Sasaran Peningkatan Pertumbuhan dan Kontribusi Terhadap PDRB Provinsi Lampung

LKj Provinsi Lampung Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 98

1. Sasaran Peningkatan Pertumbuhan dan Kontribusi Terhadap PDRB Provinsi Lampung

Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran peningkatan pertumbuhan dan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Provinsi Lampung didukung 8 delapan indikator sebagaimana tabel 3.5 berikut : Tabel 3.5 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Peningkatan pertumbuhan dan kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB Provinsi Lampung No Indikator Capaian 2015 2016 Target Akhir RPJMD 2019 Capaian sd 2016 terhadap 2019 Target Realisasi Realisasi 1 Pertumbuhan Ekonomi 5,13 6,00-6,35 5,26 81,10 7,00-7,50 73,57 2 Indeks Gini 0.33 0,33 0,36 90,91 0,32 87,50 3 PDRB atas dasar harga berlaku 245.330.948 261.081.194 281.113.138,86 86,86 318.996.629 88,12 4 PDRB atas dasar harga konstan 201.577.645 241.539.088 209.807.185,73 107,67 262.203.722 80,02 5 PDRB per kapita berlaku 30,63 32,82 34,26 104,39 39,45 86,84 6 Laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, perikanan 3,69 4,16 3,16 75,96 4,48 70,54 7 Nilai Tukar Petani NTP 103,84 103,84 105,12 101,23 104,84 100,27 8 Nilai Tukar Nelayan NTN 113,72 113,86 94,24 82,77 114,29 82,46 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2017 Tahun 2016, Provinsi Lampung dihadapkan kepada persoalan ekonomi global dan nasional. Namun, perekonomian Lampung sepanjang tahun 2016 masih dapat tumbuh cukup tinggi. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung triwulanan tahun 2016 selalu berada di atas Nasional dan rata-rata Sumatera. Pada Triwulan IV – 2016 pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung tercatat sebesar 5,15 yoy di atas Nasional 5,04 dan di atas rata-rata Sumatera 3,88 . Pertumbuhan Ekonomi Lampung Tahun 2016 tercatat sebesar 5,15, menguat dibanding tahun 2015 sebesar 5,13 persen dan tahun 2014 sebesar 5,08 persen. LKj Provinsi Lampung Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 99 Grafik 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung dan Nasional Tahun 2016 Sumber : Bappeda Provinsi Lampung, 2017 Pencapaian pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung tahun 2016 tersebut, menempatkan Provinsi Lampung pada urutan ke-2 di Sumatera setelah Provinsi Sumatera Utara. Posisi ini lebih baik dibandingkan tahun 2015 yang berada pada posisi ke-4. Perekonomian Lampung didominasi 3 Sektor Utama: 1. Pertanian, Kehutanan, Perikanan 33,30 , 2. Industri Pengolahan 18,20 dan 3. Perdagangan dan ReparasiKendaraan 11,15 . Grafik 3.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung dibandingkan Provinsi Lain se Sumatera Tahun 2016 Sumber : Bappeda Provinsi Lampung, 2017. Berdasarkan penghitungan inflasi Desember 2016 sebesar 2,78 persen, dan inflasi year on year yoy Desember 2016 juga sebesar 2,78 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami inflasi yaitu kelompok bahan makanan naik 0,47 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,13 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan 5.32 5.03 5.14 5.35 4.62 4.67 4.73 5.04 4.92 5.18 5.04 5.04 5.9 4.7 5.03 4.7 4.93 5.07 5.22 5.33 5.06 5.15 5.19 5.15 1 2 3 4 5 6 7 I II III IV I II III IV I II III IV Nasional Lampung 5.28 5.19 5.19 4.82 4.78 4.64 4.03 3.83 1 2 3 4 5 6 Sumatera Utara Lampung Bengkulu Sumatera Barat Sumatera Selatan Kepulauan Riau Jambi Kep.Bangka Belitung LKj Provinsi Lampung Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 100 bakar naik 1,42 persen; kelompok sandang naik 0,18 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,01 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,61 persen. Sebaliknya kelompok kesehatan mengalami deflasi