JAMINAN KESEHATAN BAGI PEGAWAI SWASTA

52 PETA JALAN MENUJU JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2012 - 2019 sebesar 6 persen; sementara Maluku dan Papua dihuni oleh hanya 3 persen penduduk Indonesia. Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah tiga provinsi dengan urutan jumlah penduduk terbanyak, yaitu masing-masing mempunyai 43.021.826 orang, 37.476.011 orang, dan 32.380.687 orang. Sedangkan Provinsi Sumatera Utara merupakan wilayah yang terbanyak penduduknya di luar Jawa, yaitu sebanyak 12.985.075 orang. Jumlah penduduk Indonesia tersebar di sekitar 5.000 dari 17.504 pulau yang dimiliki Indonesia 12 , 33 provinsi, 497 kabupatenkota, 6.652 kecamatan dan 77.012 desa kelurahan 13 . Dengan luas wilayah Indonesia yang mencapai 1.910.931 km2, maka rata- rata tingkat kepadatan penduduk Indonesia adalah sebesar 124 orang per km2. Provinsi yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Provinsi DKI Jakarta, yaitu dengan 14.440 orang per Km2. Sementara itu, provinsi yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya adalah Provinsi Papua Barat dengan hanya 8 orang per Km2. Luasnya wilayah Indonesia dan rendahnya kepadatan penduduk menimbulkan masalah pemerataan fasilitas kesehatan untuk melayani peser ta jaminan kesehatan. Di daerah yang penduduknya jarang fasilitas kesehatan juga jarang tersedia sehingga penduduk lebih sulit untuk mengakses fasilitas kesehatan. Namun, menunda perluasan jaminan kesehatan dengan alasan menunggu pemerataan akan melanggar hak-hak rakyat di daerah yang telah tersedia fasilitas kesehatan misalnya di Jawa dan Sumatra yang dihuni oleh hampir 80 persen penduduk. Tentu saja, pendekatan khusus harus dicari dalam menjangkau penduduk di daerah-daerah terpencil.

3. KARAKTERISTIK PENDUDUK

Meningkatnya Jumlah Lansia. Struktur penduduk Indonesia yang sudah memasuki tahap penduduk tua ageing population mengharuskan perlunya dilaksanakan sistem jaminan sosial yang termasuk didalamnya jaminan kesehatan. Jika proporsi penduduk lanjut usia sudah makin besar maka biaya yang diperlukan untuk biaya pelayanan kesehatan juga makin besar. Kendala yang dihadapi akan makin besar. Jika jaminan kesehatan dengan skema asuransi sosial sudah berjalan maka kendala tersebut akan lebih mudah diatasi. 12 Badan Pusat Statistik BPS, Ibid, Tabel 1.2 p.4 13 Badan Pusat Statistik BPS, Op. Cit. Tabel 1.3 p.5 53 BAB 4 ASPEK KEPESERTAAN Saat ini proporsi penduduk lansia 60 tahun ke atas di Indonesia mencapai 7,9 persen 14 . Studi yang dilakukan Mundiharno 15 menunjukkan bahwa di beberapa provinsi seperti Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta DIY proporsi lansia lebih besar dibanding proporsi penduduk lansia nasional. Dengan demikian di beberapa provinsi persoalan kependudukan sudah mengarah pada problematika penduduk tua. Di Jepang dan Jerman, sekitar seperlima penduduknya adalah penduduk lansia 65 tahun keatas 16 sehingga negara tersebut menghadapi problem serius dalam pendanaan kesehatan dan penyediaan dana pensiun. Pengalaman di berbagai negara maju menunjukkan bahwa semakin besar porsi lansia di suatu negara, semakin besar biaya kesehatan yang dibutuhkan. Sebab pola penyakit untuk penduduk lansia adalah diwarnai penyakit-penyakit kronik katastropik yang berbiaya mahal dan dapat memiskinkan rumah tangga. Jika sistem jaminan kesehatan belum terbangun ketika proporsi penduduk lansia sudah besar maka kebanyakan penduduk lansia tidak mampu mengobati dirinya. Sesuai dengan hak hidup sehat setiap penduduk sebagaimana diamanatkan UUD dan negara diwajibkan melindungi segenap warganya, maka perlindungan dari risiko sakit dan jatuh miskin akibat sakit, maka negara harus mengembangkan sebuah sistem jaminan sosial yang memungkinkan terwujudnya gotong-royong antara penduduk muda dan penduduk tua. Tingginya Angka Pengangguran dan Besarnya Pekerja Informal . U paya pencapaian kepeser taan menyeluruh jaminan kesehatan melalui mekanisme asuransi menghadapi tantangan yang tidak ringan jika dikaitkan dengan kondisi angkatan kerja yang ada. Angka pengangguran terbuka open unemployment rate memang relatif rendah, hanya 7,4 persen;namun angka setengah penganggur under employment rate sangat besar 28,3 persen. Dari 107, 41 juta pekerja, terdapat sekitar 32,8 juta pekerja yang masuk kategori sebagai setengah penganggur 17 . Mereka bekerja tetapi jam kerjanya dibawah 35 jam per minggu. Selain itu, mereka yang bekerja menerima rata-rata upah rendah karena pendidikan yang rendah. Seperlima lebih 22,28 persen pekerja Indonesia tidak pernah sekolah dan hampir sepertiganya 29,22 persen hanya 14 Badan Pusat Statistik BPS, Op. Cit., Tabel 2.5 diolah p.15 15 Mundiharno, “Determinan Sosial Ekonomi Intergenerational Transfer: Analisis Data IFLS I”, thesis, Jakarta, 1999, p. 2 16 Population Reference Bureau, 2010 World Population Data Sheet, Population Reference Bureau, 2010, p.2 17 Badan Pusat Statistik BPS, Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia, Agustus 2010, BPS, Jakarta, Tabel 2.9 diolah p.19