghubungkan mitra korban dengan
penasehat hukum di luar P2TP2A.
24. Sasaran Meningkatnya Peran Pemuda dan Prestasi Olahraga Dalam Pembangunan Kualitas Hidup dan Kehidupan Masyarakat
Sasaran meningkatnya peran pemuda dan prestasi olahraga dalam pembangunan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat yang diukur
melalui 2 indikator kinerja utama yaitu peringkat pekan olahraga nasional dan kelompok pemuda yang dilatih sebagai kader kewirausahaan. Dari dua
indikator tersebut, pada tahun 2016 ini tidak ada realisasi dan capaian indikator. Hal ini dikarenakan pada tahun 2016 tidak ada penyelenggaraan
pekan olahraga sehingga tidak ditargetkan atau nol 0 target. Sedangkan, indikator kelompok pemuda yang dilatih sebagai kader
kewirausahaan tidak terealisasi meskipun telah ditargetkan sebanyak 20 kelompok pada tahun 2016. Hal ini disebabkan karena adanya kebijakan
kepala daerah terhadap penataan program dan anggaran yang mengakibatkan anggaran untuk pelaksanaan indikator tersebut terkena
efisiensi. Akibatnya, indikator kelompok pemuda yang dilatih sebagai kader kewirausahaan tidak terealisasi. Secara lebih jelas, dapat dilihat pada tabel
3.38 berikut :
Tabel 3.38 Rencana dan Realisasi Capaian SasaranMeningkatnya Peran Pemuda dan Prestsi Olahraga Dalam Pembangunan Kualitas Hidup dan
Kehidupan Masyarakat
No Indikator
Capaian 2015
2016 Target
Akhir RPJMD
2019 Capaian sd
2016 terhadap
2019 Tar
get Reali
sasi Rea
lisasi 1
Peringkat Pekan Olahraga Prestasi Nasional
8 -
- -
5 33,33
2 Kelompok Pemuda yang
Dilatih Sebagai
Kader kewirausahaan
20 20
- -
35 57,14
Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2017
LKj Provinsi Lampung Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
186
Dalam Pekan Olahraga Pelajar Nasional POPNAS ke XIII tahun 2015 yang diselenggarakan di Provinsi Jawa Barat pada tanggal 10 sampai dengan
20 September 2015, Provinsi Lampung menempati peringkat ke-8 delapan dari 33 provinsi di Indonesia.
Kontingen Provinsi Lampung pada POPNAS tahun 2015 memperoleh medali pada 7 tujuh cabang olahraga dengan hasil sebagaimana tabel 3.39
berikut :
Tabel 3.39 Perolehan Medali Kontingen Provinsi Lampung Pada POPNAS Tahun 2015
NO CABANG OLAHRAGA
EMAS PERAK
PERUNGGU 1
2 3
4 5
6 7
Angkat Besi Panahan
Atletik Senam
Karate Sepak Takraw
Gulat 5
1 1
2 1
1 2
1 1
1 1
2
1
JUMLAH 7
9 4
Sumber : Dispora Provinsi Lampung, 2015
Kelompok pemuda yang dilatih sebagai kader kewirausahaan dalam hal ini merupakan kelompok pemuda yang berbakat dan mandiri menjadi
pemuda yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan dapat mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya lingkungan yang ada.
Dalam rangka mendorong kelompok pemuda agar lebih produktif dan memiliki jiwa kewirausahaan, Provinsi Lampung pada tahun 2015 ini
melaksanakan pelatihan kewirausahaan bagi 20 kelompok pemuda di Provinsi Lampung.
25. Sasaran Meningkatnya Kualitas Kehidupan Beragama