turun 0,02 persen. Dari dua kota pemantauan di Lampung pada Desember 2016, Bandar Lampung dan Metro mengalami inflasi. Inflasi Bandar Lampung sebesar 0,70 persen, dan inflasi Metro sebesar 0,13 persen. Perekonomian Lampung tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 281.113.138,86 Juta dan PDRB perkapita mencapai 34,26 juta. Laju pertumbuhan sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan Tahun 2016 tercata t sebesar 3,16 persen. Angka ini menurun bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 3,66 persen dan meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 3.39 persen. Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk direpresentasikan oleh Indeks Gini Gini Ratio. Besarnya Indeks Gini berkisar antara 0 dan 1. Semakin mendekati 0 artinya distribusi pendapatan semakin merata. Sebaliknya, semakin mendekati 1 artinya distribusi pendapatan semakin tidak merata. Indeks Gini seluruh provinsi se-Indonesia, menunjukkan keadaan Provinsi Lampung lebih baik dari Nasional 0,397. Gini Ratio Provinsi Lampung Maret 2016 sebesar 0,36 mengalami perbaikan sekitar 0,02 poin dari kondisi 2015. Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2017 Capaian penurunan indeks gini tahun 2016 mencapai 90,91 dari target 0,33 atau memiliki capaian sangat tinggi. Dibandingkan dengan target akhir RPJMD, telah tercapai 90,62 dari target indeks gini sebesar 0,32. Apabila dilihat dari sisi disparitas pendapatan penduduk di Provinsi Lampung dilihat dari angka Indeks Gini Rasio, ketimpangan pendapatan menunjukkan perbaikan dari 0,38 pada tahun 2015 menjadi 0,36 pada tahun 0.37 0.36 0.36 0.35 0.38 0.36 0.33 0.34 0.35 0.36 0.37 0.38 0.39 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Grafik 3.3 Indeks Gini Provinsi Lampung Tahun 2011 – 2016 LKj Provinsi Lampung Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 101 2016. Hal ini menunjukkan bahwa angka kesenjangan pendapatan semakin mengecil pendapatan masyarakat semakin merata. Capaian Nilai Tukar Petani NTP Provinsi Lampung tahun 2016 adalah 105,12 lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 sebesar 103,17 dan melebihi dari target yang ditetapkan 103,84. Hal ini menunjukkan bahwa capaian kinerja masuk kategori sangat tinggi 101,23 dan mampu melewati target RPJMD 2019 sebesar 0,28 poin. NTP di Provinsi Lampung tahun 2015 – 2016 disajikan pada Grafik 3.4 di bawah. Grafik 3.4 Capaian Nilai Tukar Petani Provinsi Lampung Tahun 2015 -2016 Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2017 Nilai Tukar Petani NTP Provinsi Lampung merupakan yang tertinggi di wilayah Sumatera. Di wilayah Sumatera, hanya Provinsi Lampung dan Bangka Belitung yang memiliki NTP di atas 100 yang berarti tingkat kesejahteraan petani Lampung mengalami peningkatan dibanding periode tahun dasar Tahun 2012. Grafik 3.5 NTP Provinsi Lampung Dibandingkan Dengan Provinsi Lain se Sumatera Tahun 2015 -2016 Sumber : Bappeda Provinsi Lampung, 2017 102.3 102.42 104.21 103.83 102.73 104.59 103.34 105.12 101.86 100.23 101.11 102.71 102.03 101.41 101.94 102.02 50 100 150 200 250 I - 2015 II - 2015 III - 2015 IV - 2015 I - 2016 II - 2016 III - 2016 IV - 2016 Nasional Lampung 105.12 101.09 99.72 98.45 98.17 97.54 97.28 95.29 93.91 92.44 Lampung Bangka Belitung Suatera Utara Jambi Riau Kepulauan Riau Sumatera Barat Aceh Sumatera Selatan Bengkulu LKj Provinsi Lampung Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 102 Tingginya angka NTP Provinsi Lampung ditunjukkan dengan pencapaian produksi padi pada pertengahan bulan November 2016 sudah mencapai 4,05 juta ton, dari target nasional 4,3 juta ton pada akhir tahun 2016. Pencapaian target tersebut diperoleh melalui kebijakanprogram yang dilaksanakan sepanjang tahun 2016, antara lain:  Pembukaan lahan sawah baru yang sudah mencapai ± 10 ribu ha di 4 empat kabupaten yaitu; Mesuji, Tulang Bawang, Tulang bawang Barat, dan Lampung Tengah.  Perbaikan sistem irigasi Sekampung system di sentra pertanian Lampung.  Melakukan pengaturan debit air serta memaksimalkan pemberian bantuan berupa sumur bor, groundtank, dan pompa air bagi petani. 2. Sasaran Terpenuhinya Kebutuhan Pangan Per Kapita Masyarakat Untuk Memenuhi Kecukupan Energi dan Keamanan Pangan Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran terpenuhinya kebutuhan pangan per kapita masyarakat untuk memenuhi kecukupan energi dan keamanan pangan didukung oleh indikator Skor Pola Pangan Harapan PPH Konsumsi sebagaimana tabel 3.6 Realisasi pencapaian indikator skor pola pangan harapan PPH ketersediaan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.6 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terpenuhinya Kebutuhan Pangan Per Kapita Masyarakat Untuk Memenuhi Kecukupan Energi dan Keamanan Pangan Indikator Kinerja Capaian 2015 Tahun 2016 Target Akhir RPJMD 2019 Capaian sd 2016 terhadap 2019 Target Realisasi Skor Pola Pangan Harapan Ketersediaan 70,31 85,00 78,00 91,76 92,50 84,32 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2017 LKj Provinsi Lampung Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 103 Pola Pangan Harapan PPH atau Desirable Dietary Pattern adalah susunan keberadaan pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama baik secara absolut maupun relative dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi pangan. Mutu konsumsi pangan penduduk dapat dilihat dari skor pangan dietary score dan dikenalnya sebagai skor PPH. Semakin tinggi skor PPH, konsumsi pangan semakin berimbang dan seimbang. Kegunaan PPH merupakan instrumen sederhana untuk menilai situasi konsumsi pangan penduduk, baik jumlah maupun komposisi pangan menurut jenis pangan yang dinyatakan dalam skor PPH. Pada tahun 2016 ini, skor PPH di Provinsi Lampung ditargetkan 85,00 dan ternyata dari hasil analisis target PPH tahun 2016 tercapai 78,00 Angka Sementara, seperti terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.7 Skor PPH Konsumsi di Provinsi Lampung Tahun 2016 Kelompok Pangan Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan PPH Kalori AKE Bobot Skor Aktual Skor AKE Skor Maks Skor PPH Padi-padian 1.038,4 55,9 51,9 0,5 28,0 26,0 25,0 25,0 Umbi-umbian 25,9 1,4 1,3 0,5 0,7 0,6 2,5 0,6 Pangan Hewani 160,5 8,6 8,0 2,0 17,3 16,0 24,0 16,0 Minyak Lemak 284,4 15,3 14,2 0,5 7,7 7,1 5,0 5,0 BuahBiji Berminyak 59,8 3,2 3,0 0,5 1,6 1,5 1,0 1,0 Kacang-kacangan 75,5 4,1 3,8 2,0 8,1 7,6 10,0 7,6 Gula 100,7 5,4 5,0 0,5 2,7 2,5 2,5 2,5 Sayur dan Buah 81,1 4,4 4,1 5,0 21,8 20,3 30,0 20,3 Lain-lain 30,5 1,6 1,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Total 1.856,7 100 92,8 87,9 81,6 100 78,0 Sumber Data : BKPD Provinsi Lampung, 2017 Keterangan : Penghitungan menggunakan data sementara Untuk skor pola pangan harapan PPH konsumsi tahun 2016 yang ditampilkan pada tabel diatas merupakan angka sementara ASEM karena angka tetapnya baru akan keluar sekitar bulan Juni 2017. LKj Provinsi Lampung Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 104 Pola Pangan masyarakat Provinsi Lampung masih di dominasi oleh beraspadi-padian, sementara konsumsi umbi-umbian masih dibawah standar, untuk itu perlu ditingkatkan kampanye peningkatan pengolahan makanan yang berbahan pangan dari umbi-umbian. Konsumsi pangan yang berasal dari hewani juga masih kurang, masih bisa ditingkatkan mengingat Provinsi Lampung merupakan penghasil ikan dan daging yang cukup besar. Untuk itu gerakan makan ikan atau daging dan telur perlu ditingkatkan, namun yang lebih penting lagi adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena harga produk hewani cukup mahal. Maka perlu dipertimbangan di