R P J P D   K a b .   N g a w i     T a h u n   2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B   I I - 3 3
Tabel 2.37 Capaian Kinerja Urusan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan umum,
Administrasi Keuangan daerah, Perangkat daerah, kepegawaian dan Persandian No
Indikator TAHUN
2007 2008
2009 2010
2011
1 SKPD yang mempunyai IKM
- -
6 10
14 2
Penerepan Sistem Informasi Manajemen Pemda
- -
1 2
4
20. Urusan Ketahanan Pangan
Dalam  rangka  mengurangi  angka  kemiskinan  dan  kerawanan pangan,  serta  mewujudkan  pemantapan  ketahanan  pangan  yang
mempunyai nilai sangat strategis dalam pembangunan  antara lain melalui peningkatan: 1 akses terhadap pangan dengan gizi yang   cukup sebagai
hak yang paling asasi bagi manusia, 2 kualitas  pangan  dan  gizi  yang dikonsumsi    sebagai  unsur  penentu  yang  penting  bagi  pembentukan
sumberdaya  manusia  yang  berkualitas,  3  ketahanan  pangan  merupakan salah  satu  pilar  utama  yang  menopang  ketahanan  ekonomi  daerah  dan
nasional yang berkelanjutan. Maka pembangunan ketahanan pangan selain diarahkan  pada   pemenuhan  kecukupan  pangan  bagi setiap  rumah tangga
juga  bagaimana  melakukan  pengelolaan  pangan  yang  bermutu  dan  aman untuk dikonsumsi.
Pola konsumsi pangan penduduk Kabupaten   Ngawi menunjukkan konsumsi pangan nabati masih didominasi dari padi-padian  dalam hal ini
beras  nabati,  sementara  konsumsi  pangan  hewani  dan  sumber  vitamin dan  mineral  masih  rendah,  menyebabkan  kualitas  konsumsi  gizi
masyarakat  Kabupaten    Ngawi  masih  rendah,    belum    beragam    dan bergizi  seimbang.
Sementara itu mutu produk pangan yang dinilai masih rendah serta masih  adanya  penggunaan  bahan  berbahaya  pada  pengolahan  pangan
karena kurangnya kesadaran pangan dan gizi dari masyarakat dikarenakan faktor pengetahuan mengenai pangan dan gizi, kebiasaan makan dan nilai
sosial  budaya  masyarakat    serta    kemampuan  dalam  mengakses  pangan masih  rendah  menyebabkan  kerawanan    pangan    masyarakat.
permasalahan  ini  merupakan  indikator  penyusunan  peta  kerawanan pangan dimana hasilnya diketahui kerawanan itu disebabkan bukan hanya
hal  diatas  tetapi  oleh  hal-hal  seperti  produksi,  akibat  bencana  alam, kemiskinan, sarana fisik jalan, listrik dan keterbatasan akses air bersih.