TARGET PENINGKATAN JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN

60 PETA JALAN MENUJU JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2012 - 2019 Oleh karena itu hal yang sangat penting untuk dipersiapkan berkaitan dengan pengalihan anggota TNIPOLRI dan keluarganya menjadi peserta jaminan kesehatan BPJS Kesehatan adalah disiapkannya Peraturan Presiden tentang dukungan operasional kesehatan kegiatan TNIPOLRI. Di samping itu juga perlu dipersiapkan langkah-langkah pengalihan kepesertaan ke BPJS Kesehatan baik terkait dengan data anggota TNIPOLRI dan keluarganya, data tentang fasilitas kesehatan yang dimiliki TNIPOLRI yang memungkinkan untuk dijadikan provider oleh BPJS Kesehatan, termasuk di dalamnya adalah data tentang lembaga farmasi yang dimiliki oleh TNIPOLRI yang dapat bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam penyediaan dan distribusi alat dan bahan kesehatan. Agar proses pengalihan kepesertaan anggota TNIPOLRI ke PT Askes Persero sebagai calon BPJS Kesehatan berjalan lancar maka perlu dibentuk Tim yang membahas dan mengelola teknis pengalihan kepesertaan. Tim tersebut masuk dalam PMO Project Management Office yang dibentuk oleh PT Askes Persero.

4. PERUBAHAN PENGELOLAAN PROGRAM ASKES PNSSOSIAL DARI PT ASKES PERSERO KE BPJS KESEHATAN

Selama ini PT Askes Persero sudah mengelola program asuransi kesehatan bagi pegawai negeri sipilpensiunan dan keluarganya yang dikenal dengan Askes PNSSosial. Mulai 1 Januari 2014 program tersebut juga dialihkan ke BPJS Kesehatan. Pengalihan tersebut perlu dipersiapkan secara internal oleh PT Askes Persero yang akan berubah menjadi BPJS Kesehatan. 5. PENGINTEGRASIAN SEBAGIAN PJKMU YANG DISELENGGARAKAN ATAS KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN PT ASKES PERSERO KE BPJS KESEHATAN Selama ini beberapa pemerintah daerah Provinsi dan KabupatenKota telah bekerjasama dengan PT Askes Persero dalam menyelenggarakan apa yang disebut sebagai Program Jaminan Kesehatan Masyarak at Umum PJKMU. Oleh k arena telah bekerjasama dengan PT Askes Persero yang akan bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan maka penyelenggaraan PJKMU di beberapa daerah diharapkan sudah dapat mempersiapkan diri untuk mengintegrasikan PJKMU dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Diharapkan mulai 1 januari 2014 sudah ada beberapa PJKMU yang sudah siap diintegrasikan ke BPJS Kesehatan. Dengan demikian target pencapaian universal coverage dapat lebih 61 BAB 4 ASPEK KEPESERTAAN cepat dicapai. Untuk itu maka PT Askes Persero harus sudah mulai mempersiapkan diri berunding dengan sejumlah pemerintah daerah untuk mengalihkan penyelenggaraan PJKMU ke BPJS Kesehatan.

F. TAHAPAN PENCAPAIAN KEPESERTAAN 2014-2019

1. PENGINTEGRASIAN JAMKESDAPJKMU KE BPJS KESEHATAN DENGAN IURAN YANG DITETAPKAN DALAM PERPRES

Proses integrasi JamkesdaPJKMU ke BPJS Kesehatan harus selesai dalam waktu dua tahun sejak BPJS Kesehatan beroperasi mulai 1 Januari 2014. Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa setidaknya 350 kabupatenkota telah menyelenggarakan program jaminan kesehatan daerah. 23 Sesuai dengan UU SJSN dan UU BPJS maka penyelenggaraan jaminan kesehatan hanya dikelola oleh BPJS yang ditetapkan oleh Undang-Undang yang dalam hal ini adalah BPJS Kesehatan. Oleh karena itu ke depan penyelenggaraan jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah perlu diintegrasikan ke BPJS Kesehatan.

