II - 14
Apabila dibandingkan persentase penduduk miskin antara Jawa Tengah dengan provinsi lain di Pulau Jawa - Bali serta Nasional pada tahun
2015, - 2016 Jawa Tengah menempati urutan ke-2 terbesar setelah Provinsi D.I. Yogyakarta seperti terlihat pada Tabel 2.11.
Tabel 2.11. Kemiskinan Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali
Tahun 2015 – 2016
No ProvinsiNasional 2015
2016 ribu jiwa
ribu jiwa
1. DKI Jakarta
368,67 3,61
385,84 3,75
2. Bali
218,79 5,25
174,94 4,15
3. Banten
690,66 5,75
657,74 5,36
4. Jawa Barat
4.485,66 9,57
4.168,11 8,77
5. Jawa Timur
4.776,97 12,28
4.638,53 11,85
6. Jawa Tengah 485,56
13,16 4.493,75
13,19
7. D.I. Yogyakarta
4.505,78 13,32
88,8
13,10
Nasional 28.513,60
11,13 27.764,32
10,7
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017
8. Angka Kriminalitas yang Tertangani
Penanganan tindak kriminalitas merupakan salah satu prioritas untuk mewujudkan kondusivitas daerah, mendukung stabilitas penyelenggaraan
pemerintahan, serta memberikan rasa aman bagi masyarakat. Angka krimina- litas yang tertangani menunjukkan jumlah tindak kriminal yang ditangani oleh
Kepolisian Daerah Jawa Tengah selama satu tahun terhadap 10.000 penduduk. Angka kriminalitas yang tertangani sebagaimana Tabel 2.12.
Tabel 2.12. Jumlah Tindak Pidana di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2012 – 2016
No Tahun
Jumlah Tindak Pidana Angka
Kriminalitas Lapor
Selesai Rasio Yang Tertangani
1 2012
19.094 12.039
63,05 3,61
2 2013
17.444 10.905
62,51 3,28
3 2014
15.747 9.794
62,19 2,94
4 2015
15.245 9.771
64,09 2,91
5 2016
NA NA
NA NA
Sumber : Polda Jawa Tengah, 2016
9. Indeks Pembangunan Manusia IPM
Indeks Pembangunan Manusia merupakan salah satu indikator kinerja pembangunan untuk mengukur 3 tiga dimensi pokok pembangunan manusia
yang mencerminkan kualitas hidup penduduk
Pada bulan September 2015 di-
launching metode baru mencakup Angka Harapan Hidup saat lahir AHH; pendidikan diukur dengan Rata-Rata Lama Sekolah RLS dan Harapan Lama
Sekolah HLS; serta dimensi pengeluaran diukur dengan pengeluaran per kapita. Perubahan pengukuran IPM dari metode lama ke metode baru pada
II - 15
dasarnya terletak pada dimensi pendidikan yaitu Angka Melek Huruf AMH berubah menjadi angka Harapan Lama Sekolah HLS untuk penduduk berusia
7 tahun keatas, kemudian Rata-Rata Lama Sekolah RLS 15 tahun keatas berubah menjadi 25 tahun keatas.
Dengan metode perhitungan baru, IPM Jawa Tengah periode tahun 2011-2015, mengalami peningkatan dari 66,64 menjadi 69,49. Perkembangan
IPM tahun 2011-2015, sebagaimana Gambar 2.6.
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016
Gambar 2.6. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia IPM
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015
IPM Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar 69,49 di bawah rata- rata IPM Nasional sebesar 69,55 dan keduanya masuk dalam kategori sedang,
apabila dibandingkan dengan 6 enam provinsi se-Jawa Bali berada pada posisi ke-6 enam. Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016
Gambar 2.7. Indeks Pembangunan Manusia IPM
Provinsi se Jawa – Bali dan Nasional Tahun 2015
66,64 67,21
68,02 68,78
69,49
65 65,5
66 66,5
67 67,5
68 68,5
69 69,5
70
2011 2012
2013 2014
2015
70,27 78,99
69,49 69,5
77,59
68,95 73,27
69,55
62 64
66 68
70 72
74 76
78 80
Banten DKI
Jakarta Jawa
Tengah Jawa Barat
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Bali Nasional
II - 16
Adapun indikator pembentuk IPM secara lengkap dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Angka Harapan Hidup AHH