Urusan Kebudayaan Urusan Kepemudaan dan Olahraga

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 3 2 Tabel 2.35 Capaian Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga No Indikator TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 1 Jumlah organisasi pemuda - - - - 44 2 Jumlah organisasi olah raga - - - - 24 3 Jumlah kegiatan kepemudaan - - - - 7 4 Jumlah kegiatan olahraga - - - - 18 5 Gelanggangbalai remaja selain milik swasta - - - - - 6 Lapangan olahraga - - - - 1 7 Jumlah klub olahraga - - - - 2

18. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Capaian kinerja layanan umum pada urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri diukur dengan indikator : Jumlah Kegiatan pembinaan politik daerah, Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP, Jumlah polisi pamong praja, Jumlah Linmas dan Jumlah penegakan Perda. Tabel 2.36 Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri No Indikator TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 1 Jumlah Kegiatan pembinaan politik daerah - - 2 2 2 2 Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP - - 1 1 2 3 Jumlah polisi pamong praja 162 140 107 106 104 4 Jumlah Linmas - - 6816 - - 5 Jumlah penegakan Perda - - - 232 44

19. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan umum, Administrasi

Keuangan daerah, Perangkat daerah, kepegawaian dan Persandian Capaian kinerja layanan umum pada urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan umum, Administrasi Keuangan daerah, Perangkat daerah, kepegawaian dan Persandian diukur dengan indikator : SKPD yang mempunyai IKM dan Penerepan Sistem Informasi Manajemen Pemda. R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 3 3 Tabel 2.37 Capaian Kinerja Urusan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan umum, Administrasi Keuangan daerah, Perangkat daerah, kepegawaian dan Persandian No Indikator TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 1 SKPD yang mempunyai IKM - - 6 10 14 2 Penerepan Sistem Informasi Manajemen Pemda - - 1 2 4

20. Urusan Ketahanan Pangan

Dalam rangka mengurangi angka kemiskinan dan kerawanan pangan, serta mewujudkan pemantapan ketahanan pangan yang mempunyai nilai sangat strategis dalam pembangunan antara lain melalui peningkatan: 1 akses terhadap pangan dengan gizi yang cukup sebagai hak yang paling asasi bagi manusia, 2 kualitas pangan dan gizi yang dikonsumsi sebagai unsur penentu yang penting bagi pembentukan sumberdaya manusia yang berkualitas, 3 ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama yang menopang ketahanan ekonomi daerah dan nasional yang berkelanjutan. Maka pembangunan ketahanan pangan selain diarahkan pada pemenuhan kecukupan pangan bagi setiap rumah tangga juga bagaimana melakukan pengelolaan pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi. Pola konsumsi pangan penduduk Kabupaten Ngawi menunjukkan konsumsi pangan nabati masih didominasi dari padi-padian dalam hal ini beras nabati, sementara konsumsi pangan hewani dan sumber vitamin dan mineral masih rendah, menyebabkan kualitas konsumsi gizi masyarakat Kabupaten Ngawi masih rendah, belum beragam dan bergizi seimbang. Sementara itu mutu produk pangan yang dinilai masih rendah serta masih adanya penggunaan bahan berbahaya pada pengolahan pangan karena kurangnya kesadaran pangan dan gizi dari masyarakat dikarenakan faktor pengetahuan mengenai pangan dan gizi, kebiasaan makan dan nilai sosial budaya masyarakat serta kemampuan dalam mengakses pangan masih rendah menyebabkan kerawanan pangan masyarakat. permasalahan ini merupakan indikator penyusunan peta kerawanan pangan dimana hasilnya diketahui kerawanan itu disebabkan bukan hanya hal diatas tetapi oleh hal-hal seperti produksi, akibat bencana alam, kemiskinan, sarana fisik jalan, listrik dan keterbatasan akses air bersih.