LKj Provinsi Lampung Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
167
tradisi, kehidupan seni, bahasa dan sastra dalam kehidupan masyarakat Lampung mengalami banyak pergeseran.
Solusi : 1.
Dukungan program kegiatan terhadap pencapain sasaran ini membutuhkan partisipasi aktif masyarakat dan peran pemerintah Provinsi Lampung.
2. Percepatan pelaksanaan registrasi, penetapan, dan pelestarian warisan
cagar budaya baik bergerak maupun tidak bergerak. 3.
Penguatan jejaring stake holder yang meliputi pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, swasta, dan lembaga keuangan dalam hal peningkatan
penegakan, pengawasan, dan kesadaran hukum pelestarian budaya.
19. Sasaran Meningkatnya Pelayanan Kesejahteraan dan Rehabilitasi Bagi Tuna Sosial
Data capaian IKU untuk meningkatnya pelayanan kesejahteraan dan rehabilitasi bagi tuna sosial digambarkan pada tabel 3.32 berikut ini :
Tabel 3.32 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan
Kesejahteraan dan Rehabilitasi Bagi Tuna Sosial
No Indikator
Capaian 2015
2016 Target
Akhir RPJMD
2019 Capaian
sd 2016 terhadap
2019 Target
Reali sasi
Reali sasi
1 Persentase
penduduk miskin 14,35
12,93 13,86
92,81 11,10
75,14 2
Indeks kedalaman
kemiskinan 2,36
1,90 1,92
98,95 1,40
62,86 3
Indeks keparahan kemiskinan
0,38 0,44
0,41 106,82
0,34 79,41
4 Jumlah
PMKS yang ditangani
8.595 10.062
10.713 106,47 8.220
130,33 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2017
Pada tahun 2016, persentase penduduk miskin di Provinsi Lampung mencapai sebesar 13,86 persen. Angka ini menurun 0,49 persen
dibandingkan tahun 2015 sebesar 14,35 persen. Secara Gradual angka kemiskinan di Provinsi Lampung mengalami
penurunan terus-menerus. Namun, bila dibandingkan dengan angka kemiskinan nasional masih lebih tinggi.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
168
Grafik 3.22 Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Lampung dan Nasional Tahun 2011
– 2016
Sumber : BPS Lampung, 2016
Pada indikator indeks kedalaman kemiskinan tercapai 1,92 atau 98,95 dari target 1,90 dan telah menyumbang sebesar 62,86 pada
pencapaian target RPJMD 2019 sebesar 1,40. Pencapaian ini termasuk
kategori tinggi. Capaian ini juga meningkat dibandingkan perolehan tahun
2015 sebesar 2,36 persen. Sedangkan untuk indikator indeks keparahan kemiskinan mencapai
lebih dari 100 yakni terealisasi sebesar 0,41 dari target 0,44 atau 106,47. Meskipun, bila dibandingkan dengan capaian 2015 menurun
sebesar 0,03 persen. Tetapi capaian kinerjanya masih dalam kategori sangat tinggi. Apabila disandingkan dengan target akhir RPJMD 2019, capaian ini
mampu menyumbang sebanyak 79,41. Untuk indikator jumlah PMKS yang ditangani Provinsi Lampung tahun
2016 sebanyak 10.713 jiwa atau sebesar 106,47 dari target sebanyak 10.062 jiwa. Jumlah ini meningkat dibandingkan realisasi tahun 2015
sebanyak 8.595 jiwa. Dalam
menangani masalah
kesejahteraan sosial, Pemerintah Provinsi Lampung melakukan beberapa upaya di tahun
2016 antara lain : 1. Pelaksanaan Program Rumah Tidak Layak
Huni RTLH Saburai tahun 2016 dengan sasaran 30 rumah di Kabupaten Lampung
Tengah dan Lampung Selatan Peraturan Gubernur Nomor 14 Tahun 2016.
2. Penyediaan rumah singgah yang berlokasi di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, pada
tahun 2016 telah melayani ± 480 orang pasien beserta keluarganya.
16.93 15.65
14.39 14.21 14.35
13.86 12.49
11.66 11.47 10.96
11.21 10.86
2011 2012
2013 2014
2015 2016
Lampung Nasional
LKj Provinsi Lampung Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
169
Penanganan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial PSKS, dengan hasil antara
lain: a. Jumlah PMKS anak ABT, AT, ADD, Anjal, ABH, AMPK sebanyak 5946 jiwa.
b. Tuna Sosial gepeng, WTS, Org dengan HIVAIDS, Ex Napza sebanyak 200 jiwa.
c. Penyandang Disabilitas sebanyak 570 jiwa. d. Lanjut Usia sebanyak 500 jiwa.
e. Keluarga Fakir Miskin sebanyak 1300 KK. Selanjutnya, terkait Pemberdayaan kepada PSKS yang juga merupakan
mitra kerja pemerintah daerah di bidang sosial, Pemerintah Provinsi Lampung juga melaksanakan Pemberdayaan PSKS sebagai mitra kerja
pemerintah daerah di bidang sosial, seperti: a. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan TKSK sebanyak 265 TKSK,
b. 60 Organisasi Sosial; c. Pekerja Sosial Masyarakat PSM telah diberdayakan sebanyak 40 PSM,
d. 50 Karang Taruna, dan e. 15 Forum Corporate Social Responsibility CSR
Permasalahan
a. Optimalisasi capaian kegiatan terhadap capaian target SPM bidang sosial relatif kecil.
b. Nomenklatur Dinas yang menangani bidang kesejahteraan sosial bidang sosial di KabupatenKota pada umumnya bergabung dengan beberapa
satker, hal ini sangat berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran pembangunan kesejahteraan sosial yang masih relatif sangat kecil,
sedangkan jumlah PMKS akan terus bertambah seiring dengan pertambahan penduduk.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
170
Solusi
Upaya koordinasi, asistensi, tahapan untuk perencanaan sudah dilakukan baik untuk aparatur maupun masyarakat sebagai Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial, tetapi pengalokasian dana program dan kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial belum signifikan baik dari Pemerintah,
dunia usaha dan pelaku –pelaku pembangunan kesejahteraan sosial. Untuk
menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar warga Negara, serta menghadapi tantangan dan perkembangan permasalahan kesejahteraan sosial yang
berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk, sudah tertuang dalam UU dan Peraturan Pemerintah yang saat ini memasuki tahap proses
penyempurnaan dan pengesahan, sehubungan dengan hal tersebut sangat urgen untuk dipersiapkan Peraturan Daerah yang merupakan tindak lanjut
dan penjabaran dari UU dan Peraturan Pemerintah tentang Pembangunan Kesejahteraan Sosial.
20. Sasaran Meningkatnya Kualitas dan Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja