Jawa Tengah 485,56 Angka Kriminalitas yang Tertangani Indeks Pembangunan Manusia IPM

II - 14 Apabila dibandingkan persentase penduduk miskin antara Jawa Tengah dengan provinsi lain di Pulau Jawa - Bali serta Nasional pada tahun 2015, - 2016 Jawa Tengah menempati urutan ke-2 terbesar setelah Provinsi D.I. Yogyakarta seperti terlihat pada Tabel 2.11. Tabel 2.11. Kemiskinan Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali Tahun 2015 – 2016 No ProvinsiNasional 2015 2016 ribu jiwa ribu jiwa 1. DKI Jakarta 368,67 3,61 385,84 3,75 2. Bali 218,79 5,25 174,94 4,15 3. Banten 690,66 5,75 657,74 5,36 4. Jawa Barat 4.485,66 9,57 4.168,11 8,77 5. Jawa Timur 4.776,97 12,28 4.638,53 11,85

6. Jawa Tengah 485,56

13,16 4.493,75 13,19 7. D.I. Yogyakarta 4.505,78 13,32 88,8 13,10 Nasional 28.513,60 11,13 27.764,32 10,7 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017

8. Angka Kriminalitas yang Tertangani

Penanganan tindak kriminalitas merupakan salah satu prioritas untuk mewujudkan kondusivitas daerah, mendukung stabilitas penyelenggaraan pemerintahan, serta memberikan rasa aman bagi masyarakat. Angka krimina- litas yang tertangani menunjukkan jumlah tindak kriminal yang ditangani oleh Kepolisian Daerah Jawa Tengah selama satu tahun terhadap 10.000 penduduk. Angka kriminalitas yang tertangani sebagaimana Tabel 2.12. Tabel 2.12. Jumlah Tindak Pidana di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 – 2016 No Tahun Jumlah Tindak Pidana Angka Kriminalitas Lapor Selesai Rasio Yang Tertangani 1 2012 19.094 12.039 63,05 3,61 2 2013 17.444 10.905 62,51 3,28 3 2014 15.747 9.794 62,19 2,94 4 2015 15.245 9.771 64,09 2,91 5 2016 NA NA NA NA Sumber : Polda Jawa Tengah, 2016

9. Indeks Pembangunan Manusia IPM

Indeks Pembangunan Manusia merupakan salah satu indikator kinerja pembangunan untuk mengukur 3 tiga dimensi pokok pembangunan manusia yang mencerminkan kualitas hidup penduduk Pada bulan September 2015 di- launching metode baru mencakup Angka Harapan Hidup saat lahir AHH; pendidikan diukur dengan Rata-Rata Lama Sekolah RLS dan Harapan Lama Sekolah HLS; serta dimensi pengeluaran diukur dengan pengeluaran per kapita. Perubahan pengukuran IPM dari metode lama ke metode baru pada II - 15 dasarnya terletak pada dimensi pendidikan yaitu Angka Melek Huruf AMH berubah menjadi angka Harapan Lama Sekolah HLS untuk penduduk berusia 7 tahun keatas, kemudian Rata-Rata Lama Sekolah RLS 15 tahun keatas berubah menjadi 25 tahun keatas. Dengan metode perhitungan baru, IPM Jawa Tengah periode tahun 2011-2015, mengalami peningkatan dari 66,64 menjadi 69,49. Perkembangan IPM tahun 2011-2015, sebagaimana Gambar 2.6. Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Gambar 2.6. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia IPM Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015 IPM Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar 69,49 di bawah rata- rata IPM Nasional sebesar 69,55 dan keduanya masuk dalam kategori sedang, apabila dibandingkan dengan 6 enam provinsi se-Jawa Bali berada pada posisi ke-6 enam. Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.7. Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Gambar 2.7. Indeks Pembangunan Manusia IPM Provinsi se Jawa – Bali dan Nasional Tahun 2015 66,64 67,21 68,02 68,78 69,49 65 65,5 66 66,5 67 67,5 68 68,5 69 69,5 70 2011 2012 2013 2014 2015 70,27 78,99 69,49 69,5 77,59 68,95 73,27 69,55 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 Banten DKI Jakarta Jawa Tengah Jawa Barat DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nasional II - 16 Adapun indikator pembentuk IPM secara lengkap dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Angka Harapan Hidup AHH