PERUBAHAN PENGELOLAAN PROGRAM ASKES PNSSOSIAL DARI PT ASKES PERSERO KE BPJS KESEHATAN

65 BAB 4 ASPEK KEPESERTAAN Sensus Ekonomi yang diselenggarakan BPS menunjukkan bahwa jumlah perusahaan sedang yang ada di Indonesia berjumlah sekitar 120,8 ribu 28 dengan jumlah tenaga kerja sekitar 2,66 juta pekerja. 29 Kepesertaan JPK Jamsostek yang sekitar 2 juta pekerja dengan sekitar 5,5 juta tertanggung umumnya berasal dari perusahaan sedang ini. Kelompok usaha sedang pada umumnya memiliki kemauan dan kemampuan membayar iuran yang memadai, tetapi tidak mau membeli premi asuransi kesehatan komersial. Sama seperti kelompok usaha besar, maka pemberi kerja atau pekerja yang menginginkan jaminan yang lebih memuaskan dapat membeli asuransi kesehatan komersial dengan koordinasi manfaat. Secara hukum, setiap saat pemberi kerja di kelompok usaha sedang dapat mendaftar ke BPJS Kesehatan. Namun, penegakan sanksi dilakukan secara bertahap sejalan dengan kemampuan manajemen BPJS dan terjamin-tidaknya pekerja di kelompok ini dimulai sejak tahun 2014. Selama ini cukup banyak skala usaha sedang yang belum mendaftarkan pekerjanya dalam kepesertaan JPK Jamsostek. Kemudahan pengumpulan iuran ke kelompok ini juga relatif baik. Namun tampaknya upaya pencapaian kepesertaan di kelompok ini masih belum optimal. Oleh karena itu perlu ada upaya sungguh-sungguh, sistematis dan terukur agar pekerja yang bekerja di kelompok ini dapat segera mengikuti kepesertaan jaminan kesehatan. Perlu segera difasilitasi untuk memperluas cakupan kepada orang tuamertua pekerja sebagai suatu konsep extended family untuk mempercepat pencapaian cakupan universal. Pekerja memberikan otorisasi kepada pemberi kerja untuk menarik iuran tambahan dari upahnya untuk menanggung orang tua atau mertuanya.

c. Perluasan Kepesertaan Pekerja di Usaha Kecil, Mikro dan Pekerja Mandiri

Data Sensus Ekonomi yang diselenggarakan BPS menunjukkan bahwa jumlah usaha kecil yang ada di Indonesia berjumlah sekitar 3,6 juta 30 dengan jumlah tenaga kerja sekitar 9,27 juta pekerja 31 . Sedangkan jumlah pemberi kerja mikro sebanyak 18,95 juta dengan jumlah pekerja sekitar 21,6 juta orang. 28 BPS, Ibid. Tabel 4 dan Tabel 5, p. 8-9 29 BPS, Ibid. Tabel 6, p. 10 30 BPS, Ibid. Tabel 4 dan Tabel 5, p. 8-9 31 BPS, Ibid. Tabel 6, p. 10 66 PETA JALAN MENUJU JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2012 - 2019 Kelompok usaha kecil dan mikro diperkirakan memiliki kemampuan dan kemauan membayar iuran yang tidak sebesar kelompok usaha sedang dan besar. Karena jumlah pemberi kerjanya banyak sementara jumlah pekerja masing-masing unit usaha sedikit maka pengorganisasi kepesertaan juga lebih kompleks. Hampir separuh dari pemberi kerja tersebut tidak memiliki tempat permanen. Data dari Sensus Ekonomi BPS menunjukkan bahwa sekitar 9,8 juta unit usaha atau 43,03 persen dari unit usaha tidak memiliki tempat usaha yang permanen. Tanpa tempat usaha yang permanen maka pengorganisasian pendaftaran peserta, distribusi kartu dan pengumpulan iuran rutin menjadi tantangan besar bagi BPJS. Oleh karena penanganannya yang kompleks maka target pencapaian kepesertaan jaminan kesehatan memerlukan waktu yang lebih lama. Tabel 4.3 memperlihatkan indikasi pencapaian target kepesertaan untuk kelompok pemberi kerja kecil dan mikro yang diperkirakan akan dicapai seluruhnya di tahun 2019. Kegiatan sosialisasi untuk kelompok pemberi kerja kecil dan mikro memerlukan strategi yang berbeda dibanding dengan sosialisasi untuk kelompok usaha sedang dan besar. Oleh karena itu perlu dirancang secara matang tentang strategi dan materi sosilisasi jaminan kesehatan ke kelompok ini. Kegiatan sosialisasi dapat bervariasi dari penyebaran informasi tertulis ke pemberi kerja, pertemuan sosialisasi dengan perwakilan pemberi kerja sampai iklan yang bersifat umum di radio, televisi, dan media cetak. Target kegiatan sosialisasi ini adalah sasaran memahami tentang jaminan kesehatan, mendaftarkan diri, dan membayar iuran secara teratur. Namun karena kempuan finansial pekerja di kelompok ini relatif rendah dan tiadanya tempat kerja permanen maka dapat dipertimbangkan agar mereka masuk kelompok PBI, sebagaimana dilakukan di Thailand. Nanti pada tahap akhir, setelah mereka memahami manfaat menjadi peserta, mereka diminta untuk membayar iuran secara reguler. Secara hukum, setiap saat pemberi kerja dan pekerja di kelompok usaha kecil dan mikro dapat mendaftar ke BPJS Kesehatan. Namun penegakan hukum bagi pemberi kerja yang belum mendaftarkan pekerjanya dilakukan pada tahun ke tiga sampai ke lima. Pencapaian kepesertaan di kelompok ini merupakan yang paling sulit kedua setelah pekerja perorangan yang tidak tergolong kelompok penerima bantuan iuran. Jumlah pekerja per unit usaha sedikit, sistem administrasi lemah, pembayaran pajak PPh belum berjalan baik, dan kemampuan keuangan masih kecil. Sebagian usaha di kelompok ini tidak menempati lokasi permanen. Hubungan kerja antara pekerja dan pemberi kerja tidak dalam ikatan hubungan kerja yang formal dengan suatu perjanjian. Upah atau penghasilan mereka umumnya juga