139
BAB 8 ASPEK KELEMBAGAAN DAN ORGANISASI
Aplikasi Pelayanan Obat mengelola pelayanan obat di Apotik. Apabila klinik
dibayar secara kapitasi dan RS dibayar dengan CBG, maka aplikasi pelayanan obat menjadi tugas klinikRS. Tahap awal tetap masih diperlukan aplikasi layanan apotik.
Modul yang tersedia adalah modul pelayanan obat. Modul ini harus terintegrasi dengan aplikasi pelayanan pada fasilitas kesehatan, sehingga data tindakanlayanan
dan obat dapat terintegrasi. Untuk menghindari duplikasi dan kontradiksi data pada SIM Apotik, aplikasi ini
harus memiliki fitur interkoneksi dengan aplikasi fasilitas kesehatan.
Aplikasi Pelayanan Kantor CabangDelivery Channel, mengelola aktifitas pada
kantor cabang. Modul yang tersedia adalah modul proses klaim, pembayaran klaim, droping dana, administrasi peserta, pelayanan lain, akuntansi, dan pengelolaan
kontrak kerjasama dengan fasilitas layanan kesehatan, apotik dan dokter.
Aplikasi Keuangan, mengelola aktifitas keuangan pada kantor cabang, kantor
perwakilan, dan kantor pusat. Modul yang harus tersedia adalah modul keuangan cash management, akuntansi, pajak, iuran, CMS bank.
Aplikasi Sistem Pelaporan. Aplikasi ini menyajikan data analisis untuk keperluan
pengambilan keputusan bagi manajemen maupun pemangku kepentingan.
b. Aplikasi Pendukung
Aplikasi yang dikelompokkan dalam aplikasi pendukung antara lain aplikasi kepegawaian dan pembayaran gaji, aplikasi pengaduan, aplikasi investasi, aplikasi
tata laksana persuratan, aplikasi perencanaan dan aplikasi penganggaran. Aplikasi yang telah disebutkan di atas pada hakekatnya telah dikembangkan dengan
baik oleh PT Askes, namun dalam platform yang berbeda-beda, baik platform pengembangan maupun arsitektur sistemnya. Beberapa dikembangkan dengan
Java dan web base, yang lainnya dikembangkan dengan platform dot net dan dekstop. Pengembangan aplikasi tersebut tidak harus serentak, namun bisa dilakukan secara
bertahap sesuai dengan skala prioritas. Aplikasi yang mendesak untuk dikembangkan adalah aplikasi kepesertaan dan aplikasi pelayanan fasilitas kesehatan.
PT Askes perlu melakukan penyeragaman platform pengembangan dan arsitektur aplikasi, arah yang dituju harus adalah berbasis open source dan aplikasi WEB agar
dapat digunakan dengan mudah dan murah oleh fasilitas kesehatan dan pemberi kerja. Selain aplikasi, PT Askes juga harus melakukan kajian platform database.
140
PETA JALAN MENUJU JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2012 - 2019
Kegiatan ini dilakukan oleh PT Askes bekerjasama dengan Dewan jaminan Sosial nasional dan dilaksanakan selambat-lambatnya dimulai pada bulan Agustus 2012.
6. PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN, DATA CENTER DAN DRC
PT Askes perlu melakukan pengembangan kapasitas infrastruktur TI sesuai dengan pengembangan kantor, peningkatan fasilitas layanan kesehatan, jumlah pengguna dan
jumlah peserta. Hal ini memberikan dampak yang signifikan pada kinerja infrastruktur TI. Pengembangan infrastruktur TI antara lain:
a. Penyusunan rencana kapasitas TI. b. Penambahan backhaule pusat dan bandwidth KRKCKP.
c. Penambahan kapasitas media penyimpan storage.
d. Penambahan kapasitas, platform dan jumlah server aplikasi. e. Penambahan kapasitas, jumlah, penggantian platform server basis data.
f. Penambahan VPN IP Node sesuai penambahan jumlah KRKCKP.
g. Penambahan lokasi DRC. h. Peningkatan kapasitas ruang, sistem pendingin, sistem pengaman dan sistem
pemadam api. Kegiatan ini dilakukan oleh PT Askes dilaksanakan secara bertahap dimulai pada bulan
Januari 2013. PT Askes perlu membuat rencana kerja pengembangan infrastruktur dan menentukan skala prioritasnya.
D. SOSIALISASI, EDUKASI DAN ADVOKASI
Investasi dalam sosialisasi merupakan kunci keberhasilan JKN dalam kondisi tingkat pemahaman dan tingkat pendidikan calon peserta yang relatif rendah. Sistem JKN harus
mengalokasikan jumlah dana yang besar, harus lebih banyak dibanding dengan sosialisasi pemilihan umum karena JKN merupakan program untuk seluruh penduduk. Sosialisasi yang
baik akan memberikan pemahaman dan kesadaran kepada peserta dan pemberi kerja akan hak dan kewajibannya. Sosialisasi adalah sama dengan pemasaran pada produk komersial.
Pada produk komersial, anggaran pemasaran untuk produk baru dapat mencapai 30-50 dari biaya produksi. Dengan pemasaran yang memadai, penjualan produk mencapai target yang
diharapkan dan pemberi kerja meraih laba yang diharapkan. Belajar dari model komersial, program JKN yang berbasis pada mekanisme asuransi sosial harus melakukan pemasaran