kegiatan kawasan rumah pangan lestari KRPL di kembangkan ternak ayam atau ternak ikan. Tabel 3.8 Perbandingan Target Nasional, Target Provinsi Lampung dan Realisasi Kinerja Skor Pola Pangan Harapan PPH Konsumsi 2012 2013 2014 2015 2016 Target Nasional 89,8 91,5 93,3 84,10 86,2 Target Provinsi Lampung 89,8 91,5 93,3 84,10 85,0 Realisasi Kinerja 86,5 84,3 83,4 79,3 78,0 Sumber Data : BKPD Provinsi Lampung, 2017 Target Nasional Realisasi Kinerja 70 75 80 85 90 95 2012 2013 2014 2015 2016 89.8 91.5 93.3 84.1 86.2 89.8 91.5 93.3 84.1 85 86.5 84.3 83.4 79.3 78 Target Nasional Target Prov. Lampung LKj Provinsi Lampung Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 105 Grafik 3.6 Perbandingan antara Target Nasional, Target Provinsi Lampung dan Capaian Kinerja Skor Pola Pangan Harapan PPH Konsumsi Tahun 2012 - 2016 Grafik 3.6 Skor PPH Konsumsi Provinsi Lampung Tahun 2012 – 2016 Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa skor pola pangan harapan PPH konsumsi masyarakat Provinsi Lampung sudah mulai mengarah kepada beragam, bergizi, Seimbang dan Aman B2SA. PPH konsumsi dari tahun 2012 – 2016 terjadi penurunan, hal ini dikarenakan terjadi revisi hasil justifikasi data BPS dan BKP Pusat. Dan pada tahun 2015 terjadi perubahan cara penghitungan dalam pengelompokan jenis pangan. Upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Lampung dalam meningkatkan angka PPH antara lain : a. Gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan b. Lomba cipta menu tingkat Provinsi dan Nasional c. Pengembangan usaha pangan lokal Dalam rangka meningkatkan PPH di Provinsi Lampung, pada Tahun 2016 ini dilakukan beberapa upaya diantaranya melalui kegiatan gerakan penganekaragaman konsumsi pangan dengan sasaran anak SDusia dini, petugas kabupatenkota, kepala sekolah, dewan guru, dan kelompok wanita tani di 3 kabupatenkota yaitu Kabupaten Lampung Utara, Way Kanan dan Bandar Lampung. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi kelompok tani dan anak-anak SD dalam mewujudkan pola 86.5 84.3 83.4 79.3 78.0 70 75 80 85 90 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 SKOR PPH KONSUMSI PPH LKj Provinsi Lampung Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 106 konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman B2SA, serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan pokok beras. Selain kegiatan gerakan penganekaragaman konsumsi pangan juga di lakukan sosialisasi gerakan penganekaragaman konsumsi pangan dan konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman B2SA kepada tim penggerak PKK. Hal ini dikarenakan tim penggerak PKK merupakan organisasi wanita yang mempunyai anggota sampai pada tingkat desa. Oleh karena itu TP-PKK merupakan mitra yang sangat cocok dan tepat dalam mensosialisasikan dan menyebarluaskan gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan P2KP dan konsumsi pangan B2SA. TP-PKK bisa dijadikan ujung tombak dalam menyukseskan program P2KP dan pangan B2SA kepada masyarakat. Untuk mempercepat pemahaman masyarakat tentang konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman, Pemerintah Provinsi Lampung menyelenggarakan lomba cipta menu beragam, bergizi, seimbang dan aman yang diikuti oleh perwakilan dari KabupatenKota se Provinsi Lampung. