Rasio KDRT Jumlah Kebijakan Perlindungan Hak Perempuan

II - 56 2016 meningkat dibandingkan tahun 2015, yaitu dari 53,89 di tahun 2015 menjadi 57,64 di tahun 2016. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.84. Tabel 2.84. Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 – 2016 NO URAIAN TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016 1 Jumlah penduduk usia kerja perempuan orang 12.186.061 12.230.304 12.833.648 12.991.109 13.061.608 2 Jumlah angkatan kerja perempuan orang 6.988.421 7.186.326 7.306.724 7.000.854 7.529.425 3 Persentase angkatan kerja perempuan terhadap penduduk usia kerja 57,35 58,37 56,93 53,89 57,64 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2017

c. Produk Kebijakan Pengarusutamaan Gender PUG di Jawa Tengah

Dalam rangka mewujudkan kebijakan, program dan kegiatan responsif gender di Provinsi Jawa Tengah, telah dilakukan langkah-langkah secara sistematis untuk menginte-grasikan perspektif gender ke dalam dokumen perencanaan mulai dari RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD. Dokumen RPJMD Tahun 2013-2018, telah mengintegrasikan isu gender ke dalam penjelasan misi dan kebijakan. Selain itu, beberapa isu gender telah terintegrasi di dalam Renstra SKPD, antara lain pada Renstra Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan; Dinas Pendidikan; serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Terkait dengan penyusunan dokumen RKPD, isu gender telah terintegrasi sejak Tahun 2008. Selain dokumen perencanaan, produk kebijakan yang dihasilkan adalah KUA-PPAS yang responsif gender; Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah tentang Pedoman Penyusunan RKA SKPD dan RBA RSUD-RSJD; Surat Edaran Gubernur tentang Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender, serta Peraturan Gubernur tentang Panduan Teknis Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Provinsi Jawa Tengah.

d. Rasio KDRT

Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT menga-lami kenaikan, yaitu tahun 2015 sebesar 0,012 menjadi 0,014 pada tahun 2016. Kenaikan KDRT dikarenakan semakin banyaknya masyarakat yang telah melek informasi untuk melaporkan kasus yang dialami sendiri atau yang dialami orang terdekat untuk mendapatkan layanan penanganan lebih lanjut oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan guna menurunkan KDRT antara lain melalui peningkatan pencegahan dengan melibatkan lintas sektor dan masyarakat, melalui kegiatan pencegahan kekerasan berbasis komunitas, II - 57 sekolah ramah anak, advokasi upaya pencegahan kepada kabupatenkota, media KIE berupa poster dan leaflet dan pendidikan keluarga berbasis gender.

e. Jumlah Kebijakan Perlindungan Hak Perempuan

Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan perlin-dungan hak perempuan berupa kegiatan perlindungan bagi korban kekerasan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan pada Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak Provinsi Jawa Tengah yang selanjutnya diubah dengan Peraturan Gubernur Nomor 62 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Pada Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak di Provinsi Jawa Tengah diarahkan untuk akuntabilitas pelayanan yang harus diberikan, pembiayaan dan mekanisme kerja layanan kepada korban, Peraturan Gubernur Nomor 18 tahun 2014 tentang Tatacara dan Persyaratan Pembentukan Pelayanan Terpadu dan Komisi Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak di Provinsi Jawa Tengah untuk lebih mempertegas dan memperjelas tupoksi masing-masing bidang layanan, Keputusan Gubernur Nomor 46399 Tahun 2014 tentang Pembentukan Komisi Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014-2017, serta Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 411189 Tahun 2014 tentang Pembentukan Pelayanan Terpadu Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak Provinsi Jawa Tengah. Selain itu telah ditandatangani Nota Kesepahaman Gubernur Jawa Tengah dengan aparat penegak hukum tentang Akses Keadilan Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Terhadap Sistem Peradilan Pidana Terpadu di Provinsi Jawa Tengah. f. Produk Kebijakan terkait Penanganan Tenaga Kerja di Ba-wah Umur Keterlibatan anak dalam bentuk-bentuk pekerjaan terbu-ruk utamanya disebabkan oleh faktor kemiskinan dan hedo-nisme gaya hidup mewah. Perlindungan anak terhadap bentuk-bentuk pekerjaan terburuk di Jawa Tengah telah ditetapkan dengan Perda Nomor 9 Tahun 2007 tentang Penang- gulangan Pekerja Anak, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 58 Tahun 2009 tentang Peru-bahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 94 Tahun 2006 tentang Pembentukan Komite Aksi Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak. Selain itu pada tahun 2016 telah diterbitkan Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 463.120000725 tentang Gerakan Pencegahan dan Penanganan Pekerja Anak di Provinsi Jawa Tengah. Persentase anak usia 10-17 tahun yang bekerja mengalami peningkatan pada tahun 2010-2013, sedangkan pada tahun 2014 jumlah anak yang bekerja mengalami penurunan. Menurunnya jumlah pekerja anak antara lain karena adanya upaya penarikan pekerja anak ke dunia pendidikan. Perkembangan jumlah anak yang bekerja dan berusia 10-17 tahun selama tahun 2011-2015 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.85. II - 58 Tabel 2.85. Persentase Anak yang Bekerja Usia 10 – 17 Tahun Tahun 2011 – 2015 Tahun Total Anak Jumlah Anak Yang Bekerja Persentase Peningkatan Jumlah 2011 4.866.741 385.887 7,90 0,03 2012 4.972.822 450.632 9,06 1,16 2013 4.831.699 486.536 10,07 1,01 2014 4.809.361 319.234 6,64 3,43 2015 NA NA NA NA Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, Sakernas 2011-2014;, Pusdatinaker diolah Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2014 Ket: Revisi menggunakan penimbang proyeksi penduduk Apabila dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, maka persentase anak yang bekerja pada usia 10-14 tahun dan 15-17 tahun di Jawa Tengah tahun 2012 menduduki peringkat tertinggi yaitu sebanyak 79.834 orang untuk penduduk usia 10-14 tahun, dan 370.798 orang untuk penduduk usia 15-17 tahun. Jumlah penduduk usia 10-14 tahun dan 15-17 tahun yang bekerja menurut provinsi se-Jawa dan Nasional pada tahun 2012 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.86. Tabel 2.86. Jumlah Penduduk Usia 10-17 Tahun yang Bekerja Menurut Provinsi se- Jawa dan Nasional Tahun 2012 No Provinsi Nasional Jumlah Penduduk Usia orang 10 – 14 tahun 15 – 17 tahun 1 Jawa Tengah 79.834 370.798 2 Jawa Barat 51.485 356.964 3 Jawa Timur 70.629 298.321 4 Banten 18.405 134.678 5 DKI Jakarta 7.146 100.168 6 DIY 7.509 28.530 Nasional 894.404 2.680.426 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2013 g. Produk Hukum dan Kebijakan Daerah Tentang Kesejahtera-an dan Perlindungan Anak serta Responsif Anak Skala Pro-vinsi Dalam rangka penguatan kebijakan daerah tentang kese-jahteraan dan perlindungan anak, telah disusun Perda Nomor 7 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak yang mengamanatkan perlindungan anak melalui upaya pen-cegahan, penanganan dan pengurangan risiko kerentanan ter-hadap anak-anak, yang mengalami kekerasan, eksploitasi, penelantaran dan perlakuan salah. Sebagai teknis pelaksa-naannya, disusun Peraturan Gubernur Nomor 74 Tahun 2014 tanggal 17 Desember 2014 tentang tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak. h. Rasio Program dan Kegiatan Responsif Gender di SKPD Provinsi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengimplemen-tasikan kebijakan Pengarusutamaan Gender PUG sejak tahun 2010 melalui PPRG. II - 59 Tahun 2014, rasio SKPD yang menerapkan kebijakan PUG melalui PPRG sebesar 41, dan pada tahun 2015 mencapai 47, dan meningkat di tahun 2016 menjadi 51,60. i. Rasio KabupatenKota yang Menerapkan Kebijakan Respon-sif Gender Rasio pemerintah kabupatenkota yang menerapkan kebijakan responsif gender dalam RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD meningkat dari 65,71 atau 23 kabupatenkota tahun 2014 menjadi 65,99 atau 24 kabupatenkota tahun 2015. Dan hingga tahun 2016, rasio kabupatenkota yang menerapkan kebijakan responsif gender sebesar 100. j. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan Perempuan yang bekerja di lingkungan Pemerintah Pro-vinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebanyak 6.004 orang, meningkat menjadi 6.215 orang pada tahun 2014. Dan pada tahun 2015 menjadi 6.251 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2015, persentase tertinggi PNS perempuan di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berada pada pendidikan lulus Strata 1, yaitu sebesar 41,11, meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 40,83. Meskipun pada pendidikan Strata 2 meningkat dari tahun 2014 sebesar 11,75 menjadi 12,38 pada tahun 2015. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.87. Tabel 2.87. Persentase Perempuan yang Bekerja di Pemerintahan Berdasarkan Pendidikan Tahun 2012–2016 Tingkat Pendidikan Persentase Perempuan yang Bekerja di Pemerintahan 2012 2013 2014 2015 2016 Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Lulus S-3 1 0,01 2 0,03 2 0,03 2 0,03 NA NA Lulus S-2 674 10,84 691 11,50 720 11,75 774 12,38 NA NA Lulus S-1 2.436 40,59 2.521 41,98 2.501 40,83 2.570 41,11 NA NA Lulus D-3 1.123 21,67 1.284 21,38 1.157 18,88 1.222 19,55 NA NA Lulus SMA sederajat 1.509 24,27 1.389 23,13 1.313 21,43 1.298 20,76 NA NA Lulus SMP sederajat 72 1,15 66 1,10 67 1,09 64 1,02 NA NA Lulus SD sederajat 55 0,88 51 0,84 50 0,81 50 0,80 NA NA Jumlah Org 6.215 6.004 6.125 6.251 NA Sumber : BKD Provinsi Jawa Tengah, 2017 Persentase perempuan yang bekerja di Pemerintahan berdasarkan eselon mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Persentase perempuan pada jabatan eselon II meningkat dari 9 orang 13,43 pada tahun 2011 menjadi 13 orang 0,73 di tahun 2015. Hal tersebut terjadi juga pada jabatan eselon III, yaitu dari 111 orang 24,12 pada tahun 2011 menjadi 127 orang 7,15 pada tahun 2015. Demikian pula dengan jabatan eselon IV sebanyak 430 orang pada tahun 2011 menjadi 440 orang pada tahun 2015. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.88. II - 60 Tabel 2.88. Persentase Perempuan yang Bekerja di Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Eselon Tahun 2012-2016 No Uraian Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 1 Jumlah perempuan pada jabatan eselon II 10 14,92 10 1,83 10 0,57 13 0,73 NA 2 Jumlah perempuan pada jabatan eselon III 119 26,98 116 21,24 128 7,28 127 7,15 NA 3 Jumlah perempuan pada jabatan eselon IV 431 34,89 420 32,44 432 24,56 440 24,76 NA Sumber : BKD Provinsi Jawa Tengah, 2017 k. Rasio Ketercapaian SPM Layanan Terpadu Korban Keke-rasan Berbasis Gender dan Anak serta Trafficking Peraturan Gubernur Nomor 60 Tahun 2012 tentang Rencana Pencapaian Target Standar Pelayanan Minimal SPM Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan serta Saksi danatau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 – 2014 telah diterbitkan. Peraturan Gubernur tersebut sebagai penjabaran dari Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang SPM Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan. Capaian SPM untuk layanan terpadu perempuan dan anak korban kekerasan di Jawa Tengah selengkapnya dari tahun 2011-2015 sebagaimana Tabel 2.89. Tabel 2.89. Capaian Standar Pelayanan Minimal SPM Layanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Tahun 2011 – 2015 No Indikator Kinerja Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih dalam unit pengaduan 99,17 100 100 100 100 2 Cakupan ketersediaan petugas di unit pelayanan terpadu yang memiliki kemampuan untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat 9,91 20.23 34,35 33,37 48,70 3 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang menda- patkan layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas mampu tata laksana KTPA dan PPRPKT rumah sakit 35,25 35.3 53,8 75,2 100 4 Cakupan layanan rehabilitasi sosial oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan dalam unit pelayanan terpadu 50,00 28.0 18,7 66,7 100 II - 61 No Indikator Kinerja Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 5 Cakupan petugas rehabsos terlatih 56 9.2 9,2 9,2 NA 6 Cakupan layanan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi peremuan dan anak korban kekerasan 100 100 100 100 100 7 Cakupan petugas yang terlatih dalam melakukan bimbingan rohani 100 100 100 100 100 8 Cakupan penegakan hukum dari tingkat penyidikan sampai de- ngan putusan pengadilan atas kasus-kasus KTPA 96 NA NA NA NA 9 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang menda- patkan layanan bantuan hukum 91 93.1 78,1 78,1 100 10 Cakupan ketersediaan petugas pendamping hukum atau advokat yang memiliki kemampuan pendampingan KTPA 12,24 26.5 26,5 35 35 11 Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan 84,37 84 88,8 100 100 12 Cakupan layanan reintegrasi sosial 81,59 81.9 83,5 100 100 13 Cakupan ketersediaan petugas terlatih untuk melakukan reintegrasi sosial 56 56 56 56 NA Sumber : BP3AKB Provinsi Jawa Tengah, 2011–2015

l. Rasio Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan