LKj Provinsi Lampung Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
191
Indikator Jumlah Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung yang telah melakukan sinkronisasi dan koordinasi Roadmap SiDa bertujuan untuk
meningkatkan Sistem Inovasi Daerah SiDa oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung guna mendorong daya saing dan
kemandirian daerah.
27. Sasaran Penurunan Beban Pencemaran, Pengendalian Kerusakan Lingkungan serta Perlindungan dan Konservasi SDA
Tahun 2016 kelas status mutu sungai utama dan waduk besar mencapai target yaitu memperoleh status C. Sedangkan, perusahaan yang
menjadi Profer tahun 2016 sebanyak 70 perusahaan dari yang ditargetkan sebanyak 110 perusahaan, sehingga capaian kinerjanya 63,64 atau
kategori rendah dan menyumbang sebesar 50 dari target RPJMD 2019
sebanyak 140 perusahaan.
Tabel 3.44 Rencana
dan Realisasi
Capaian SasaranPenurunan
Beban Pencemaran,
Pengendalian Kerusakan
Lingkungan serta
Perlindungan dan Konservasi SDA
No Indikator
Capaian 2015
2016 Target
Akhir RPJMD
2019 Capaian
sd 2016 terhadap
2019 Target
Reali sasi
Realisasi 1
Kelas Status
Mutu Sungai
Utama dan
Waduk Besar D
C C
100 B
50 2.
Jumlah Perusahaan
yang Menjadi
PROFER 70
110 70
63,64 140
50 Sumber : Data Olahan Biro Organisaasi Setdaprov. Lampung, 2017
a. Kelas Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar
Untuk menentukan indikator kelas status mutu sungai utama dilakukan pemantauan terhadap kualitas air sungai. Pemantauan kualias
air sungai dilaksanakan atas dasar kebijakan Dekonsentrasi Bidang Lingkungan Hidup oleh Kementerian LHK dengan BPLHD Provinsi
Lampung. Kegiatan dilaksanakan pada sungai yang berada pada lintas batas Provinsi atau bersifat strategis Nasional, dalam hal ini dipilih lokasi
sungai Way Mesuji karena berbatasan dengan Provinsi Sumatra Selatan Kab. Mesuji dan Kab. Ogan Komering Ilir.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
192
Pelaksanaan kegiatan pemantauan ini dilakukan oleh Tim Pemantauan Kualitas Air Sungai Mesuji dengan 6 titik di sungai utama
dan 1 titik di anak sungai. Frekwensi pemantauan dilakukan sebanyak 4 kalitahun di bulan Agustus sampai November sebagai distribusi waktu
yang diharapkan dapat mewakili musim kemarau, musim peralihan dan musim penghujan. Data tersebut selanjutnya ditentukan status mutunya
kemudian akan dijadikan revisi dalam pengambilan kebijakan terkait pengelolaan kualitas air sungai di tingkat Provinsi maupun nasional. Hasil
perhitungan Status Mutu Air dari pemantauan dilakukan dengan e ggu aka etode STORET” berdasarkan Kepmen LHK nomor 115
Tahun 2003. Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan
menggunakan sistem nilai dari US-EPA Enviromental Protection Agency dengan mengklasifikasikan mutu air dalam 4 empat kelas seperti pada
tabel 3.45 berikut :
Tabel 3.45 Kelas dan Skoring Status Mutu Air
KELAS SKORING
PENJELASAN A
Baik Sekali, Skor = 0 Memenuhi Baku Mutu
B Baik, Skor = -1 sd -10
Cemar Ringan C
Sedang, Skor = -11 sd -30 Cemar Sedang
D Buruk, “kor ≥ -31
Cemar Berat
Sumber : BPLHD Provinsi Lampug, 2016
Status Mutu Air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukan kondisi cemar atau baik pada suatu sumber air tertentu dengan
membandingkan baku mutu air yang telah ditetapkan. Berdasarkan pemantauan terhadap air sungai Way Mesuji Provinsi Lampung, secara
keseluruhan hampir semua parameter memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan kualitas perairan sungai Way Mesuji dengan status
mutu air Cemar Sedang Kelas C. Status ini lebih baik dibandingkan tahun 2015 yang berada pada posisi kelas D.
b. Perusahaan yang Menjadi Proper