Perluasan Kepesertaan di Kelompok Usaha Besar

68 PETA JALAN MENUJU JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2012 - 2019

G. STRATEGI PERLUASAN KEPESERTAAN

Agar seluruh penduduk terjamin, maka pengelolaan jaminan kesehatan dilakukan melalui beberapa strategi sebagai berikut:

1. Stategi Pengelompokan Sasaran kepesertaan. Pencapaian kepesertaan menyeluruh

jaminan kesehatan dilakukan secara bertahap. Kelompok sasaran yang sudah tercakup jaminan kesehatan sementara dibiarkan mendapat jaminan dari badan lain, selain BPJS Kesehatan, atau dari pemberi kerja sendiri. Fokus pada tahap awal adalah perluasan kepesertaan kepada penduduk yang belum memiliki jaminan kesehatan. Mereka adalah pekerja yang jumlahnya sangat besar yang tersebar di berbagai kelompok usaha baik usaha besar, menengah, kecil maupun mikro. Mengingat karakteristik kelompok usaha besar dan sedang berbeda dengan kelompok usaha kecil dan mikro, maka untuk mempermudah perlu ada pengelompokan yaitu a kelompok usaha besar, b usaha sedang dan c usaha kecilmikro. Strategi perluasan dimulai dari usaha besar, sedang, dan terakhir pemberi kerja mikro. Pengelompokan sasaran juga dapat dilakukan melalui pendekatan komunitas. Beberapa kelompok komunitas yang potensial yang dapat menjadi perantara atau pengumpul iuran adalah kelompok tani dan kelompok nelayan. Kelompok ini banyak juga yang tergolong penerima Jamkesmas pada masa kini. Pendekatan komunitas juga dapat dilakukan melalui berbagai organisasi sosial-keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, pesantren, gereja dan kelompok keagamaan lainnya.

2. Strategi Kewilayahan

. Penduduk Indonesia tinggal di daerah yang sangat luas di 33 provinsi, 497 kabupatenkota, 6.652 kecamatan dan 77.012 desakelurahan. 33 . Sebagian dari mereka tinggal di pedalaman atau di pulau kecil yang sulit dijangkau dengan transportasi rutin. Masing-masing wilayah memiliki karakteristik tersendiri baik dilihat dari aspek demografi, budaya, ekonomi, transportasi maupun fasilitas kesehatan. Aspek-aspek tersebut turut berpengaruh terhadap pencapaian kepesertaan menyeluruh. Di sisi lain juga disadari bahwa sebagian besar daerah provinsi dan kabupatenkota sudah memiliki program jaminan kesehatan daerah Jamkesda. Beberapa daerah sudah menyatakan mencapai kepesertaan menyeluruh universal coverage. Keluasan wilayah, keragaman karakteristik serta keberadaan Jamkesda tersebut perlu stratifikasi perluasan kepesertaan dengan mempertimbangkan juga strategi kewilayahan. Sejak sekarang tim di BPJS harus telah mempersiapkan diri melakukan pemetaan dan penyusunan strategi perluasan dengan mengkombinasikan beberapa strategi dan dimulai dengan memilih strategi yang paling cost-effective. 33 Badan Pusat Statistik BPS, Op. Cit., Tabel 1.3 p.5 69 BAB 4 ASPEK KEPESERTAAN

3. Strategi Keterpaduan Antar Instansi . Kepesertaan menyeluruh jaminan kesehatan

merupakan pekerjaan besar yang melibatkan banyak instansi baik secara vertikal maupun horisontal. Oleh karena itu perlu ada upaya yang terus menerus untuk melakukan koordinasi dengan instansi-instansi terkait. Perlu diupayakan agar masing-masing instansi terkait baik di tingkat pusat maupun di daerah melakukan perannya sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Misalnya, Kementerian Tenaga Kerja dan Dinas Tenaga Kerja berperan mensosialisasikan terus menerus tentang jaminan kesehatan kepada seluruh pemberi kerja dan pekerja. Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan memantau dan mengorganisir upaya-upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan, membantu mengisi kekosongan tenaga maupun bahan-bahan medis serta obat agar penduduk di daerahnya mendapat jaminan kesehatan dengan kualitas yang baik. Dengan tiga strategi sebagaimana diuraikan diatas diharapkan kepesertaan menyeluruh jaminan kesehatan SJSN dapat dicapai pada tahun 2019.

H. LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKAN

Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dari aspek kepesertaan di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Unifikasisinkronisasi data kepeser taan jaminan kesehatan, dengan data kependudukan. Nomor Induk Kependudukan NIK yang sedang dikembangkan Ditjen Adminduk harus dijadikan nomor unik setiap peserta seperti halnya Nomor Jaminan Sosial Social Security Number digunakan untuk berbagai layanan warga negara di Amerika Serikat. Pengkinian data kepesertaan tentang tempat kerja, pemberi kerja, dan besaran gaji dilakukan secara terus-menerus dengan cara semudah mungkin. Ketentuan NIK sudah diantisipasi dalam UU SJSN Pasal 15 ayat 1 UU SJSN yang menyatakan “Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Wajib memberikan nomor idntitas tunggal kepada setiap peserta dan anggota keluarganya”. Ketika UU SJSN disusun, RUU Adminduk sedang dipersiapkan dan telah diantisipasi akan mengeluarkan NIK. Oleh karena itu, BPJS tidak perlu lagi menyusun nomor identitas tunggal yang lain, cukup menggunakan NIK. Pertambahan penduduk dari kelahiran yang diperkirakan berkisar antara 3-4 juta jiwa setiap tahun, harus segera terdaftar dalam data kepesertaan di BPJS. Karena proses persalinan di fasilitas kesehatan dijamin oleh BPJS, maka proses pengkinian data dapat dilakukan dengan mudah. Demikian juga kematian penghentian kepesertaan dapat dengan mudah direkam oleh BPJS karena setiap pengobatanperawatan di fasilitas kesehatan yang berakhir dengan kematian akan diklaim ke BPJS. Dengan jumlah penduduk sekitar seperempat milyar, maka BPJS harus memiliki sistem informasi elektronik yang handal dan terpercaya.