LKj Provinsi Lampung Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
114
7. Peningkatan kualitas dan kuantitas program kegiatan penunjang keberhasilan dalam pemberdayaan Koperasi yang berkelanjutan dengan dukungan penuh
baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. 8. Faktor penunjang lain untuk keberhasilan Program dengan optimalisasi :
a Organisasi yang efektif dan efiseien. b SDM pegawai yang memadai.
c Perangkat hukum yang memadai. d Tersedianya sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas.
e Sumber daya manusia yang melimpah.
f
Sumber daya Alam melimpah.
6. Sasaran Peningkatan Kontribusi Penanaman Modal Investasi Terhadap Perekonomian Daerah
Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran
peningkatan kontribusi penanaman modal investasi didukung indikator sebagaimana tabel 3.12 berikut :
Tabel 3.12 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Peningkatan Kontribusi
Penanaman Modal Investasi Terhadap Perekonomian Daerah
No Indikator
Capaian 2015
2016 Target
Akhir RPJMD
2019 Capaian
sd 2016 terhadap
2019 Target
Realisasi Realisasi
1 Laju
pertumbuhan investasi
PMTDB atas
dasar harga
berlaku 7,24
10,94 8,61
78,70 14,56
59,13
Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2017
Sasaran untuk peningkatan kontribusi penanaman modal investasi terhadap perekonomian daerah dimana pada Tahun 2016 dari target yang
ditetapkan sebesar 10,91 persen hanya dapat dicapai sebesar 8,61 atau 78,70 persen. Capaian ini meningkat jika dibandingkan tahun 2015 dengan capaian
sebesar 7,24 atau 72,83 dari target kinerja. Capaian ini menunjukkan
capaian kinerja yang sedang. Dengan pencapaian ini pula, telah mencapai
59,13 dibandingkan target capaian pada akhir RPJMD tahun 2019.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
115
Investasi di Provinsi Lampung tahun 2016 ditargetkan sebesar Rp.3.500.000.000.000,- atau 3,5 Triliyun. Sedangkan, realisasi investasi yang
tercapai pada tahun 2016 adalah sebesar Rp.7.205.183.900.000,- atau 7,2 Triliyun.
Realisasi investasi tersebut diperoleh dari dana proyekperusahaan PMA dan PMDN yang berinvestasi di Provinsi Lampung yang terdiri dari PMA
sebesar Rp. 1.173.373.570.000,- dan PMDN sebesar Rp 6.031.810.330.000,-. Sedangkan jumlah proyek PMA dan PMDN yang diperoleh pada tahun 2015
yaitu, 141 proyek PMA dan 103 proyek PMDN. Tabel Perkembangan jumlah investasi dan proyek penanaman modal
asing dan penanaman modal dalam negeri di Provinsi Lampung Tahun 2013 - 2016 dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.13 Perkembangan Jumlah Investasi ProyekPerusahaan PMA dan
PMDN Tahun 2013
– 2016
Tahun PMA
PMDN JUMLAH
INVESTASI JML PROYEK
Rp Rp
PMA PMDN
2013 468.802.453.000,-
1.442.376.643.866,- 1.911.179.096.866,-
53 23
2014 1.642.845.750.000,-
3.463.251.750.000,- 5.106.097.500.000,-
81 42
2015 3.221.577.500.000,-
1.102.292.500.000,- 4.323.870.000.000,-
69 32
2016 1.173.373.570.000,-
6.031.810.330.000,- 7.205.183.900.000,-
141 103
Sumber : BPM dan PTSP Provinsi Lampung, 2017
Grafik 3.9 Jumlah Investasi dan Jumlah Proyek PMA dan PMDN Provinsi
Lampung Tahun 2013 – 2016
Sumber : BPM dan PTSP Provinsi Lampung, 2017 468.802.453.000
1.642.845.750.000 3.221.577.500.000
1.173.373.570.000 1.442.376.643.866
3.463.251.750.000 1.102.292.500.000
6.031.810.330.000
2013 2014
2015 2016
PMDN PMA
LKj Provinsi Lampung Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
116
Grafik 3.10 Jumlah Proyek PMA dan PMDN di Provinsi Lampung
Tahun 2013 - 2016
Sumber : BPM dan PTSP Provinsi Lampung, 2017
Realisasi investasi penanaman modal asing PMA per sektor industri dan pengolahan tahun 2016 dapat dilihat pada grafik berikut :
Sumber : Data Olahan Bappeda Prov.Lampung, 2017
Permasalahan dan solusi 1 Permasalahan
Beberapa permasalahan yang ditemui dalam pengembangan-pengembangan
usaha daerah di Provinsi Lampung, antara lain :
a. Kondisi investasi yang belum optimal untuk berinvestasi akibat masih kurang tersedianya infrastruktur yang memadai, termasuk masalah listrik
yang belum mampu di supply secara kontinyu. b. Perlunya peningkatan dukungan insentif dengan investor.
c. Kurangnya informasi tentang potensi investasi daerah. d. Banyaknya kasus-kasus tanah yang belum terselesaikan.
e. Adanya kekhawatiran calon investor terhadap implementasi otonomi
daerah. f. Perlunya peningkatan kompetensi SDM dalam pengelolaan investasi.
53 81
69 141
23 42
32 103
50 100
150
2013 2014
2015 2016
PMA PMDN
Industri Makanan
46 Listrik, Gas
Air 36
Industri Lainnya
9 Hotel
Restoran 6
Tan. Pangan Perkebunan
3 Industri
Makanan 26
Industri Mineral Non
Logam 40
Industri Kimia Dasar
11 Hotel
Restoran 1
Konstruksi 22
LKj Provinsi Lampung Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
117
2 Solusi
a. Meningkatkan koordinasi dalam menciptakan iklim penanaman modal yang sehat, dinamis dan kondusif melalui berbagai kegiatan promosi
potensi daerah, penyederhanaan dan kemudahan dalam perizinan; b. Meningkatkan penyediaan fasilitas baik sarana infrastruktur maupun
prasarana yang dimiliki; c. Memberikan kepastian usaha melalui kepastian hukum;
d. Memberikan insentif yang menarik bagi para calon investor; e. Peningkatan kompetensi dan pendayagunaan aparatur dalam rangka
pembinaan, pengendalian dan pengawasan penanaman modal; f. Mendorong pengembangan investasi disektor-sektor yang selama ini
belum berkembang seperti industri tekstil, garmen, kimia, industri manufaktur serta parawisata dan jasa lainnya.
7. Sasaran Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata Pada Perekonomian Daerah