II - 101
ringan, mesin dan perlogaman, komponen otomotif dan kerajinan. Pola pengembangan industri tersebut diarahkan melalui pendekatan pembentukan
klaster industri potensial untuk meningkatkan jejaring dan rantai nilai industri unggulan daerah yang melibatkan industri utama, industri pendukung dan
usaha terkait. Sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 telah terbentuk kelembagaan klaster industri sebanyak 19 klaster, terdiri dari 6 klaster logam
mesin dan tekstil, 6 klaster komponen otomotif, elektronika, aneka, dan 7 klaster agro, kimia dan hasil hutan. Selengkapnya kondisi tersebut dapat
dilihat pada Tabel 2.155.
Tabel 2.155. Pengembangan Klaster Industri di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2012 - 2016
No Jenis industri
Tahun 2012
2013 2014
2015 2016
1 Jumlah Klaster Logam, Mesin, Tekstil
3 6
6 6
2 Jumlah Klaster
Komponen Otomotif, elektronika Aneka
4 6
7 6
3 Jumlah Klaster agro, kimia hasil hutan
5 7
7 6
7 4 Pengembangan Klaster
Industri 5
14 19
19 19
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, 2015
d. Cakupan Bina Kelompok Pengrajin
Jumlah kelompok binaan terhadap Industri Kecil dan Menengah IKM yang dilaksanakan meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang
inovatif dan terampil, penerapan teknologi tepat guna, peningkatan kualitas dan kuantitas produksi, peningkatan akses pasar dan bahan baku, serta
promosi dan pameran produk unggulan. Jumlah kelompok IKM yang mendapat bantuan sarana prasarana produksi sejak tahun 2010 hingga tahun
2014 mengalami kondisi yang fluktuatif yaitu pada tahun 2010 sebanyak 127 IKM baik dalam skala sentra ataupun Kelompok Usaha Bersama KUB dan
tahun 2014 sebanyak 75 IKM dalam bentuk paket mesin dan peralatan produksi. Sejak tahun 2015, bantuan sarpras untuk IKM tidak dilanjutkan
karena terkendala oleh kebijakan nasional tentang pemberian hibah kepada masyarakat. Kondisi tahun 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel 2.156.
Tabel 2.156. Jumlah Bina Kelompok Pengrajin Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
Uraian Tahun
2010 2011
2012 2013
2014
Jumlah kelompok pengrajin yang mendapat bantuan paket
127 210
230 86
75
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, 2015
II - 102
8. Transmigrasi
Program transmigrasi merupakan program strategis dalam rangka menanggulangi kemiskinan dan utamanya penganguran pasif di Jawa Tengah.
Animo masyarakat Jawa Tengah yang ingin mengikuti program transmigrasi cukup tinggi, namun kuota yang disediakan oleh Pemerintah Pusat sangat
terbatas dan cenderung menurun dari tahun ke tahun. Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meningkatkan penempatan transmiran melalui pola
sharing yang dikerjasamakan dengan provinsi tujuan penempatan trans- migrandaerah tujuan.
Capaian pengiriman transmigran dan animo masyarakat Jawa Tengah untuk mengikuti transmigrasi tahun 2012 – 2016 dapat dilihat pada Tabel
2.157.
Tabel 2.157. Capaian Pengiriman Transmigran
dan Animo Masyarakat Jawa Tengah Tahun 2012 – 2016
No Tahun Animo KK
Kuota Pusat
KK Jumlah
Penempatan KK
Persentase
1 2012
5.697 870
700 12,28
2 2013
4.760 540
471 9,89
3 2014
3.624 142
122 3,36
4 2015
2.408 239
179 7,43
5 2016
2.397 326
318 13,26
Jumlah 18.886 2.117
1.790 9,47
Sumber : Dinakertransduk Provinsi Jawa Tengah, 2017
Dalam rangka peningkatan pengetahuan dan ketrampilan transmigran sebagai bekal di daerah tujuan, telah dilaksanakan pelatihan dan pembekalan
pengetahuan mengenai kondisi tempat tujuan, budaya dan tradisi masyarakat setempat kepada calon transmigran dilakukan Balai Latihan Transmigrasi dan
Penyandang Cacat Balatranspenca Provinsi Jawa Tengah. Tahun 2017, pelatihan dasar umum calon transmigran dialihkan ke Balai Latihan Pertanian
dan transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di Klampok, Banjarnegara. Perkembangan pelatihan calon transmigran Jawa Tengah tahun 2012 – 2016
dapat dilihat pada Tabel 2.158.
Tabel 2.158. Perkembangan Pelatihan Calon Transmigran
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 – 2016
No Tahun
Jumlah KK
1 2012
475 2
2013 540
3 2014
105 4
2015 80
5 2016
318
Jumlah 1.518
Sumber: Dinakertransduk Provinsi Jawa Tengah, 2017
II - 103
2.1.4.4. Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan
1. Perencanaan
Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu
lingkungan wilayahdaerah dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan
nasional.
Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu tahun 2010 - 2014 antara lain diwujudkan melalui
kerjasama perencanaan pembangunan yaitu terselenggaranya forum kerjasama antar daerah di 35 kabupatenkota dan pada 59 SKPD Provinsi,
kesepakatan kerjasama pembangunan wilayah perbatasan Provinsi Jawa Tengah - Jawa Barat Tahun 2015-2018, kerjasama pengembangan ekonomi
antar daerah meliputi kawasan Barlingmascakeb, Subosukawonosraten, Kedungsepur, Kedu Plus, Sapta Mitra Pantura dan Pakudjembara, serta
pengembangan Sistem Inovasi Daerah di Jawa Tengah.
Untuk menjamin terciptanya perencanaan pembangunan yang konsisten dan berkelanjutan serta sebagai dasar penyusunan dokumen
penganggaran, telah disusun dokumen perencanaan pembangunan secara periodik untuk kurun waktu tertentu. Sebagai dokumen perencanaan
pembangunan dua puluh tahunan telah ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2005-2025. Dokumen perencanaan pembangunan lima tahunan ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5
Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018. Dokumen perencanaan
pembangunan tahunan ditetapkan setiap tahun dengan Peraturan Gubernur. Dokumen perencanaan pembangunan disusun dengan memperhatikan
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029.
Sebagai wujud komitmen terhadap kebijakan global dan nasional, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga telah menyusun Rencana Aksi Daerah
Percepatan target Millenium Development Goals RAD-MDGs Tahun 2011- 2015, Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi RAD-PG Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2011-2014, Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Tahun 2010-2020, Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana RAD-
PRB, serta dokumen perencanaan sektoral lainnya. Untuk mengefektifkan pelaksanaan program-program pembangunan tersebut maka telah dibentuk
kelompok kerja Pokja yang bersifat lintas SKPD serta melakukan koordinasi dengan 35 kabupatenkota.
II - 104
2. Keuangan a. Administrasi Keuangan Daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 telah mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian WTP dari
BPK. Opini WTP tersebut menunjukkan kinerja keuangan daerah Provinsi Jawa Tengah terus membaik.
b. Optimalisasi Pengelolaan Aset Daerah