2. PERLUASAN KEPESERTAAN DI KELOMPOK PEKERJA SWASTA DAN PEKERJA MANDIRI

Proporsi pekerja swasta yang memiliki jaminan kesehatan masih sangat rendah. Data terakhir menunjukkan bahwa pekerja yang menjadi peserta aktif JPK Jamsostek adalah sekitar 2 juta jiwa dengan jumlah tertanggung sekitar 5,5 juta jiwa. Sementara data Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas, Februari 2010 menunjukkan bahwa jumlah pekerja di Indonesia mencapai 107,4 juta jiwa. 24 Jumlah pekerja sebanyak 107,4 juta jiwa tersebut tersebar di pemberi kerja sekitar 23 juta pemberi kerja besar, sedang, kecil, mikro, dan pekerja mandiri. Hasil final pendaftaran listing pemberi kerjausaha Sensus Ekonomi SE06 yang dilakukan Badan Pusat Statistik BPS 25 menunjukkan bahwa jumlah seluruh unit usaha perusahaan usaha non-perusahaan seperti sekolah, koperasi, LSM di luar sektor pertanian tercatat sebanyak 22,7 juta, yang terdiri dari 9,8 juta 43,03 persen berusaha pada lokasi tidak permanen dan 12,9 juta 56,97 persen berusaha pada lokasi permanen. 23 Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Hasil Analisis Data Bidang Jaminan Kesehatan Tahun 2010, Jakarta. 24 Badan Pusat Statistik, Perkembangan Situasi Ketenagakerjaan Umum Di Indonesia Tahun 2006 – 2010, BPS, Jakarta, p.1 25 Badan Pusat Statistik,Hasil Pendaftaran Listing PerusahaanUsaha Sensus Ekonomi 2006, Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik, No. 0501Th X, 2 Januari 2007. 62 PETA JALAN MENUJU JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2012 - 2019 Berdasarkan skala usaha, sebagian besar perusahaan merupakan Usaha Mikro UM dan Usaha Kecil UK, dengan persentase masing-masing 83,43 persen dan 15,84 persen. Sedangkan perusahaan yang merupakan Usaha Menengah dan Besar UMB hanya 166,4 ribu atau tidak lebih dari satu persen seluruh perusahaan. Jumlah tenaga kerja yang terserap oleh seluruh perusahaan mencapai 50 juta orang. Sekitar 38,7 juta orang 77 persen bekerja pada unit usaha dengan lokasi permanen, sementara sisanya bekerja pada unit usaha di lokasi tidak permanen. Lokasi permanen adalah lokasi tempat kerja yang paling tidak dalam satu tahun berada di satu lokasi sewa atau kontrak kantor atau tempat usaha. Menurut skala usaha sebaran pekerja adalah 62,68 persen bekerja pada usaha mikro, 21,91 persen pada usaha kecil, 5,39 persen pada usaha menengah, dan 10,02 persen pada usaha besar. Dengan distribusi seperti itu, maka tidak sulit menargetkan sekitar 15 persen pekerja yang menerima upah dari usaha menengah dan besar dalam tiga tahun pertama. Sedangkan untuk mencapai seluruh pekerja mandiri, mikro dan kecil diperlukan lima tahun. Pulau Jawa mendominasi jumlah tempat usaha yang memiliki perusahaan sebanyak 14,5 juta 64 persen diikuti oleh Pulau Sumatera dengan jumlah perusahaan sebanyak 4,0 juta 18 persen. Menurut lapangan usaha, perdagangan besar dan eceran merupakan kegiatan ekonomi terbesar, mencapai 10,3 juta unit usaha 45 persen diikuti industri pengolahan dan hotel, penginapan dan rumah makanminum yang masing–masing mencapai 3,2 juta unit usaha 14,17 persen dan 3,0 juta unit usaha 13,26 persen. Dengan mempertimbangkan kemudahan dalam pengumpulan iuran dan agar peningkatan jumlah peserta jaminan kesehatan dapat terukur dari waktu ke waktu maka dibuat target perluasan kepesertaan melalui pendekatan jumlah usaha sebagai berikut: Tabel 4.3 Target Peningkatan Peserta Jaminan Kesehatan Menurut Skala Usaha ` Jumlah Unit Usaha 2014 2015 2016 2017 2018 2019 USAHA BESAR 45,6 ribu 20 50 75 100 USAHA SEDANG 120,8 ribu 20 50 75 100 USAHA KECIL 3,6 juta 10 30 50 70 100 USAHA MIKRO 18,9 juta 10 25 40 60 80 100 Sumber: Hasil diskusi dengan PT Askes Persero dan PT Jamsostek Presero