140
PETA JALAN MENUJU JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2012 - 2019
Kegiatan ini dilakukan oleh PT Askes bekerjasama dengan Dewan jaminan Sosial nasional dan dilaksanakan selambat-lambatnya dimulai pada bulan Agustus 2012.
6. PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN, DATA CENTER DAN DRC
PT Askes perlu melakukan pengembangan kapasitas infrastruktur TI sesuai dengan pengembangan kantor, peningkatan fasilitas layanan kesehatan, jumlah pengguna dan
jumlah peserta. Hal ini memberikan dampak yang signifikan pada kinerja infrastruktur TI. Pengembangan infrastruktur TI antara lain:
a. Penyusunan rencana kapasitas TI. b. Penambahan backhaule pusat dan bandwidth KRKCKP.
c. Penambahan kapasitas media penyimpan storage.
d. Penambahan kapasitas, platform dan jumlah server aplikasi. e. Penambahan kapasitas, jumlah, penggantian platform server basis data.
f. Penambahan VPN IP Node sesuai penambahan jumlah KRKCKP.
g. Penambahan lokasi DRC. h. Peningkatan kapasitas ruang, sistem pendingin, sistem pengaman dan sistem
pemadam api. Kegiatan ini dilakukan oleh PT Askes dilaksanakan secara bertahap dimulai pada bulan
Januari 2013. PT Askes perlu membuat rencana kerja pengembangan infrastruktur dan menentukan skala prioritasnya.
D. SOSIALISASI, EDUKASI DAN ADVOKASI
Investasi dalam sosialisasi merupakan kunci keberhasilan JKN dalam kondisi tingkat pemahaman dan tingkat pendidikan calon peserta yang relatif rendah. Sistem JKN harus
mengalokasikan jumlah dana yang besar, harus lebih banyak dibanding dengan sosialisasi pemilihan umum karena JKN merupakan program untuk seluruh penduduk. Sosialisasi yang
baik akan memberikan pemahaman dan kesadaran kepada peserta dan pemberi kerja akan hak dan kewajibannya. Sosialisasi adalah sama dengan pemasaran pada produk komersial.
Pada produk komersial, anggaran pemasaran untuk produk baru dapat mencapai 30-50 dari biaya produksi. Dengan pemasaran yang memadai, penjualan produk mencapai target yang
diharapkan dan pemberi kerja meraih laba yang diharapkan. Belajar dari model komersial, program JKN yang berbasis pada mekanisme asuransi sosial harus melakukan pemasaran
141
BAB 8 ASPEK KELEMBAGAAN DAN ORGANISASI
sosialisasi atau pemasaran sosial yang memadai. Untuk mencapai pemahaman dan kesadaran luas akan sistem JKN, maka sosialisasi harus
dilakukan dengan dua tahap besar: 1. Tahap sosialisasi kepada pemangku kepentingan kunci, yaitu para tokohpimpinan serikat
pekerja, para pemberi kerja, para akadmisi, para penggiat organisasi kemasyarakatan, dan para pejabat di pusat dan di daerah. Tahap penyusunan peraturan perundangan perlu
dikawal dengan sosialisasi tersebut melalui forum temu muka, loka karya, rodashow, publikasi di media cetak dan elektronik tertentu yang konsumennya umumnya kelas
menengah keatas. 2. Tahap sosialisasi kepada seluruh publik peser ta dilakukan setelah peraturan
perundangan, fasilitastenaga kesehatan telah dikontrak, sistem dan prosedur baku telah disusun dan diuji, serta bahan yang dibutuhkan telah tersedia. Fasilitas dan
tenaga kesahatan yang bekerja di fasilitas kesehatan atau yang dikontrak secara mandiri perorangan telah memahami berbagai aspek layanan yang telah dilatihkan. Sosialisasi
ini dilakukan dengan bahasa sederhana dan mudah difahami. Model sukses atau testimoni merupakan salah satu bentuk yang mampu menarik perhatian publik awam seperti
pekerja operator, pedagang eceran, petani, nelayan, dan masyarakat pada umumnya. Pada tahap ini, kumandang satu mars atau lagu yang mendorong setiap orang menjadi
peserta secara aktif. Slide, poster, film pendek, isi sinetron, talkshow, buku pelajaran, dan berbagai tulisan yang mengacu pada satu sumberstandar perlu diproduksi dan disebar-
luaskan ditempatkan dalam laman yang bisa diunduh dalam dua bahasa Indonesia dan Inggris. Pembuatan bahan informasisosialisasi standar dalam dua bahasa mutlak
diperlukan karena di masa datang; investor, peneliti, penggiat, pembanding, dan juga pengenalan keberhasilan Indonesia sebagai negara dengan pembayar tunggal single
payer layanan kesehatan akan menguntungkan Indonesia. Jaminan kesehatan merupakan hal yang relatif baru bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Sementara yang sudah mendapat jaminan juga akan mengalami perubahan manfaat, prosedur memperoleh pelayanan, dan sebagainya akibat pengaturan baru dalam UU SJSN.
Sebagian besar penduduk Indonesia belum mengetahui jaminan kesehatan sebagaimana diatur dalam UU SJSN dan UU BPJS. Oleh karena itu perlu dilakukan serangkaian kegiatan
sosialisasi, edukasi dan advokasi jaminan kesehatan dalam SJSN. Untuk itu maka perlu dilakukan sejumlah kegiatan di antaranya: