Urusan Sosial Urusan Ketenagakerjaan

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 2 9 Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Ngawi pada tahun 2007 sebesar 6,11, dan mencapai 9,78 pada tahun 2011. Pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan menunjukkan bahwa sebagian besar pengangguran di perdesaan berpendidikan paling tinggi SD dan SLTP, sementara di perkotaan sebagian besar berpendidikan SLTP dan SLTA. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengangguran di perdesaan berpendidikan rendah, dan pengangguran di perkotaan berpendidikan menengah. Tantangan yang harus diatasi dalam lima tahun mendatang adalah melakukan revitalisasi pendidikan peningkatan keterampilan pencari kerja. Capaian kinerja Urusan Ketenagakerjaan Kabupaten Ngawi selengkapnya dapat diuarikan sebagai berikut : Tabel 2.31 Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan No Indikator TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 1 Angka partisipasi angkatan kerja 73,36 73,36 73,36 74,31 74,31 2 Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun - - 0,33 0,33 0,32 3 Pencari kerja yang ditempatkan 24,1 23,28 15,68 21,37 33,17 4 Tingkat pengangguran terbuka 6,11 6,11 6,11 9,78 9,78 5 Keselamatan dan perlindungan 8,44 11,82 15,8 18,1 21,05 6 Perselisihan buruh dan pengusaha tehadap kebijakan pemerintah daerah - 100 100 100 100 7 Rasio penduduk yang bekerja 93,88 93,88 93,88 90,21 93,88

14. Urusan Koperasi dan UKM

Perkembangan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah menjadi bagian penting dari pengembangan ekonomi Kabupeten Ngawi. Kegiatan perkoperasian di Kabupeten Ngawi tumbuh berkembang, namun relatif lambat. Jumlah koperasi aktif tahun 2007 sebanyak 69,64 persen, kemudian menjadi 80,84 persen tahun 2011, Sementara Usaha mikro dan kecil yang berkembang sekitar 99,9 persen dari tahun 2007 sampai tahun 2009. R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 3 0 Peran koperasi masih belum optimal sebagai pilar perekonomian daerah. Hambatan dalam pengembangan UKM antara lain adalah terbatasnya akses koperasi dan UKM terhadap sumber daya produktif terutama permodalan, dan lemahnya kualitas SDM pelaku usaha. Selain itu, faktor penghambat pengembangan UKM adalah terbatasnya penguasaan teknologi, manajemen, informasi dan pasar. Sementara itu, perkembangan UKM non BPRLKM di Kabupeten Ngawi sebanyak 17 unit pada tahun 2007 dan menjadi 19 unit pada tahun 2011. Sedangkan jumlah BPRLKM sebanyak 7 unit pada tahun 2007 dan menjadi 10 unit pada tahun 2011. Kendala pengembangan UKM adalah terbatasnya akses permodalan, lemahnya manajemen usaha, belum berkembangnya sistem data dan informasi, dan terbatasnya jaringan pemasaran. Capaian kinerja layanan umum pada urusan Koperasi dan UKM diukur dengan indikator : Persentase koperasi aktif, Jumlah UKM non BPRLKM, Jumlah BPRLKM dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Tabel 2.32 Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UKM