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong kemandirian masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga dalam pengembangan pangan lokal guna mendukung percepatan diversifikasi penganekaragaman pangan, dan diharapkan dapat diterapkan di tingkat rumah tangga untuk mewujudkan ketahanan pangan keluarga menuju ketahanan pangan nasional. Dalam pencapaian indikator skor pola pangan harapan PPH konsumsi, terdapat masalahhambatankendala diantaranya yaitu : 1. Pendapatan masyarakat masih rendah dibandingkan harga kebutuhan pangan secara umum, sehingga daya beli masyarakat menurun disebabkan oleh kenaikan harga pangan daripada masalah ketersediaan sehingga kualitas konsumsi pangan masih rendah, kurang beragam dan masih di dominasi pangan sumber karbohidrat serta masih rendahnya konsumsi protein hewani, umbi-umbian, aneka kacang serta sayur dan buah LKj Provinsi Lampung Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 107 2. Keterbatasan dalam memberikan dukungan program bagi dunia usaha dan asosiasi yang mengembangkan aneka produk olahan pangan lokal 3. Konsumsi beras per kapita masih tinggi hai ini dikarenakan harga pangan pokok bersumberdaya lokal sebagai pengganti beras harganya masih relatif lebih tinggi, budaya masyarakat yang menjadikan beras merupakan bahan makanan pokok, serta masih terbatasnya dukungan sosialisasi, promosi dalam penganekaragaman konsumsi pangan melalui berbagai media. Untuk mengatasi permasalahanhambatankendala tersebut, ada beberapa solusi yaitu : 1. Peningkatan pengetahuan kelompok wanita tentang pentingnya pemanfaatan pekarangan untuk tambahan gizi keluarga dan untuk meningkatkan pendapatan keluarga. 2. Peningkatan koordinasi dalam perumusan kebijakan konsumsi dan keamanan pangan melalui peningkatan pemantauan dan analisis pola konsumsi pangan serta pengembangan kelembagaan pedesaan dalam diversifikasi konsumsi pangan. 3. Fasilitasi kepada kelompok pengembangan bisnis pangan lokal dan makanan tradisional serta mendorong peran aktif swasta dan dunia usaha dalam pengembangan industri dan bisnis pangan lokal MP3L. 3. Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB Provinsi Lampung Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran meningkatnya pertumbuhan dan kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Provinsi Lampung didukung 1 satu indikator sebagaimana tabel 3.9 berikut : LKj Provinsi Lampung Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 108 Tabel 3.9 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB Provinsi Lampung No Indikator Capaian 2015 2016 Target Akhir RPJMD 2019 Capaian sd 2016 terhadap 2019 Target Realisasi Realisasi 1 Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan 7,48 7,44 3,89 52,29 7,46 52,14 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2017 Capaian laju pertumbuhan sektor industri pengolahan Tahun 2016 hanya sebesar 52,29. Capaian ini menurun dibandingkan tahun 2015 7,48 dan tahun 2014 sebesar 4,51. Capaian ini menyumbang sebanyak 52,14 dari target kinerja pada akhir RPJMD. Kegiatan industri pengolahan di Lampung secara umum juga menunjukkan peningkatan produksi. Sepanjang tahun 2010 – 2015 lapangan usaha industri pengolahan tumbuh 6,63 persen rata-rata per tahunnya. Kegiatan industri di Lampung keseluruhannya merupakan pengolahan komoditi non migas, sedangkan minyak dan gas bumi yang ada baru sebatas kegiatan eksplorasi sumber daya alam. Selain itu produk lain yang juga tumbuh signifikan adalah industri barang galian bukan logam, industri alat angkutan, industri mesin dan perlengkapannya, industri batu bara dan pengilangan minyak, industri logam dasar, serta industri tekstil dan pakaian jadi yang diperkirakan tumbuh di atas 5 persen. Pengembangan Sektor Industri di Provinsi Lampung diarahkan pada pengembangan Kawasan Industri di Bagian Selatan Lampung yaitu Kawasan Industri Way Pisang, Kawasan Industri Bagian Utara Lampung yang akan disusun Master plan dan Detail Kawasan pada tahun 2016. Selain itu pengembangan Kawasan Industri Maritim KIM di Tanggamus serta Pengembangan Kawasan Industri Lampung KAIL eksisting di Tanjung Bintang serta penyiapan lahan untuk pengembangan lahan kawasan industri di tiap- tiap kabupatenkota.

4. Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Perdagangan pada PDRB Provinsi