Perluasan Kepesertaan di Kelompok Usaha Sedang

69 BAB 4 ASPEK KEPESERTAAN

3. Strategi Keterpaduan Antar Instansi . Kepesertaan menyeluruh jaminan kesehatan

merupakan pekerjaan besar yang melibatkan banyak instansi baik secara vertikal maupun horisontal. Oleh karena itu perlu ada upaya yang terus menerus untuk melakukan koordinasi dengan instansi-instansi terkait. Perlu diupayakan agar masing-masing instansi terkait baik di tingkat pusat maupun di daerah melakukan perannya sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Misalnya, Kementerian Tenaga Kerja dan Dinas Tenaga Kerja berperan mensosialisasikan terus menerus tentang jaminan kesehatan kepada seluruh pemberi kerja dan pekerja. Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan memantau dan mengorganisir upaya-upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan, membantu mengisi kekosongan tenaga maupun bahan-bahan medis serta obat agar penduduk di daerahnya mendapat jaminan kesehatan dengan kualitas yang baik. Dengan tiga strategi sebagaimana diuraikan diatas diharapkan kepesertaan menyeluruh jaminan kesehatan SJSN dapat dicapai pada tahun 2019.

H. LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKAN

Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dari aspek kepesertaan di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Unifikasisinkronisasi data kepeser taan jaminan kesehatan, dengan data kependudukan. Nomor Induk Kependudukan NIK yang sedang dikembangkan Ditjen Adminduk harus dijadikan nomor unik setiap peserta seperti halnya Nomor Jaminan Sosial Social Security Number digunakan untuk berbagai layanan warga negara di Amerika Serikat. Pengkinian data kepesertaan tentang tempat kerja, pemberi kerja, dan besaran gaji dilakukan secara terus-menerus dengan cara semudah mungkin. Ketentuan NIK sudah diantisipasi dalam UU SJSN Pasal 15 ayat 1 UU SJSN yang menyatakan “Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Wajib memberikan nomor idntitas tunggal kepada setiap peserta dan anggota keluarganya”. Ketika UU SJSN disusun, RUU Adminduk sedang dipersiapkan dan telah diantisipasi akan mengeluarkan NIK. Oleh karena itu, BPJS tidak perlu lagi menyusun nomor identitas tunggal yang lain, cukup menggunakan NIK. Pertambahan penduduk dari kelahiran yang diperkirakan berkisar antara 3-4 juta jiwa setiap tahun, harus segera terdaftar dalam data kepesertaan di BPJS. Karena proses persalinan di fasilitas kesehatan dijamin oleh BPJS, maka proses pengkinian data dapat dilakukan dengan mudah. Demikian juga kematian penghentian kepesertaan dapat dengan mudah direkam oleh BPJS karena setiap pengobatanperawatan di fasilitas kesehatan yang berakhir dengan kematian akan diklaim ke BPJS. Dengan jumlah penduduk sekitar seperempat milyar, maka BPJS harus memiliki sistem informasi elektronik yang handal dan terpercaya. 70 PETA JALAN MENUJU JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2012 - 2019 Setiap peserta yang telah didaftarkan atau mendaftarkan diri, termasuk anggota keluarganya, kantor cabang BPJS akan memberikan identitas BPJS yang merupakan kartu identitas yang diperlukan untuk mendapatkan hak manfaat. BPJS harus mengembangkan sistem informasi, prosedur, dan gerai layanan dimana peserta dapat dengan mudah dan cepat mendapatkan kartu peserta. Kartu peserta yang dicetak dan dibagikan kemudian akan menyulitkan dan menimbulkan salah distribusi. Kini teknologi telah memungkinkan setiap orang mendapat kartu elektronik yang instan dan berisi NIK. Sementara informasi lengkap peserta untuk tiap NIK dapat ditempatkan pada cloud yang dapat diakses kantor cabang BPJS, gerai BPJS, dan fasilitas kesehatan dalam rangka melayani peserta. Harus disepakati semua pihak bahwa NIK adalah nomor tunggal yang akan digunakan dalam SJSN. Beberapa negara menggunakan istilah yang berbeda antara lain: Social Security Number SSN, National Identity Number NIN, dan Personal Identification Number PIN. Pada tahap awal unifikasi tersebut dilakukan antara data kepesertaan jaminan kesehatan Askes dengan Jamsostek. Sementara data peserta Jamkesmas dan sebagian besar Jamkesda telah ada di dalam sistem informasi PT Askes. Dengan demikian, tidak terlalu sulit untuk menambahkan satu field NIK sebagai key variable yang akan digunakan sebagai dasar identitas peserta SJSN di fasilitas kesehatan, kantor pemerintahan, maupun di berbagai tempat layanan publik. Dalam masa lima tahun ke depan, BPJS Kesehatan akan memiliki data yang paling terkini up to date karena semua proses mutasi kependudukan dapat lebih mudah dan lebih instan tercatat dalam BPJS Kesehatan ketika klaim berobat mencakup kelahiran, kematian dan pindah alamat diajukan lebih sering daripada perubahan data kependudukan di kantor pemerintahan. Sebab, setiap orang bisa berobat beberapa kali dalam setahun, dan karenanya pengkinian data dapat dilakukan. Kuncinya adalah meletakkan informasi peserta dengan NIK sebagai variabel kunci dalam cloud. 2. Pemetaan pemberi kerja sebagai sasaran kepeser taan jaminan kesehatan. Pemetaan ini baik menurut wilayah, sektor dan besar kecilnya usaha pemberi kerja. Sebagaimana diuraikan di atas bahwa cakupan kepesertaan jaminan kesehatan di kalangan pekerja swasta masih sangat rendah. Demikian pula pekerja mandiri yang menjadi peserta jaminan kesehatan juga masih sangat sedikit. Oleh karena itu perlu ada upaya yang sungguh-sungguh untuk memperluas kepesertaan jaminan kesehatan di kelompok tersebut. Perluasan kepesertaan jaminan kesehatan di kelompok ini bisa dilakukan jika diketahui secara persis nama, alamat dan kondisi pemberi kerja yang ada termasuk