Cara pembayaran rawat jalan primer yang dilayani oleh dokter berlisensi praktik

20 PETA JALAN MENUJU JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2012 - 2019 2 Penduduk miskin dan hampir miskin merupakan penduduk yang praktis tidak mampu membayar iuran. Oleh karenanya, Pemerintah membayar iuran untuk mereka. Karena Pemerintah yang membayar, maka kelompok yang iurannya dibayari oleh Pemerintah harus masuk sistem sejak awal. Sekarang Pemerintah sudah membayar iuran untuk peserta Jamkesmas, selanjutnya peserja Jamkesmas pada 2014 menjadi peserta PBI. Penduduk yang selama ini dijamin oleh pemerintah daerah Pemda akan masuk dalam pengelolaan BPJS. 3 Pekerja bukan penerima upah, yang mendapatkan penghasilan dari selisih penerimaan dengan biaya produksi penghasilan dari keuntungan. Ciri utama pekerja ini adalah penghasilan yang tidak tetap dan dalam banyak kasus khususnya dalam sektor pertanian dan perkebunan tergantung musim. Oleh karenanya, reliabilitas pengumpulan iuran rutin yang memadai menjadi masalah besar. Meskipun tidak disukai, secara praktis, kelompok ini biasanya masuk dalam sistem jaminan kesehatan pada tahap terakhir. Jalan termudah dan praktis adalah Pemerintah membayari iuran untuk kelompok ini, meskipun sebagian dari mereka tidak miskin. Karena sifat ketidak-pastian layanan kesehatan, maka kelompok yang tidak miskin tetap memiliki kerawanan menjadi miskin apabila mereka menderita penyakit berat. Dengan demikian, banyak negara melakukan pendekatan sederhana dengan membayari iuran bagi pekerja bukan penerima upah. Kelak, ketika sistem perpajakan dan administrasi negara sudah baik, kelompok ini juga akan membayar pajak dan iuran. b. Karena dasar negara mengamanatkan keadilan sosial, maka selayaknya layanan kesehatan yang dijamin juga sama untuk semua penduduk. Kenyataan, sekarang ini ada banyak tingkat layanan yang nilai aktuarial iurannya berbeda. Jamkesmas saat ini memiliki dana aktuarial setara Rp 6.500 per orang ber bulan, sedangkan JPK Jamsostek mencapai Rp 19.000 per orang per bulan dan Askes mencapai Rp 36.000 per orang per bulan pada tahun 2010. Untuk menyamakan layanan, maka nilai akturial nilai rata-rata iuran haruslah sama. Karena paket manfaat Askes saja masih dikeluhkan banyak pegawai negeri, maka dapat disimpulkan bahwa besaran iuran yang ada sekarang belum mampu untuk menjamin layanan dengan kualitas yang diharapkan dan adil. Kapan layanan yang dijamin dapat mencapai keadilan, yaitu sama untuk semua golongan penghasilan dan pekerjaan? Jawabannya sederhana, yaitu ketika Pemerintah mau membayar setara dengan rata-rata nilai iuran untuk layanan yang dinilai baik, minimal sama dengan layanan bagi pegawai negeri golongan III. Ketika hal itu bisa dicapai, maka Indonesia dapat memulai cakupan universal satu paket untuk semua. Mereka yang menginginkan kualitas 21 BAB 2 KERANGKA KONSEP lebih misalnya dirawat di ruang VIPprivat, dapat membayar sendiri selisihnya atau membeli asuransi kesehatan komersial. Inilah keadilan sosial yang terbaik. c. Pada tahap awal, tergantung dari kemauan Pemerintah membayar iuran dengan harga keekonomian, paket jaminan non-medis masih harus diterima tidak sama. Namun, layanan medis obat, pemeriksaan dokter, laboratorium, radiologi dan lain-lain harus sama, yaitu apapun layanan yang menurut dokter ada indikasinya harus diberikan sama kepada semua peserta. Namun, layanan ‘kenikmatan” masih harus ditolerir tidak sama pada tahap awal. Mereka yang mendapat bantuan iuran dari Pemerintah yang kini bernama Jamkesmas atau Jamkesda berhak dirawat di kelas III sedangkan yang membayar iuran masih dibedakan dua tingkat upah golongan berhak dirawat di kelas II dan kelas I di rumah sakit publik maupun swasta. Kelak, jika besaran iuran sudah bisa sama, ketika Pemerintah mau membayar iuran setara dengan rata-rata iuran pekerja penerima upah, maka layanan kesehatan yang dijamin bisa disamakan.

5. PERATURAN PEMERINTAH PP DAN PERATURAN PRESIDEN PERPRES

PP dan Perpres dapat diselesaikan jika semua pihak telah mencapai konsensus tentang hal-hal yang dibahas diatas manfaat, iuran, perluasan kepesertaan, pembayaran fasilitas kesehatan. Proses pembuatan PP dan Perpres dapat memakan waktu setahun atau lebih. Oleh karenanya, konsensus berbagai aspek diatas harus telah dicapai pada tanggal 30 Agustus 2012. Pada bulan November 2012 atau maksimal 1 Juni 2013, pembuatan PP dan Perpres yang terkait dengan Jaminan Kesehatan dan Operasional BPJS Kesehatan harus telah selesai. Diperlukan waktu 6-12 bulan untuk sosialisasi atau pendidikan kepada masyarakat untuk memahami hak dan kewajiban mereka serta pentahapan perluasan cakupan universal. Pembahasan dan pembuatan banyak PP dan Perpres tidaklah efisien. Harus dicapai konsensus untuk membuat sedikit mungkin sebaiknya satu PP dan satu Perpres yang mengatur berbagai hal tentang Jaminan Kesehatan dan operasional BPJS Kesehatan. Jumlah PP dan Perpres yang hanya satu, lebih menjamin sinkronisasi dan pemahaman yang utuh tentang jaminan kesehatan.

6. KOMUNIKASI KE PEKERJAPEMBERI KERJA

Pekerja dan pemberi kerja sudah lama menunggu kejelasan. Penantian yang berkepanjangan dapat menimbulkan krisis kepercayaan. Oleh karenanya DJSN yang